Translate

Minggu, 11 September 2016

Bagaikan Menggenggam Bara Api

Di era globalisasi saat ini, peta aqidah dan sejarah umat Islam secara sadar ataupun tidak sadar telah mengalami perubahan, seiring pesatnya perkembangan informasi dan teknologi. Berbagai media informasi dan komunikasi yang mengglobal telah mampu menyihir opini yang mengubah keyakinan hidup seseorang. Keyakinan orang tentang alam gaib, tentang loyalitas kepada sesama Muslimin serta disloyalitas kepada kekufuran dan kemaksiatan, kekuatan dan kelemahan terhadap komitmen hukum-hukum Allah Ta’ala semuanya ikut berubah.

Sikap acuh tak acuh terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam terwujud dalam sikap menyimpang dari manhaj dan sunnahnya, beralih kepada prinsip-prinsip tokoh barat dan timur. Baik dalam permasalahan politik, pemikiran dan filsafat atau dalam masalah adab dan akhlak. Sebagian pemikiran orang ada yang hanya terikat dengan realita yang sifatnya kasat mata dan modern, lalu terpukau dengan tokoh-tokoh seperti itu dan melupakan kondisi yang agung yang dibawa Nabi untuk mereka yang hidup dan yang mati, sekarang dan masa yang akan datang, bahkan untuk kehidupan dan kematian. Sebagian orang menganggap sepele dalam hal merusak sirrah (sejarah hidup) Nabi dan sunnahnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya perasaan ragu terhadap ucapan dan perbuatan beliau yang bersifat tasyri‘ (pensyari’atan kepada umatnya). Sebagian orang lagi bahkan ada yang berani secara terang-terangan menyelisihi dan menentang perintah dan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Padahal, mengikuti sunnah berarti mengikuti syari’at Islam, hukum dan adab-adabnya. Karena sunnah adalah Islam itu sendiri dan Islam adalah sunnah itu sendiri. Mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan menaati perintah-perintahnya, berarti mengikuti jalan petunjuk dan keselamatan. Jalan keselamatan dari perselisihan yang sudah dan akan terjadi.  Saking agung dan pentingnya jalan petunjuk dan keselamatan ini, beliau pun memerintahkan untuk menggigitnya dengan gigi geraham. Maksudnya agar kaum muslimin memegang sunnah dengan kuat, sekuat daya gigit gigi geraham.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Abu Dawud‎

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ قِيْلَ : مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : الَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ .

"Sesungguhnya islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing, maka pohon Thuba (di surga) untuk orang yang terasing". Dikatakan: "Siapakah mereka wahai Rasulullah ?" Beliau menjawab: (Yaitu) orang-orang yang berbuat ishlah (kebaikan) ketika manusia telah rusak".  SHOHIH   (HR. Abu Amru Ad Daani dalam kitabnya As Sunan Al Waaridah fil fitan 1/25)‎

Thuba itu secara bahasa artinya "Beruntung" sedangkan secara syar'i maknanya adalah Pohon Thuba yang berada di surga. (Lihat Lisanul Arab oleh Ibnu Mandhur rahimahullah (wafat th. 711 H) 1/565 cet. Daar Shoodir 1414 H). Maksud dari pohon Thuba dijelaskan dalam hadits berikut : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

إِنَّ فِي الجَنَّةِ شَجَرَةً، يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ، لاَ يَقْطَعُهَا، وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ: {وَظِلٍّ مَمْدُودٍ} [الواقعة: 30[

"Sesungguhnya di dalam surga terdapat pohon yang dilewati oleh penunggang kuda selama seratus tahun tapi ia tak keluar dari naungannya. Bacalah jika kalian mau, "Dan naungan yang terbentang luas" [QS. Al-Waqi'ah: 30]."  SHOHIH   (HR. Abu Amru Ad Daani dalam kitabnya As Sunan Al Waaridah fil fitan 1/25,)‎

Nabi Shallallahu'alaihi wasallam pernah ditanya oleh shahabatnya:

وَمَا طُوبَى؟ قَالَ: " شَجَرَةٌ فِي الْجَنَّةِ مَسِيرَةُ مِائَةِ عَامٍ، ثِيَابُ أَهْلِ الْجَنَّةِ تَخْرُجُ مِنْ أَكْمَامِهَا

"Apa itu Thuba, kemudian Beliau menjawabnya: "Pohon (terbesar) yang ada di surga. yang jaraknya (dilalui oleh penunggang kuda yang mahir dan sangat kencang) sejauh seratus tahun (tapi belum melampuinya) Pakaian ahli surga terbuat dari kelopaknya. "  SHOHIH (HR. Ahmad no. 11673)‎

Berpegang teguh dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini memang amat berat, bagai mereka yang memegang bara api.
Dalam salah satu riwayat disebutkan:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Akan datang kepada manusia suatu masa yang ketika itu orang yang sabar di atas agamanya seperti menggenggam bara api." HR. At-Tirmidzi no. 2260. 
Dijelaskan dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa di zaman tersebut, orang yang berpegang teguh dengan agama hingga meninggalkan dunianya, ujian dan kesabarannya begitu berat. Ibaratnya seperti seseorang yang memegang bara (nyala) api.
Ath Thibiy berkata bahwa maknanya adalah sebagaimana seseorang tidak mampu menggenggam bara api karena tangannya bisa terbakar sama halnya dengan orang yang ingin berpegang teguh dengan ajaran Islam saat ini, ia sampai tak kuat ketika ingin berpegang teguh dengan agamanya. Hal itu lantaran banyaknya maksiat di sekelilingnya, pelaku maksiat pun begitu banyak, kefasikan pun semakin tersebar luas, juga iman pun semakin lemah.

Merekalah orang yang istiqamah di tengah keterasingan. Karena itulah, Allah memberikan pahala besar.

Dari Abu Tsa’labah al-Khusyani, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ. قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ
“Sesungguhnya setelah kalian akan datang hari-hari kesabaran, orang yang sabar pada hari itu bagaikan orang yang menggenggam bara, orang yang beramal tatkala itu memperoleh pahala lima puluh orang yang beramal seperti amalannya,”

Sahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah, lima puluh orang diantara mereka ?,”

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :”Tidak, tapi lima puluh dari kalangan kalian.”

(HR. Abu Daud no. 3778, At-Tirmizi no. 2984, dan Ibnu Majah no. 4004)

Allahu akbar…! pahala 50 orang di kalangan sahabat.

Ibnul Qayyim rahumahullah dalam kitab Madarijus Salikin 3/199 menjelaskan,
“Pahala yang besar ini karena keterasingannya di antara manusia dan karena dia berpegang teguhnya dengan Sunnah diantara kegelapan hawa dan akal pikiran.”‎

Syaikh Al-Mubarakfuri menukil perkataan Al-Qari,

لا يمكن القبض على الجمرة إلا بصبر شديد وتحمل غلبة المشقة كذلك في ذلك الزمان لا يتصور حفظ دينه ونور إيمانه إلا بصبر عظيم

“Tidak mungkin menggenggam bara api kecuali dengan kesabaran yang sangat dan menanggung kesusahan yang sangat. Ini bisa terjadi pada zaman yang tidak bisa terbayangkan lagi bagaimana bisa menjaga agama kecuali dengan kesabararan yang besar.”

Para ulama juga menjelaskan hadits ini, kelak akan datang zaman banyak kerusakan dan sudah merajalela. Kemaksiatan dianggap biasa.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di menjelaskan hadits,

أنه في آخر الزمان يقل الخير وأسبابه، ويكثر الشر وأسبابه، وأنه عند ذلك يكون المتمسك بالدين من الناس أقل القليل. وهذا القليل في حالة شدة ومشقة عظيمة، كحالة القابض على الجمر، من قوة المعارضين، وكثرة الفتن المضلة، فتن الشبهات والشكوك والإلحاد، وفتن الشهوات وانصراف الخلق إلى الدنيا وانهماكهم فيها، ظاهراً وباطناً،

“Pada akhir zaman akan sedikit kebaikan dan sebab-sebabnya, merajalela keburukan dan sebab-sebabnya dan pada saat itu orang yang berpegang teguh dengan agama sangat sedikit jumlahnya. Yang sedikit ini berada dalam keadaan kesusahan (karena banyaknya fitnah) sebagaimana orang yang mengenggam bara api karena banyak yang menentang dan banyak fitnah yang menyesatkan, fitnah syubhat, keraguan, berpaling dari kebenaran, fitnah syahwat dan condongnya makhluk kepada dunia dan tenggelam dengan kemilau dunia baik dzahir dan batin.”

Kita hidup di zaman fitnah yang begitu dahsyat melanda kaum muslimin. Bagaikan gelombang yang silih berganti datang menerpa pantai, begitu juga fitnah akhir zaman yang telah disebutkan Rasulullah-shallallahu ‘aliahi wa sallam- .
Betapa tidak, fitnah syubuhat yang meluluh-lantahkan agama seorang muslim, dan fitnah syahawat yang menjerumuskannya ke dalam kubangan maksiat…begitu dahsyatnya menyambar-nyambar dan akan menjungkir balikkannya …seandainya Allah tidak menjaga dan memeliharanya.

Zubair bin Adi, dia berkata:”kami datang menemui Anas bin malik mengadukan penderitaan yang kami dapati dari perlakuan Alhajjaj, maka beliau berkata:


اصْبِرُوا فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.رواه البخاري

Sabarlah, sesungguhnya tidak akan datang pada kalian suatu zaman kecuali yang berikutnya lebih buruk dari yang sebelumnya hingga kalian bertemu dengan Rabb kalian, begitu yang kudengar dari Nabi Kalian-shallallahu ‘alaihi wa sallam.HR. Bukhari.
Hadis-hadis Nabi tentang munculnya fitnah akhir zaman‎

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْل.رواه البخاري


Sesungguhnya sebelum kedatangan hari kiamat akan ada hari-hari yang turun padanya kejahilan, dan ilmu diangkat, dan akan terjadi banyak alharaj yaitu pembunuhan.HR Bukhari.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” يتقارب الزمان ويقبض العلم وتظهر الفتن ويلقى الشح ويكثر الهرج، وقالوا: ومالهرج يا رسول الله ؟ قال: القتل ” .رواه البخاري‎

Dari Abu Hurairah-radhiallahu ‘anhu dia berkata: bersabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:” zaman menjadi dekat, ilmu dicabut, dan muncul berbagai fitnah, kekikiran meraja rela dan banyak terjadi alharaj (pembunuhan), mereka bertanya:” apa itu Haraj ya Rasulullah:?beliau menjawab:”yaitu pembunuhan. HR. Bukhari.

Berkata Hudzaifah Ibnul Yaman: Suatu hari Umar bertanya:”‎

أَيُّكُمْ يَحْفَظُ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْفِتْنَةِ قُلْتُ أَنَا كَمَا قَالَهُ قَالَ إِنَّكَ عَلَيْهِ أَوْ عَلَيْهَا لَجَرِيءٌ قُلْتُ فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ وَالنَّهْيُ قَالَ لَيْسَ هَذَا أُرِيدُ وَلَكِنْ الْفِتْنَةُ الَّتِي تَمُوجُ كَمَا يَمُوجُ الْبَحْرُ قَالَ لَيْسَ عَلَيْكَ مِنْهَا بَأْسٌ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا قَالَ أَيُكْسَرُ أَمْ يُفْتَحُ قَالَ يُكْسَرُ قَالَ إِذًا لَا يُغْلَقَ أَبَدًا قُلْنَا أَكَانَ عُمَرُ يَعْلَمُ الْبَابَ قَالَ نَعَمْ كَمَا أَنَّ دُونَ الْغَدِ اللَّيْلَةَ إِنِّي حَدَّثْتُهُ بِحَدِيثٍ لَيْسَ بِالْأَغَالِيطِ فَهِبْنَا أَنْ نَسْأَلَ حُذَيْفَةَ فَأَمَرْنَا مَسْرُوقًا فَسَأَلَهُ فَقَالَ الْبَابُ عُمَر.رواه البخاري‎

Adakah diantara kalian yang menghafalkan Hadis Rasulullah tentag fitnah? Hudzaifah berkata: Saya hafal seperti apa yang disebutkan Nabi, Umar menjawab: sungguh kamu berani menjawabnya, bagaimana Beliau bersabda tentang hal itu?Aku menjawab: fitnah seseorang pada keluarga, anak-anak dan tetangganya, akan dapat dihapus dengan sholat, shadaqah dan amar ma’ruf( nahi mungkar) Umar berkata: bukan hal ini yang ku ingginkan, tetapi yang kumaksudkan adalah fitnah yang datang bagaikan gelombang lautan. Berkata hudzaifah: tidak ada masalah bagimu dengan fitnah tersebut- wahai amirul mukminin-, antaramu dan fitnah itu ada pintu yang terkunci. Umar bertanya: apakah kelak pintu itu dirusak atau dibuka, Hudzaifah berkata: tidak, tetapi pintu itu akan dirusak. Umar bertanya:’ sekiranya pintu itu dirusak maka tiadak akan dapat ditutup kembali? Hudzaifah berkata: ya benar.Berkata salah seorang perawi: kami segan bertanya pada Hudzaifah siapa yang dimaksud dengan “pintu “tersebut, maka kami meminta agar Masruq bertanya padanya siapakah yang dimaksudkan dengan pintu itu, maka Masruq bertanya pada Hudzaifah dan ia menjawab bahwa pintu fitnah itu adalah Umar. Kembali Masruq bertanya:apakah Umar mengetahui bahwa dialah pintu fitnah tersebut?dia menjawab: ya, sebagaimana dia mengetahui bahwa sebelum esok akan datang malam terlebih dahulu, karena aku telah memberitakannya dengan hadis yang tidak ada padanya kekeliruan”. HR. Bukhari.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ رَبِّ الْكَعْبَةِ قَالَ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَإِذَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ جَالِسٌ فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ وَالنَّاسُ مُجْتَمِعُونَ عَلَيْهِ فَأَتَيْتُهُمْ فَجَلَسْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَنَزَلْنَا مَنْزِلًا فَمِنَّا مَنْ يُصْلِحُ خِبَاءَهُ وَمِنَّا مَنْ يَنْتَضِلُ وَمِنَّا مَنْ هُوَ فِي جَشَرِهِ إِذْ نَادَى مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ جَامِعَةً فَاجْتَمَعْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِي أَوَّلِهَا وَسَيُصِيبُ آخِرَهَا بَلَاءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ مُهْلِكَتِي ثُمَّ تَنْكَشِفُ وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ هَذِهِ هَذِهِ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنْ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِي يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنْ اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا عُنُقَ الْآخَرفَدَنَوْتُ مِنْهُ فَقُلْتُ لَهُ أَنْشُدُكَ اللَّهَ آنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهْوَى إِلَى أُذُنَيْهِ وَقَلْبِهِ بِيَدَيْهِ وَقَالَ سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ وَوَعَاهُ قَلْبِي فَقُلْتُ لَهُ هَذَا ابْنُ عَمِّكَ مُعَاوِيَةُ يَأْمُرُنَا أَنْ نَأْكُلَ أَمْوَالَنَا بَيْنَنَا بِالْبَاطِلِ وَنَقْتُلَ أَنْفُسَنَا وَاللَّهُ يَقُولُ{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا }قَالَ فَسَكَتَ سَاعَةً ثُمَّ قَالَ أَطِعْهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ وَاعْصِهِ فِي مَعْصِيَةِ اللَّهِ .رواه مسلم

Dari Abdurrahman bin Abd Rabbil ka bah, dia berkata: aku masuk ke dalam sebuah masjid, tiba-tiba kudapati Abdullah bi Amr bin al-Ash sedang duduk di bawah naungan Ka’bah ditengah tengah kerumunan manusia yang mengintarinya, maka aku pergi mendatangi mereka dan aku duduk mendekatinya, maka dia berkata: Dahulu kami pernah bersama Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam suatu perjalanan, kamipun singgah di suatu tempat. Diantara kami ada yang memperbaiki tendanya dan ada juga yang berlatih memanah dan ada juga yang mengembalakan hewan tunggangannya, tiba-tiba dikumandangakan seruan oleh muazzin Rasulillah agar berkumpul untuk shalat, maka kami segera berkumpul bersama Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-selepas itu beliau bersabda: sesungguhnya tidak pernah ada Nabi sebelumku kecuali wajib atasnya untuk memberitahukan umatnya atas segala kebaikan yang dia ketahui untuk mereka, dan memperingatkan mereka dengan segala keburukan yang dia ketahui untuk mereka, dan sesungguhya umat kalian ini dijadikan keselamatannya pada generasi awalnya dan akan datang menimpa generasi akhir uamt ini bencana dan perkara-perkara yang kalian ingkari.Akan datang fitnah yang saling melemahkan satu dengan yang lainnya..akan datang fitnah sehingga berkata seorang mukmin:” inilah fitnah yang membinasakanku, kemudian fitnah tersebut hilang…kemudian dia datang kembali sehingga berkata seorang mukmin: mungkin inilah..inilah (yang membinasakanku. Maka barang siapa yang ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga…maka hendaklah dia mati tatkala ajal menjemputnya dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hendaklah dia mendatangi (mempergauli)manusia dengan baik sebagaimana yang dia ingginkan agar manusia berbuat yang serupa padanya, maka barang siapa yang telah membaiat seorang pemimpin dan memberikan padanya uluran tangan dan buah hatinya, maka hendaklah dia mematuhinya semampunya, jika ada yang lain inggin merebut kekuasaan darinya maka hendaklah kalian memenggal leher (memerangi) orang yang memberontak tersebut.Kemudia aku mendekatinya dan bertanya: aku bersumpah demi Allah,benarkah anda mendengarnya langsung dari Rasulullah? Maka dia menunjuk ke telinga dan dadanya sembari berkata: kedua telingku ini benar-benar mendengarnya dan hatiku memahaminya. Kemudian aku berkata padanya: lihatlah ini anak pamanmu Muawiyah dia memerintahkan kami untuk memakan harta antara kami dengan batil dan saling membunuh diri kami, padahal Allah berfirman:”Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian memakan har-harta kalian diantara kalian dengan jalan yang bati kecuali dengan jual dengan keridhoan antara kalian dan janganlah kalian bunuh diri-diri kalian sesungguhnya Allah begitu sayangnya terhadap kalian. Maka Abdullah diam beberapa saat dan kemudian berkata: taatilah dia dalam ketaatan kepada Allah dan jangan patuhi dia dalam maksiat kepada Allah. HR. Muslim

Akan tetapi, bagaimana pun “kengerian zaman”, seorang mukmin tidak boleh putus asa dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Dia tidak patah arang mengharapkan pertolongan-Nya. Pandangan seorang mukmin tidak hanya dibatasinya pada sebab-sebab yang zahir.
Akan tetapi, kalbunya di sepanjang waktu senantiasa bergantung kepada Zat yang menciptakan sebab, Zat Yang Maha Pemurah lagi Pemberi anugerah. Dengan demikian, dia dapati kelapangan dan jalan keluar ada di hadapan kedua matanya. Janji Rabb yang tidak pernah mengingkari janji diingatnya, bahwa Dia subhanahu wa ta’ala akan menjadikan setelah kesulitan ada kemudahan, kelapangan ada bersama kesulitan, serta lepas dari marabahaya ada bersama dahsyatnya marabahaya.
Ketika menghadapi kesulitan dan masa yang genting, tetap kokoh di atas agamanya, seorang mukmin berucap,
لاَ حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلاَّ باِللهِ
“Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.”
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Cukuplah bagi kami Allah dan Dialah sebaik-baik Zat yang diserahkan urusan.”
عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا
“Hanya kepada Allah kami bertawakal.”
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، وَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى، وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ، وَبِكَالْمُسَتَغَاثُ، وَلَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
“Ya Allah, hanya untuk-Mu lah segala pujian dan hanya kepada-Mu kami mengadu. Engkau-lah Zat yang dimintai pertolongan. Hanya Engkau-lah tempat kami meminta bantuan dari kesulitan. Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.”
Seorang mukmin akan tegar dengan keimanannya. Ia berusaha sekuat kemampuan untuk memberikan nasihat dan mengajak manusia kepada kebaikan. Dia merasa cukup dengan yang sedikit, apabila tidak mungkin mendapatkan yang banyak. Dia merasa bersyukur dengan hilangnya sebagian kejelekan dan berkurangnya sedikit kejelekan, apabila dia tidak mampu melakukan lebih dari itu. Bukankah‎ allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢
“Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar.” (ath-Thalaq: 2)
وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ
“Siapa yang bertawakkal kepada Allah, Allah akan mencukupinya.” (ath-Thalaq: 3)
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مِنۡ أَمۡرِهِۦ يُسۡرٗا ٤
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan kemudahan untuknya dalam urusannya.” (ath-Thalaq: 4) (Bahjah Qulub al-Abrar, hlm. 235)

Kesimpulannya, kita harus sadar sepenuhnya bahwa berpegang dengan al-haq itu tidak mudah. Karena tidak mudah, pemegang al-haq yang tetap kokoh itu sedikit dari masa ke masa, apalagi di akhir zaman. Ya Allah, selamatkan kami! Semoga Allahsubhanahu wa ta’ala menjadikan kita termasuk golongan itu.

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    BalasHapus