Translate

Jumat, 30 Desember 2016

Ibnu Zuhr Dokter Kenamaan Pada Masa Kejayaan Islam

Dalam sejarah Islam dikenal beberapa intelektual muslim yang terkenal sebagai perintis dalam bidang kedokteran, sebut saja Ibnu Sina atau Avicena dan Al Razi atau Razhes. Selain itu masih ada dua nama yang merupakan pioner dibidang ini. Mereka adalah Abu Marwan Abdul Malik Ibu Zuhr atau Avenzoar dan Abu Al-Kaseem Khalaf Al-Zahrawi atau Abulcasis.
Abu Marwan Abdul Malik Ibnu Zuhr
Ibnu Zuhr mempunyai nama lengkap Abu Marwan bin Abdul Mulk bin Abu al-A’la Zuhr bin Muhammad bin Marwan bin Zuhr al-Iyadi. Ibnu Zuhr lahir di Seville, Spanyol pada tahun 1091 M. Ia dikenal sebagai dokter, apoteker, ahli bedah, sarjana islam, dan seorang guru.
Jejak Hidup Sang Dokter

Abu Marwan Abdal-Malik Ibnu Zuhr. Itulah nama lengkap Avenzoar atau Ibnu Zuhr yang terlahir di Seville, Spanyol, pada tahun 1091 M. Dia dikenal sebagai dokter, apoteker, ahli bedah, sarjana Islam, dan seorang guru. Beberapa sejarawan menyebut Ibnu Zuhr sebagai orang Yahudi, namun Bapak Sejarah Sains, George Sarton memastikan bahwa sang dokter adalah seorang Muslim.

Ia menimba ilmu kedokteran di Universitas Cordoba. Ibnu Zuhr merupakan keturunan dari keluarga Bani Zuhr yang melahirkan lima generasi dokter, termasuk dua di antaranya wanita. Ibnu Zuhrpertama kali belajar praktik kedokteran dari ayahnya bernama Abu’l-Ala Zuhr (wafat tahun 1131 M). Kakeknya juga adalah seorang dokter yang termasyhur di Andalusia.

Setelah merampungkan studinya, sastra, hukum, dan doktrin, Ibnu Zuhr mulai mendalami ilmu kedokteran secara khusus, Ibnu Zuhr lalu mendedikasikan dirinya untuk penguasa Dinasti Al- Murabitunpenguasa Spanyol Islam setelah padamnya Kekhalifah an Umayyah. Hubungannya dengan penguasa Dinasti Murabitun memburuk ketika Ali Ibnu Yussuf Ibnu Tachfine berkuasa.

Ibnu Zuhr lalu dipenjara selama 10 tahun di Marrakech. Setelah kekuasaan dinasti itu berakhir, Ibnu Zuhr kembali ke Andalusia dan mengabdi pada Abd al-Mu’minpenguasa pertama Dinasti Al-Muwahidun. Ia adalah teman, murid, dan guru seorang dokter serta filsuf terkemuka Ibnu Rushd. Di era kekuasaan Dinasti Muwahidun, Ibnu Zuhr menulis karya-karyanya. Ia tutup usia pada 1161 M di tanah kelahirannya, Seville. Meski begitu, ia tetap dikenang dan namanya masih tetap abadi.

Ibnu Zuhr mewariskan beberapa kitab kedokteran penting bagi peradaban manusia modern, seperti: Kitab at-Taysirfi al-mudawat wa at-tadbir (Perawatan dan Diet). Ini adalah ensiklopedia kedokteran yang membuktikan bakat dan keahlian Ibnu Zuhr. Dia lalu menawarkan kepada temannya, Ibnu Rushd, untuk mengumpulkan bukunya dalam Generalities in Medicine.

Kedua buku itu saling melengkapi satu sama lain. Buku tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada 1490 M dan masih digunakan sebagai referensi hingga abad ke-17 M. Salinan buku kompilasi antara karya Ibnu Zuhr dan Ibnu Rushd itu masih tersimpan di banyak perpustakaan, seperti di Perpustakaan Umum Rabat, perpustakaan-perpustakaan di Paris, Oxford di Inggris, dan Florence di Italia.

Kitab al-Iktisad fi Islah an-Nufus wa al-Ajsad (Curing souls and bodies) adalah rangkuman berbagai penyakit, perawatannya, pencegahan, kesehatan, dan psikoterapi. Salinan kitab ini masih tersimpan di Perpustakaan Istana di Rabat.

Kitab al-Aghdia wa al-adwya (Nutrition and Medication). Dalam kitab ini, Ibnu Zuhr menjelaskan beragam jenis makanan bergizi, obat-obatan, serta dampaknya bagi kesehatan risalah. Dua salinannya masih tersimpan dengan baik di Perpustakaan Istana di Rabat. Lewat karya-karyanya itulah pemikiran Ibnu Zuhr hingga kini tak pernah mati.

Jasa-Jasa Ibnu Zuhr

Ibnu Zuhr adalah dokter Muslim yang mengkaji dan menguasai pengobatan penyakit jaman keemasanya Islam. Ia menulis sebuah kitab berjudul kitab al-Taysir. Kitab ini menjelaskan pengobatan penyakit pericarditis.

Ibnu Zuhr dikenal sebagai dokter yang unik. Ia mengembangkan ilmu kedokteran didasarkan dari percobaan ilmiah. Ibnu Zuhr juga merupakan dokter pertama yang memanfaatkan binatang sebagai ‘kelinci percobaan’. Ibnu Zuhr mampu menemukan beberapa penyakit yang tak diketahui sebelumnya, seperti penyakit paru-paru.

Yang lebih memukau lagi. Ibnu Zuhr merupakan dokter pertama yang menggunakan jarum suntik untuk memberikan makanan buatan bagi pasiennya. Sang dokter dari Spanyol itu juga merupakan orang pertama yang berhasil mengungkapkan nilai gizi yang terkandum dalam madu.

Ibnu Zuhr Sebagai Perintis Ilmu Parasitologi

Penyakit kulit seperti gatal - gatal, panu, kadas, kudis, kurap, kutu air dan sejenisnya seringkali dianggap remeh, namun sangat menjengelkan. Selain menanggung malu, orang yang terkena penyakit kulit akan sangat terganggu karena penyakit menular ini dapat menimbulkan rasa gatal atau perih pada bagian kulit yang terinfeksi. Penyebab penyakit kulit biasanya dikarenakan faktor kebersihan diri dan lingkungan. Pola hidup yang tidak bersih bisa memicu datangnya jamur atau parasit yang menjadi biang munculnya penyakit kulit.

Orang yang pertama kali meneliti dan menjelaskan dengan komplit dan komprehensif mengenai penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalah Ibnu Zuhr. Rekam jejak Ibnu Zuhr di bidang ini terbukti sangat rinci dan memberikan pencerahan bagi perkembangan ilmu kedokteran dan pengobatan, khususnya di bidang ilmu parasitologi, yakni ilmu yang mempelajari tentang parasit. Lantaran itulah, Ibnu Zuhr memperoleh gelar sebagai Bapak Ilmu Parasitologi sekaligus sebagai ilmuwan pertama di dunia yang mempelajari dan mencetuskan kajian tentang parasit.

Ibnu Zuhr adalah salah seorang ilmuwan yang terlahir dari masa kejayaan Islam di kawasan Andalusia ( sekarang menjadi wilayah Spanyol dan Portugis ) di Eropa. Oleh kalangan ilmuwan Eropa, Ibnu Zuhrdikenal dengan nama Avenzoar. Dilahirkan pada 1091 Masehi di Sevilla, Andalusia,Ibnu Zuhr memang beradal dari keluarga Dokter. Jenjang kependidikannya pun tidak jaug dari dunia medis, termasuk di masa kuliahnya di mana Ibnu Zuhr merupakan alumni dari perguruan tinggi khusus kedokteran, yaitu Cordoba Medical University.

Di semesta ilmu kedokteran yang cukup luas, Ibnu Zuhr berkonsentrasi pada bidang khusus pengobatan. Setelah lulus dari Cordoba Medical University, tentunyaIbnu Zuhr menyandang predikat sebagai seorang dokter. Namun, ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan penelitian dan eksperimen daripada berpraktik sebagai dokter umum. Ibnu Zuhr bertipikal dokter ilmuwan, ia berperan selaku ilmuwan yang berusaha untuk menemukan formulasi obat untuk menyembuhkan penyakit.

Ibnu Zuhr adalah orang pertama yang mengujicobakan obat kepada binatang terlebih dahulu sebelum digunakan untuk Manusia. Hal ini dilakukannya supaya tidak menimbulkan efek yang berbahaya bagi manusia apabila reaksi dari obat itu ternyata tidak sesuai yang diinginkan.

Pada suatu kesempatan, Ibnu Zuhr diminta oleh Ibnus Rushd, salah seorang ilmuwan Muslim ternama, untuk menulis buku tentang pengobatan yang kemudian diberi judul Al-Taysier fi Al-Mudawat wa Al-Tadbis. Buku yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Book of Simplification Concerning Therapeutics anda Diets ini menjelaskan secara terperinci ihwal keadaan patologi ( penyakit ) dan terapi / pengobatan untuk menyembuhkannya, Ibnu Zuhr mengawali tulisannya dengan pemaparan mengenai studi deskriptif tentang raga penyakit ringan. Selanjutnya, Ibnu Zuhrmenerangkan secara sistematis tentang bagian anatomi Manusia, dari kepala sampai kaki.

Karya - karya Ibnu Zuhr yang kemudian dibukukan menjadi buku terlengkap dalam dunia kedokteran, khususnya di bidang pengobatan penyakit. Selain Al-Taysier fi Al-Mudawat wa Al-Tadbis, Ibnu Zuhr masih punya sejumlah kitab ilmiah lainnya. Buku berjudul Al-Aghziya atau Book of Foods Stuffs, Misalnya, adalah karya Ibnu Zuhryang menerangkan mengenai pentingnya obat dan makanan bergizi. Dalam hal ini,Ibnu Zuhr tercatat sebagai perintis diterapkannya metode memberikan makanan melalui kerongkongan pada paisen yang tidak bisa diberikan makan lewat mulut.

Meskipun menguasai banyak cabang ilmu pengobatan, namun Ibnu Zuhr paling banyak menaruh perhatian pada penanganan penyakit kulit yang termasuk dalam kategori parasitologi. Rincian pemikiran Ibnu Zuhr tentang parasitologi, yakni mengenai jenis - jenis penyakit kulit, faktor penyebabnya, dan juga cara pengobatannya, diterangkan dalam salah satu bukunya yang berjudul Al-Iqtishad fi Islah al-Anfus Wa al-Afsad atau The Book of Middle of Course Concerning The Reformation of Souls anda The Bodies.

Semasa hidupnya, Ibnu Zuhr telah banyak menghasilkan pemikiran berharga bagi ilmu kedokteran yang kemudian diterbitkan dalam bentuk buku atau kitab. Total, jumlah kitab yang menghimpun segenap pemikiran dan hasil penelitian Ibnu Zuhrada 9 buah. Hal itu menunjukkan kepiawaian Ibnu Zuhr di bidangnya. Terlebih lagio, Ibnu Zuhr pernah dipercaya menjabat sebagai mentri pada masa DInasti Muhawid di Andalusia di bawah kepemimpinan Sultan Abd Al-Mu'min. Ibnu Zuhr meninggal dunia di tanah kelahirannya, di Sevilla, Andalusia, pada 1161.‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar