Translate

Senin, 26 Februari 2018

Doa Ketika Memasuki Perkampungan Baru

Diriwayatkan dari Sa'd bin Abi Waqqash Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Khaulah binti Hakim al-Salamiyah Radhiyallahu 'Anha berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam  bersabda:

مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ

"Siapa yang singgah di suatu tempat, lalu ia membaca: A'udzu Bikalimaatillaahit Taammaati min Syarri Maa Khalaq (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya)maka tak ada sesuatupun yang membahayakannya sehingga ia beranjak dari tempatnya tersebut." (HR. Muslim)

Keterangan

Kebiasaan bangsa Arab Jahiliyah, apabila mereka melewati suatu lembah atau tempat yang menyeramkan maka mereka berlindung kepada raja jin di tempat tersebut agar melindungi mereka dari gangguan jin atau hewan yang ingin mencelakakan mereka. Sebagaimana mereka, apabila datang ke negeri musuh lalu mereka meminta perlindungan kepada pembesar negeri tersebut dan di bawah jaminannya.

Maka saat jin melihat para manusia tersebut meminta perlindungan kepada mereka karena takutnya, maka jin tersebut semakin menakut-nakuti mereka sehingga para manusia tersebut terus-menerus meminta perlindungan. Sehingga jin tersebut menambah kesesatan dan dosa, karena mereka terus-menerus melakukan kesyirikan dan kemungkaran yang diperintahkannya.

Allah Ta'ala berfirman,

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

"Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa  laki-laki dari jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat." (QS. Al-Jin: 6)

Para ulama telah sepakat bahwa perbuatan semacam ini, yaitu isti'adzah (memohon perlindungan) kepada selain Allah adalah tidak boleh, bahkan termasuk bagian kesyirikan.

Mula Ali al-Qari al-Hanafi berkata, "Tidak boleh memohon perlindungan kepada jin. Karena Allah Subhanahu wa Ta'alatelah mencela orang-orang kafir atas perbuatan tersebut." Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan firman Allah Ta'ala:

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

"Dan pada suatu hari saat Allah mengumpulkan mereka semua (dan berfirman): "Wahai golongan jin! Kamu telah benyak menyesatkan manusia." Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah saling mendapatkan kesenangan. Dan sekarang waktu yang telah Engkau tentukan kepada kami telah  datang." Allah berfirman, "Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain." Sungguh Tuhanmu Mahabijaksana, Mahamengetahui." (QS. Al-An'am: 128)

Kesenangan yang didapatkan manusia dari jin berupa dituruti keinginannya, dikerjaka apa yang disuruhnya, dan diberitahu dari sebagian kabar ghaib. Sementara kesenangan yang didapatkan jin, manusia mengagungkannya, meminta perlindungan kepadanya, dan tunduk terhadap titahnya. (Diringkas dari Fathul Majid: 196)

Pelajaran dari kisah tersebut, bahwa diperohnya manfaat duniawi berupa dihindarkan dari keburukan atau mendapatkan keuntungan tidak menunjukkan bahwa itu bukan syirik.

Memohon perlindungan kepada jin (sering dikatakan orang: penguasa tempat tersebut) saat mampir ke suatu tempat tidak hanya ada pada zaman jahiliyah. Di zaman modern ini pun masih banyak yang melakukannya, seperti memohon perlingdungan kepada Nyi Roro kidul (banyak orang menyebutnya sebagai penguasa laut selatan, padahal semua belahan bumi adalah milik Allah dan Dia penguasa segalanya) saat melaut dengan melarung sesajen. Sering juga terjadi saat berkemah, para peserta meminta izin kepada penguasa tempat yang digunakan berkemah agar tidak diganggu. Begitu juga saat bepergian dan singgah di suatu tempat, ada juga yang permisi atau minta dilindungi kepada jin penguasa tempat tersebut. Sesungguhnya semua ini termasuk bentuk kesyirikan dan dapat membatalkan iman pelakunya.

. . . diperohnya manfaat duniawi berupa dihindarkan dari keburukan atau mendapatkan keuntungan tidak menunjukkan bahwa itu bukan syirik.

Tuntunan Syar'i Dalam Memohon Perlindungan

Ketika seorang muslim singgah di satu tempat atau menempati rumah baru dan berharap tidak mendapatkan gangguan atau kejahatan dari jin, kalajengking, ular dan makhluk Allah lainnya yang mempunyai potensi jahat, maka ia dianjurkan untuk berlindung kepada pencipta mereka semua, yaitu Allah Ta'ala. Salah satunya dengan membaca doa yang diajarkan Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ

"Siapa yang singgah di suatu tempat, lalu ia membaca: A'udzu Bikalimaatillaahit Taammaati min Syarri Maa Khalaq (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya),maka tak ada sesuatupun yang membahayakannya sehingga ia beranjak dari tempatnya tersebut." (HR. Muslim)

Jika orang-orang jahiliyah saat singgah di satu tempat mereka berlindung kepada jin-jin penguasa tempat tersebut, maka syariat datang dengan memerintahkan kepada kaum muslimin agar berlindung kepada Allah dengan menyebut nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya.

Dunia ini tersusun atas benua, dan didalam benua ada negara, didalam negara tersusun atas provinsi, didalam provinsi terdiri dari kabupaten/ kota, dalam kabupaten/ kota terdiri dari kecamatan dan didalam kecamatan terdiri dari kelurahan, desa/ kampung. Demikian luasnya dunia ini, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa manusia sering bermigrasi dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya. Walaupun terkadang perpindahan ini hanya sekedar untuk travelling atau berwisata.

Sesungguhnya tempat yang akan didatangi itu adalah wilayah yang berbeda dengan tempat tinggalnya, demikian pula budaya dan tradisi masyarakat. Dari perbedaan tersebut maka terjadi daya tarik untuk berkunjung dari daerah ke daerah lainya. Belum pasti kedatangan itu disambut dengan baik, karena itu berbekal pada pengetahuan untuk memahami sikap saling menghormati dan menghargai terhadap sesama hidup mutlak diperlukan. Disamping itu tentu saja kita senantiasa memohon keselamatan agar ditempat tersebut dapat diterima dengan baik, tidak dimusuhi, tidak disakiti dan tidak dianiaya.

Diriwayatkan di dalam kitab Sunan Imam Nasai dan kitab Ibnu Sinni melalui Shuhaib r.a. yang menceritakan:

Nabi saw belum pernah melihat suatu kampung yang hendak dimasukinya melainkan beliau mengucapkan doa berikut ketika melihatnya:

اَللّٰهُمَّ رَبَّ السَّمٰوٰتِ السَّبْعِ وَمَااَظْلَلْنَاوَالْاَ رَضِيْنَ السَّبْعِ وَمَااَقْلَلْنَ وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنِ وَمَااَظْلَلْنَ وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَاذَرَيْنَ, اَسْأَلُكَ خَيْرَهٰذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ اَهْلِهَاوَخَيْرَمَافِيْهَاوَنَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَاوَشَرِّاَهْلِهَاوَشَرِّمَافِيْهَا

Allaahumma rabbas samaawaatis sab’i wamaa adhlalna wal aradiinas sab’i wamaa aqlalna warabbasy syayaathiini wamaa adhlalna warabbar riyaahi wamaa dzaraina as-aluka khaira haadzihil qaryati wakhaira ahlihaa wakhaira maa fiihaa, wana’uudzu bika min syarri haa wa syarri ahlihaa wa syarri maa fiihaa.

“Ya Allah, Rabb tujuh langit dan semua yang dinaunginya, Rabb tujuh lapis bumi dan semua yang dimuatnya, Rabb semua setan dan semua yang disesatkannya, dan Rabb angin dan semua yang ditiupnya, aku memohon kepada-Mu kebaikan kampung ini, kebaikan penghuninya, dan kebaikan apa yang terkandung di dalamnya.
Dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatannya, dari kejahatan penduduknya dan dari kejahatan apa yang terkandung di dalamnya.”

Diriwayatkan di dalam kitab Ibnu Sinni melalui Siti Aisyah r.a. yang menceritakan:

Rasulullah saw bila hampir sampai pada suatu daerah yang hendak dimasukinya selalu mengucapkan doa berikut:

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هٰذِهِ وَخَيْرِمَاجَمَعْتَ فِيْهَا وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَاجَمَعْتَ فِيْهَا, اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنَاحَيَاهَاوَاَعِذْنَامِنْ وَبَاهَاوَحَبِّبْنَااِلَى اَهْلِهَاوَحَبِّبْ صَالِحِى اَهْلِهَااِلَيْنَا

Allaahumma innii as-aluka min khairi haadzihi wakhairi maa jama’ta fiihaa wa a’uudzu bika min syarri haa wa syarri  maa jama’ta fiihaa.
Allaahummar zuqnaa hayaahaa, wa a’idz naa min wabaahaa, wa habbibnaa ila ahliha wa habbib shaalihii ahlihaa ilainaa.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikan kampung ini, dan kebaikan yang Engkau himpun padanya, serta aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan apa yang terkandung di dalamnya.
Ya Allah, berilah kami rezeki dari kehidupannya, dan lindungilah kami dari wabah (penyakitnya), jadikanlah kami mencintai para penduduknya serta jadikanlah orang-orang saleh dari penduduknya mencintai kami

Dengan berbekal pada pesan Rasulullah SAW kita tidak diperkenankan untuk berbuat seenaknya disuatu daerah. Karena adat istiadat dan tata krama suatu daerah tentu berbeda dengan kebiasaan yang sering dilakukan. Sadarilah bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan bisa jadi menyakiti atau merugikan orang lain. Baik disadari atau tanpa kesadaran, karena itu sebaik- baik manusia yang selalu mohon perlindungan kepada Allah SWT. Dengan harapan kedatangan kita membawa kemaslahatan bagi diri sendiri dan orang-orang yang bertempat tinggal ditempat tersebut.

Manfaat Doa

Siapa yang membaca doa ini dengan benar, maka ia akan terlindungi dari berbagai gangguan, keburukan, dan kejahatan (seperti sakit atau pengaruh buruk) yang ditimbulkan oleh makhluk yang memiliki keburukan dan potensi jahat, seperti jin, manusia, dan selainnya, baik yang nampak atau tersembunyi sehingga ia meninggalkan termpat tersebut. Seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Maka tak ada sesuatupun yang membahayakannya sehingga ia beranjak dari tempatnya tersebut."

Imam al-Qurthubi telah memberikan kesaksian atas doa ini. Beliau telah membuktikannya dan biasa mempraktekkannya, sehingga pada suatu malam beliau lupa membacanya saat memasuki rumahnya sehingga beliau tersengat kalajengking. Lalu beliau berkata, "Maka aku berpikir (merenung), ternyata aku telah lupa berta'awudz (berlindung)  dengan kalimat-kalimat tersebut."

Sudah Membaca, Masih Juga Tidak Aman

Ini persoalan yang terkadang terjadi, orang sudah membacanya namun masih juga tersengat binatang, diganggu jin, atau kecurian. Apanya yang salah? Apa doanya tidak mujarab? Ataukah yang mengabarkan berdusta?

Seorang muslim wajib mengimani, apa yang diberitakan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah benar, dan apa yang beliau perintahkan pasti membawa manfaat. Beliau tidak berdusta dan tidak mengarang-ngarang sendiri dalam memberikan tuntutan. Semua itu berasal dari wahyu yang beliau terima dari Rabbnya dan Tuhan kita semua.

Allah Ta'ala berfirman,

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى  إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

 "Dan tidaklah yang diucapkannya itu menurut hawa nafsunya. Dia itu tidak lain adalah wayu yang diberikan kepadanya." (QS. Al-Najm: 3-4)

Jika seseorang melakukan sebab syar'i (doa ini) yang diajarkan Nabi, lalu tidak didapatkan manfaatnya, maka itu bukan karena doanya yang ada cacat, salah atau tidak benar. Tetapi karena adanya mawani' (penghalang) dari dikabulkannya doa tersebut. Misalnya, membacakan surat Al-Fatihah atas orang sakit akan menjadi obat. Namun ada orang yang membacanya, tapi tidak menyembuhkan. Maka itu bukan karena al-Fatihahnya yang tidak mujarab, tapi karena adanya mawani' antara sebab dan pengaruhnya. Misal lain, orang yang membaca doa ketika akan berjima' maka syetan tidak akan bisa menimpakan gangguan pada anak tersebut. Namun, ada orang yang sudah membacanya, tapi anaknya tetap diganggu syetan. Maka hal itu bukan karena doanya tidak mujarab, tapi karena adanya mawani' yang menghalangi terkabulnya manfaat. Maka hendaknya orang tadi mengintrospeksi diri dan mencari tahu apa yang menghalangi dari terkabulnya doa perlindungan yang dibacanya tersebut. Mungkin, karena makanan yang tidak halal, banyaknya kemaksiatan yang dikerjakan, atau mungkin masih ada durhaka kepada orang tua.

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar