Translate

Selasa, 20 September 2016

Pentingnya Membersihkan Hati Untuk Mengenal Diri Sendiri Menuju Makrifatillah

Hati memegang peranan penting bagi manusia. Baik dan buruknya seseorang ditentukan oleh hati sebagaimana Hadis Nabi:

...اَلاَوَاِنَّ فِى الْجَسَدِ مُدْغَةً اِذَاصَلُحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَاِذَافَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ آلآوَهِيَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam tubuh itu ada segumpal darah, bila ia telah baik maka baiklah sekalian badan.Dan bila ia rusak, maka rusaklah sekalian badan. Dan bila ia rusak maka binasalah sekalian badan, itulah yang dikatakan hati”.

Demikianlah pentingnya peranan hati bagi manusia, oleh sebab itu manusia wajib menjaga kesucian hatinya. Adapun yang menjadi penyebab kotornya hati manusia itu adalah disebabkan berbagai penyakit yang terdapat padanya sebagaimana dijelaskan oleh firman Allah:

فِى قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ

“Di dalam hati mereka ada penyakit”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)

Dari sekian banyak penyakit yang ada di dalam hati manusia, ada beberapa penyakit hati yang paling berbahaya, di antaranya: hawa nafsu, cinta dunia, loba, tamak, rakus, pemarah, pengiri, dendam, hasad, munafiq, ria, ujub, takabbur. Jadi bila tidak diobati, maka sambungan ayat mengatakan:

فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضًا

“Lalu ditambah Allah penyakitnya”. (Q.S. 2 Al-Baqarah: 10)
           
Banyak sekali dari Hadits Rasulullah s.a.w. yang menyebutkan tentang larangan mempunyai sifat Iri ,Hasud ,Nifak dan yang lain….

Rasulullah s.a.w. bersabda :

  لا تحاسدواولا تناجشواولا تباغضواولا تدابروا ولا بيع بعضكم على بيع بعض،وكونواعباد الله إخوانا ،المسلم أخوالمسلم لا يظلمه ولا يكذبه ولا يحقره،التقوى ههنا ويشيرالى صدره ثلاث مرات، بحسب امرإ من الشرأن يحقرأخاه المسلم،كل المسلم على المسلم حرام ،دمه وماله وعرضه (رواه البخاري 5718 ومسلم 2559 )

Janganlah kalian saling bebuat hasud dan jangan saling mengadu domba dan jangan saling membenci jangan bercerai berai ,dan jangan menjual  harta dagangan atas dagangan sebagian dari kalian ,dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara ,seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain ,tidak boleh mendholiminya ,dan membohonginya ,dan menghinakanya ,disinilah tempatnya taqwa ,dan seraya Beliau mengisyaratkan kepada dadaNya tiga kali ,cukuplah sebuah kejelekan seseorang ,Dia menghinakan seorang saudaranya yang muslim ,seorang muslim yang satu dengan yang lainya ,haram baginya darahnya (membunuhnya) ,hartanya ,dan kehormatanya . (H.riwayat Bukhory 5718 dan muslim 2559)   

ويقول عليه الصلاة والسلام : إن الله تعالى لا يقبل من العمل الا ما كان له خالصا وابتغى به وجهه (رواه الترمذي )

Rasulullah s.a.w. berkata : Sesungguhnya Allah s.w. tidak menerima dari amalan ,kecuali amalan yang Ikhlas dilakukan murni karenanya (H.R. At-turmudzi) 

   ويقول عليه الصلاة والسلام : إن الرجل ليبلغ بحسن خلقه درجة الصائم القائم (رواه الإمام أحمد)

Rasulullah s.a.w. bersabda : sesungguhnya seorang hamba bisa mencapai dengan Akhlak yang baik ,derajat orang-orang Ahli puasa dan Ibadah malam (H.R. Imam Ahmad) 

 ويقول عليه الصلاة والسلام : اتق الله حيثما كنت واتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن (رواه الترمذي)

Rasulullah s.a.w. bersabda : bertaqwalah kamu dimanapun kamu berada ,dan ikutailah perbuatan buruk dengan perbuatan baik ,maka akan bisa menghapusnya ,dan perlakukanlah orang-orang dengan akhlak yang baik .(H.R.Turmudzi).

Demikianlah bahayanya apabila manusia itu tidak segera membersihkan hatinya, maka Allah akan terus menambah penyakitnya. Oleh sebab itu kewajiban pertama bagi manusia adalah terlebih dahulu ia harus mensucikan hatinya sebagaimana firman Allah:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّ

“Beruntunglah orang yang mensucikan hatinya dan mengingat Tuhan-Nya, maka didirikannya sembanhyang”. (Q.S. 87 Al-A’la: 14-15)

Sejak dahulu kala semua orang yang berakal, berpendidikan dan berbudaya mendambakan pensucian jiwa dan perbaikan hati. Mereka menempuh berbagai cara, menerapkan metode-metode dan meniti banyak jalan untuk menggapai cita-cita tersebut. Namun ada diantara mereka yang justru menyiksa diri sendiri dengan melakukan perkara-perkara yang melelahkan dan menyakitkan karena tidak sesuai syariat. Akibatnya, perbuatan-perbuatan ini menyeret dan menenggelamkan mereka ke dalam syahwat, kelezatan dunia, menzalimi jiwa, dan menyibukkan diri dengan metode-metode, pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan tidak sejalan dengan akal sehat.

Namun, orang yang bisa bersikap adil, dan bisa menilai perkara-perkara dengan bijak, dia tidak akan segan untuk menyatakan bahwa kebahagiaan hakiki yang menjadikan kehidupan semakin bermakna, yang bisa menenangkan hati, dan mensucikan diri telah dijelaskan cara dan metodenya oleh al-Qur’an dan Sunnah dengan sangat jelas, terperinci namun tetap simpel dan padat serta dijamin mampu menghantarkan kepada kebahagiaan yang hakiki.


نَضَّرَ اللهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيْثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ غَيْرَهُ ؛ فَإِنَّهُ رُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيْهٍ ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَـى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ ، ثَلَاثُ خِصَالٍ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ أَبَدًا : إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلهِ، وَمُنَاصَحَةُ وُلَاةِ الْأَمْرِ ، وَلُزُوْمُ الْـجَمَاعَةِ ؛ فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تُـحِيْطُ مِنْ وَرَائِهِمْ. وَقَالَ : مَنْ كَانَ هَمُّهُ الْآخِرَةَ ؛ جَـمَعَ اللهُ شَمْلَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِـيْ قَلْبِه ِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ، وَمَنْ كَانَتْ نِيَّـتُهُ الدُّنْيَا ؛ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ.

Semoga Allâh memberikan cahaya pada wajah orang yang mendengarkan sebuah hadits kami, lalu ia menghafalnya dan menyampaikannya ke orang lain. Banyak orang yang membawa fiqih namun ia tidak memahami. Dan banyak orang yang menerangkan fiqih kepada orang yang lebih faham darinya. Ada tiga hal yang dengannya hati seorang muslim akan bersih (dari khianat, dengki, dan keburukan) yaitu beramal dengan ikhlas karena Allâh Azza wa Jalla , menasihati ulil amri (penguasa) dan berpegang teguh pada jamâ’ah kaum Muslimin, karena do’a mereka meliputi dari belakang mereka.” Beliau bersabda, “Barangsiapa yang keinginannya adalah negeri akhirat, maka Allâh akan mengumpulkan kekuatannya, menjadikan hatinya kaya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Namun barangsiapa yang niatnya mencari dunia, Allâh akan mencerai-beraikan urusan dunianya, menjadikan kefakiran di pelupuk matanya, dan dunia yang berhasil diraih hanyalah apa yang telah ditetapkan baginya.

Hadits ini shahîh, diriwayatkan oleh banyak Shahabat Radhiyallahu anhum. Hadits yang disebutkan di sini diriwayatkan oleh para Imam ahli hadits, di antaranya :

1. Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/183)
2. Imam ad-Dârimi (I/75)
3. Imam Ibnu Hibbân (no. 72 dan 73–Mawâriduzh Zham’ân).
4. Imam Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jâmi’ Bayânil ‘Ilmi wa Fadhlihi (I/175-176, no. 184).

Lafazh ini milik Imam Ahmad, dari ‘Abdurrahman bin Aban bin ‘Utsman dari bapaknya dari Zaid bin Tsâbit Radhiyallahu anhu.

Hadits ini dishahihkan oleh al-Hâfizh Ibnu Hajar al-‘Asqalâni. Imam al-Munawi rahimahullah mengatakan, “al-Hâfizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Takhrîjul Mukhtashar (Mukhtashar Ibni Hajib) bahwa hadits Zaid bin Tsabit ini shahih.”

Derajat hadits ini mutawâtir. Diriwayatkan lebih dari 20 shahabat, : ‘Abdullâh bin Mas’ûd, Zaid bin Tsâbit, Jubair bin Muth’im, Anas bin Mâlik, an-Nu’mân bin Basyîr, Abu Sa’id al-Khudri, ‘Abdullah bin ‘Umar, Basyîr bin Sa’d, Mu’âdz bin Jabal, Abu Hurairah, Abud Darda’, ‘Abdullah bin ‘Abbâs, Abu Qarshafah, Rabi’ah bin ‘Utsman, Jabir bin ‘Abdillah, Zaid bin Khalid al-Juhani, ‘Aisyah, Sa’d bin Abi Waqqâsh Radhiyallahu anhum.

Hadits ini mutawâtir. Disebutkan oleh as-Suyuthi dalam kitabnya, Qathful Azhâr al-Mutanâtsirah fil Akhbâril Mutawâtirah..

Hadits ini mutawâtir, disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Masjid al-Khâ’if wilayah Mina dihadapan puluhan ribu Shahabat.

Anda mungkin merasa asing dengan istilah tazkiyah. Tazkiyah berasal zakka yang berati membersihkan atau mensucikan, apa bila disambung dengan An-nafs maka akan menjadi Tazkiyah An-nafs yang artinya usaha seseorang untuk mensucikan diri atau jiwa. Tazkiyah An-Nafs adalah bagian integral dari islam sebagai Way Of Lipe. Seperti termaktub dalam Al-Qur'an

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي اْلأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ {2}

"Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antaramereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata."  (Qs Al Jum'ah ayat:2). 
Ayat yang mulia ini menyebutkan bahwa salah satu tahapan dari tugas rasul adalah mensucikan jiwa-jiwa mereka dari berbagai racun-racun yang dapat merusak dan mematikan hati manusia. Seperti perbuatan syirik, dengki ghibah dsb. Tazkiyatun nufus sendiri mempunyai arti cakupan yang sangat luas dari sekedar dosa-dosa yang dianggap kecil sampai dosa-dosa besar, dibahas dan dikelola dengan mengambil nash-nash dari Al-Qur'an maupun perbuatan Nabi.

Apa yang ada nama pasti bisa dikenali dan yang tiada nama tidak bisa dikenali. Karena Allah adalah zat yang wajib al-wujud yaitu zat yang wajib adanya, tentulah Allah dapat dikenal, dan kewajiban pertama bagi setiap muslim adalah terlebih dahulu mengenal kepada yang disembahnya, barulah ia berbuat ibadah sebagimana sabda Nabi :

أَوَلُ الدِّيْنِ مَعْرِفَةُ اللهِ

Artinya: “Pertama sekali di dalam agama ialah mengenal Allah

Kenallah dirimu, sebagaimana sabda Nabi SAW

مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ رَبَّهُ فَسَدَ جَسَدَهُ

Artinya: “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.
            
Lalu diri mana yang wajib kita kenal? Sungguhnya diri kita terbagi dua sebagaimana firman Allah dalam surat Luqman ayat 20 :

وَأَسْبَغَ عَليْكُمْ نِعَمَهُ ظَهِرَةً وَبَاطِنَةً

Artinya : Dan Allah telah menyempurnakan bagimu nikmat zahir dan nikmat batin.

Jadi berdasarkan ayat di atas, diri kita sesungguhnya terbagi dua:

1.      Diri Zahir yaitu diri yang dapat dilihat oleh mata dan dapat diraba oleh tangan.
2.      Diri batin yaitu yang tidak dapat dipandang oleh mata dan tidak dapat diraba oleh tangan, tetapi dapat dirasakan oleh mata hati. Adapun dalil mengenai terbaginya diri manusia

Karena sedemikian pentingnya peran diri yang batin ini di dalam upaya untuk memperoleh pengenalan kepada Allah, itulah sebabnya kenapa kita disuruh melihat ke dalam diri (introspeksi diri)  sebagimana firman Allah dalam surat az-Zariat ayat 21:

وَفِى اَنْفُسِكُمْ اَفَلاَ تُبْصِرُوْنَ

Artinya : Dan di dalam diri kamu apakah kamu tidak memperhatikannya.

Allah memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan ke dalam dirinya disebabkan karena di dalam diri manusia itu Allah telah menciptakan sebuah mahligai yang mana di dalamnya Allah telah menanamkan rahasia-Nya sebagaimana sabda Nabi di dalam Hadis Qudsi :

بَنَيْتُ فِى جَوْفِ اِبْنِ آدَمَ قَصْرًا وَفِى الْقَصْرِ صَدْرً وَفِى الصَّدْرِ قَلْبًا وَفِى الْقَلْبِ فُؤَادً وَفِى الْفُؤَادِ شَغْافًا وَفِى الشَّغَافِ لَبًّا وَفِى لَبِّ سِرًّا وَفِى السِّرِّ أَنَا (الحديث القدسى)

Artinya: “Aku jadikan dalam rongga anak Adam itu mahligai dan dalam mahligai itu ada dada dan dalam dada itu ada hati (qalbu) namanya dan dalam hati (qalbu) ada mata hati (fuad) dan dalam mata hati (fuad) itu ada penutup mata hati (saghaf) dan dibalik penutup mata hati (saghaf) itu ada nur/cahaya (labban), dan di dalam nur/cahaya (labban) ada rahasia (sirr) dan di dalam rahasia (sirr) itulah Aku kata Allah”. (Hadis Qudsi)

Bagaimanakah maksud hadis ini? Tanyalah kepada ahlinya, yaitu ahli zikir, sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nahal ayat 43 :

فَاسَئَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Tanyalah kepada ahli zikrullah (Ahlus Shufi) kalau kamu benar-benar tidak tahu.”
            
Karena Allah itu ghaib, maka perkara ini termasuk perkara yang dilarang untuk menyampaikannya dan haram pula dipaparkan kepada yang bukan ahlinya (orang awam), seabagimana dikatakan para sufi:

وَلِلَّهِ مَحَارِمٌ فَلاَ تَهْتَكُوْهَا

Artinya: “Bagi Allah itu ada beberapa rahasia yang diharamkan membukakannya kepada yang bukan ahlinyah”.

Nabi juga ada bersabda :

وَعَائِيْنِ مِنَ الْعِلْمِ اَمَّا اَحَدُ هُمَا فَبَشَتْتُهُ لَكُمْ وَاَمَّااْلأَخِرُ فَلَوْبَثَتْتُ شَيْئًا مِنْهُ قَطَعَ هَذَالْعُلُوْمَ يَشِيْرُ اِلَى حَلْقِهِ  

Artinya: “Telah memberikan kepadaku oleh Rasulullah SAW dua cangkir yang berisikan ilmu pengetahuan, satu daripadanya akan saya tebarkan kepada kamu. Akan tetapi yang lainnya bila saya tebarkan akan terputuslah sekalian ilmu pengetahuan dengan memberikan isyarat kepada lehernya.

اَفَاتُ الْعِلْمِ النِّسْيَانُ وَاِضَاعَتُهُ اَنْ تَحَدَّثْ بِهِ غَيْرِ اَهْلِهِ

Artinya : “Kerusakan dari ilmu pengetahuan ialah dengan lupa, dan menyebabkan hilangnya ialah bila anda ajarkan kepada yang bukan ahlinya.”
            
Adapun tentang Ilmu Fiqih atau Syariat Nabi bersabda:

بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ اَيَةً

Artinya: “Sampaikanlah oleh kamu walau satu ayat saja”.
            
Adapun Ilmu Fiqih tidak boleh disembunyikan, sebagaimana sabda Nabi SAW:

مَنْ كَتَمَ عِلْمًا لِجَمِّهِ اللهِ بِلِجَامٍ مِنَ النَّارِ

Artinya: “Barangsiapa yang telah menyembunyikan suatu ilmu pengetahuan (ilmu syariat) akan dikekang oleh Allah ia kelak dengan api neraka”.
            
Adapun ilmu hakikat atau ilmu batin memang tidak boleh disiar-siarkan kecuali kepada orang yang menginginkannya. Memberikan dan mengajarkan ilmu hakikat kepada yang bukan ahlinya ditakuti jadi fitnah disebabkan pemikiran otak sebahagian manusia ini tidak sampai mendalami ke lubuk dasarnya yaitu ilmu Allah Ta’ala. Ibarat kayu di hutan tidak sama tingginya, air di laut tidak sama dalamnya, dan tanah di bumi tidak sama ratanya, demikian halnya dengan manusia. Maka ahli Zikir (ahlus Shufi) inilah yang mendekati maqam wali-wali Allah yang berada di bawah martabat para nabi dan rasul. Inilah makna tujuan Allah memerintahkan supaya bertanya kepada ahli Zikir, karena ahli Zikir adalah orang-orang yang senantiasa hati dan pikirannya selalu ingat kepada Allah serta senantiasa mendapat bimbingan ilham dari Allah SWT.
            
Oleh karena itu, agar kita dapat mengenal Allah, maka kita harus mempunyai pembimbing rohani atau mursyid. Tentang hal ini Abu Ali ats-Tsaqafi bertaka, “seandainya seseorang mempelajari semua jenis ilmu dan berguru kepada banyak ulama, maka dia tidak sampai ke tingkat para sufi kecuali dengan melakukan latihan-latihan spiritual bersama seorang syeikh yang memiliki akhlak luhur dan dapat memberinya nasehat-nasehat. Dan barang siapa yang tidak mengambil akhlaknya dari seorang syeikh yang melarangnya, serta memperlihatkan cacat-cacat dalam amalnya dan penyakit-penyakit dalam jiwanya, maka dia tidak boleh diikuti dalam memperbaiki muamalah”.
            
Namun tidaklah ilmu pengenalah kepada Allah ini diperoleh dengan mudah begitu saja seperti mempelajari ilmu syari’at, karena ada satu syarat yang paling utama yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengambil ilmu ini dengan dibai’at oleh seorang mursyid yang kamil mukamil yang masuk dalam rantai silsilah para syeikh tarekat sufi yang bersambung-sambung sampai kepada Rasulullah SAW. Oleh karena itu jalan satu-satunya bagi kita untuk dapat mengenal Allah adalah dengan mempelajari ilmu tarekat di bawah bimbingan seorang mursyid.

Tanya : Mengapa hati memegang peran penting di dalam mengenal Allah?

Jawab : Bila kita sebut nama hati, maka hati yang dimaksud di sini bukanlah hati yang merah tua seperti hati ayam yang ada di sebelah kiri yang dekat jantung kita itu. Tetapi hati ini adalah alam ghaib yang tak dapat dilihat oleh mata dan alat panca indra karena ia termasuk alam ghaib (bersifat rohani). Tiap-tiap diri manusia memiliki hati sanubari, baik manusia awam maupun manusia wali, begituja para nabi dan rasul. Pada hati sanubari ini terdapat sifat-sifat jahat (penyakit hati), seperti : hasad, dengki, loba, tamak, rakus, pemarah, bengis, takbur, ria, ujub, sombong, dan lain-lain. Tetapi bilamana ia bersungguh-sungguh di dalam tarekatnya di bawah bimbingan mursyidnya, maka lambat laun hati yang kotor dan berpenyakit tadi akan bertukar bentuknya dari rupa yang hitam gelap pekat menjadi bersih putih dengan mengikuti kegiatan suluk atau khalwat secara kontinyu. Manakala hati yang hitam tadi telah berubah menjadi putih bersih, barulah ia memberikan sinar. Hati yang putih bersih bersinar itulah yang dinamakan hati Rohani (Qalbu) atau disebut juga dengan diri yang batin.
            
Seumpama kita bercermin di depan kaca, maka kita tidak akan dapat melihat apa yang ada dibalik cermin selain muka kita, karena terhalang oleh cat merah yang melekat disebaliknya. Tetapi bila cat merah itu kita kikis habis, maka akan tampaklah di sebaliknya bermacam-macam dan berlapis-lapis cermin hingga sampai menembus ke alam Nur, alam Jabarut, alam Lahut, hingga alam Hadrat Hak Allah Ta’ala.
            
Itulah sebabnya bila kita hanya baru sebatas mengenal hati sanubari saja, maka yang kita lihat hanya diri kita saja, sebab ditahan oleh cat merah tadi, yaitu sifat-sifat jahat seperti: takabbur, ria, ujub, dengki, hasad, pemarah, loba, tamak, rakus, cinta dunia, dan berbagai penyakit hati lainnya. Tetapi bila mana cat merah itu telah terkikis habis, barulah ia akan menyaksikan alam yang lebih tinggi dan mengetahuilah ia segala rahasia termasuk dirinya dan hakikatnya dan juga alam seluruhnya dan akhirnya mengenallah ia akan Tuhannya. Itulah sebabnya para wali-wali Allah itu lahir dari para sufi yaitu orang-orang yang telah berhasil membersihkan hatinya dengan bantuan mursyidnya pada zahir sedang pada hakikatnya dengan qudrat dan iradat Allah Ta’ala. Di sinilah terletak wajibnya mengenal diri untuk jalan mengenal Allah.

Para Ulama bersepakat bahwa penyakit-penyakit hati dan kotoranya ,termasuk dari dosa-dosa besar  yang memerlukan Taubat tersendiri untuk menghilangkanya ,karena penyakit-penyakit hati adalah dosa yang bisa menghapuskan amalan seseorang walaupun amalan yang sangat banyak .

Dan apabila Kita melihat kepada semua Ilmu ,hanya ilmu tasawuflah yang mampu menyembuhkan penyakit-penyakit hati ,dan jalan untuk membersihkan hati dari sifat-sifat yang kuang baik dan keji .

As-Syekh Al-allamah As-Syaranbalali berkata :

لا تنفع الطهارة الظاهرة الا مع الطهارة البا طنة،وبالإخلاص والنزاهة عن الغل والغش والحقد والحسد ، وتطهير القبلب عماسوى الله من الكونين ،فيعبد لذاته لا لعلته ،مفتقرا اليه وهو يتفضل بالمن بقضاء حوائجه المظطر اليها عطفا عليه ،فتكون عبدا فردا للملك الفرد لا يسترقك شيء من الأشياء سواه ولا يستملكك هواك عن خدمتك اياه (حاشية الطحاوي على شرح مراقي الفلاح)

Janganlah engkau merasa cukup ,tidak akan bermanfaat kesucian dan kebersihan jasad kecuali dengan kesucian hati ,dengan sifat Ikhlas menjauhkanya dari sifat ,iri ,dengki dan hasud , dan membersihkan hati dari segala sesuatu selain Allah s.w.t. dari apa yang ada di seluruh alam ini ,maka yang Dia akan tunduk kepada Allah dan beribadah kepadanya ,karena Allah bukan karena sebab yang lainya ,merasakan butuh kepada Allah dengan Allah terus memberi kan nikmat apapun yang dibutuhkanya sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada nya ,maka jika engkau memiliki sifat yang seperti ini ,engkau akan menjadi seorang Hamba bagi Allah yang maha satu dan berkuasa ,tidak ada sesuatu apapun yang dapat menarik perhatianmu kecuali Dia (Allah s.w.t.) ,dan engkau pun tidak akan bisa mengendalikan keinginanmu untuk melakukan apapun kecuali yang diperintahkanya .(Hasyiyah At-thahawi ‘Ala Maraqil falah .70-71)

Sebagaimana dalam kehidupan manusia ,seseorang tidak akan menampakkan dirinya kepada orang yang lain dengan pakaian yang jelek penuh dengan kotoran ,begitu juga seorang Hamba tidak boleh untuk bergaul dengan orang yang lain dengan hati yang dipenuhi kotoran ,kegelapan ,dan membawa penyakit-penyakit ,sedang jiwanya  bergantung dengan syahwat (nafsu) .

Dan dikatakan oleh Syekh Alaa’uddin ‘Abidin :‎

وقد تظاهرت نصوص الشرع والإجماع على تحريم الحسد واحتقار المسلمين وارادة المكروه بهم ،والكبر والعجب والرياء والنفاق وجملة الخبائث من اعمال القلوب ،بل السمع والبصر والفؤاد قكل ذالك كان عنه مسؤولا ،ومما يدخل تحت الإختيار.(الهدية العلائية علاء الدين عابدين ص 310 )

Dan telah jelas Nash (Ibarah) Syareat dan Ijma’ Ulama ,atas diharamkanya sifat Riya’ ,Hasud,merendahkan orang Islam ,meginginkan keburukan pada orang muslim ,sombong ,nifak dan yang lainya dari penyakit-penyakit hati yang buruk ,bahkan setiap pendengaran ,pandangan dan hati ,kesemuanya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah s.w.t. ,dan yang  termasuk didalam perkara Ikhtiyar . (Al-Hadiyah Al-‘alaiyyah).

Inilah yang disebutkan juga oleh Syekh Ibrahim Al-laqany dalam kitabnya


وأمر بعرف واجتنب نميمة        وغيبة وخصلة ذميمة

كا العجب والكبر وداء الحسد     وكاالمراء والجدال فاعتمد

Dan serulah kebaikan serta jauhi mengadu domba.

Dan membicarakan orang ,serta sifat yang buruk.

Seperti Ujub ,sombong ,dan penyakit Iri hati .

Perseteruan ,perdebatan ,maka yakinkanlah hatimu.(Jauharoh At-tauhid)


Dan dikatakan oleh pensyarah Kitab ini ,menjelaskan tentang lafadh “Sifat yang buruk” dengan maksud : menjauhi semua sifat buruk sesuai dengan perintah syareat .dan  dan hanya disebutkan dalam bait syair ini  penyakit-penyakit hati oleh penulis syair , karena bentuk perhatian yang lebih .Sebab dengan adanya penyakit-penyakit  itu didalam hati , akan memunculkan perilaku yang tidak baik yang akan ditunjukkan oleh tubuhnya ,walau dengan tubuh yang sehat .Bagaikan seseorang yang memakai pakaian yang bagus akan tetapi tubuhnya penuh dengan kotoran ,dan begitu pula sifat ‘Ujub ,menampakkan Ibadah dan membanggakannya dihadapan orang lain ,seperti orang Alim yang meresa bangga dengan ilmunya dan Ahli Ibadah yang bangga dengan Ibadahnya ,semua sifat ini adalah haram untuk dimiliki , begitu juga dengan sifat Riya’ ,mendholimi orang lain ,berseteru dan melakukan perdebatan yang tidak diridloi oleh syareat .

Dan sifat-sifat diatas adalah sifat yang dapat menjadi dinding penghalang antara seorang hamba dengan Allah s.w.t. dan semakin menjauhkan dirinya dari Allah s.w.t. ,sifat sombong adalah salah satu penyakit hati ,yang cukup hanya dengan sifat itu saja seorang manusia bisa masuk ke dalam neraka ,dengan dalil Hadits Nabi s.a.w.

لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر (رواه مسلم والترمذي)

Tidak masuk Surga orang yang didalam hatinya memiliki sifat sombong walau hanya sebesar dzarrah (biji sawi) (H.R. Imam Muslim dan At-Turmudzi)


Syekh Ibn Dzakwan berkata ,tentang pentingnya Ilmu Tashowwuf :

علم به تصفية البواطن      من كدرات النفس في المواطن

Ilmu yang mengajarkan tentang pembersihan Hati.

Dari kotoran hati pada setiap tempat dimanapun seseorang berada.

(bukan hanya didepan orang saja Dia melihatkan Akhlak yang baik dan ramah)


Al-Allamah Syekh Al-Manjury berkata dalam keteranganya tentang bait ini : ilmu tashowwuf adalah ilmu yang dapat menjadikan seseorang mengetahui cara membersihkan hati dari segala kotoran dan penyakit yang mengotorinya ,sifat-sifat yang buruk dan tercela , hasud ,iri hati ,menipu ,suka disanjung ,riya’ ,pemarah ,memuliakan orang kaya dan merendahkan orang miskin dan semua sifat-sifat yang dicela didalam agama .karena Ilmu tashowwuf dapat melihat pada keburukan ,dan dapat mengobati serta menjaga hati dari semua sifat-sifat yang jelek .dengan ilmu tashowwuf seorang manusia bisa memutus keburukan hawa nafsunya dan membersihkanya dari akhlak yang jelek dan sifat yang tercela hingga bisa sampai kepada cara mengosongkan hati dari selain Allah ,dan merasakan kelezatan dzikir kepada Allah .(An-Nashrah An-nabawiyah .26)

Maka dari sini kita bisa melihat ,orang-orang Sufilah yang mendapatkan bagian keuntungan yang besar dari warisan para Nabi ,dalam mengisi hatinya dengan sifat-sifat yang sempurna seperti ,taubat ,taqwa ,istiqamah ,jujur ,Ikhlas ,wara’ ,tawakkal ,ridha ’dan berbagai macam akhlak dan sifat yang baik ,sesuai perkataan yang dinisbatkan bagi mereka :

قد رفضوا الآثام والعيوبا      وطهروا الأبدان والقلوب

وبلغوا حقيقة الإيمان           وانتهجوا مناهج الإحسان

Mereka telah menolak perbuatan yang menimbulkan dosa

dan mengakibatkan keburukan .

Mereka telah mensucikan tubuh dan hati mereka.

Mereka telah sampai Hakikat Iman yang sesungguhnya .

Dan mereka telah menempuh jalan (maqom/derajat) Ihsan .(Al-futuhat Al-Ilahiyyah).

Maka Ilmu tashowwuf adalah ilmu yang meberikan perhatian lebih dari sisi Hati , akan tetapi juga memperhatikan ibadah yang berhubungan dengan harta ataupun badan ,

Ilmu yang memudahkan dan menunjukkan kepada jalan yang sebenarnya “Ilmu dan amal” yang akan menyampaikan seorang muslim kepada derajat yang tinggi dan sempurna secara Iman dan Akhlak ,tidak hanya terhenti dan cukup dengan membaca wirid dan berkumpul berdzikir bersama .Akan tetapi Ilmu Tashowwuf ,merupakan sebuah Ilmu yang menggabungkan antara Ilmu dan Amal ,yang menghimpun semua kebenaran ,Ilmu yang sempurna ,yang memberikan perubahan bagi seseorang menjadi seorang muslim yang sempurna islamnya dan menjadi contoh ,dan penyebab keberhasilan orang-orang Sufi didalam mengamalkan ilmu Tashowwuf ini ,adalah dengan semangat mereka dan kegigihan mereka dalam mencontoh dan mengikuti Rasulullah s.a.w. ,seperti yang disampaikan oleh Imam Ahmad Ar-Rifa’i :

الفقير(الصوفي) على الطريق مادام على السنة ،فمتى حادعنها زال عن الطربق. (البرهان المؤيد63 )

Seorang yang Sufi akan tetap berada di jalan yang benar selama berjalan dengan Sunnah , kapanpun Dia berpaling dari Sunnah maka Dia akan hilang dari jalan tasohowwuf .


Maka telah tampak dari semua dalil diatas ,bahwa imu tashowwuf adalah Ruh nya Islam dan Ibarat Hatinya yang baik ,bukan hanya sebuah amalan yang tampak ,dan bukan juga suatu perbuatan tertentu ,yang tidak mempunyai kehidupan (makna) dan ruh .

Apabila Ruh Islam dan permatanya telah hilang ,maka orang-orang muslimin akan sampai pada kelemahan dalam agamanya dan berbelok dari jalan yang semestinya ,oleh karena itu para Ulama yang sesungguhnya ,dan para Mursyid ,Pembimbing serta orang-orang yang Arif ,yang selalu memberikan nasehatnya kepada Umat ,berpegang teguh dengan Ulama-Ulama Sufi dan dekat dengan mereka ,untuk semakin memantapkan perintah Allah

       اتقواالله وكونوا مع الصديقين (سورة التوبة – 119 )

Bertaqwalah kepada Allah dan bersamalah dengan orang-orang yang benar (jujur)

Hal itu mereka lakukan juga untuk mendapatkan keridhoan Allah dan merasakan kejernihan hati ,dan akhlak yang tinggi ,hingga dapat mengenal Allah dengan pengetahuan dan Iman  yang sebenarnya ,dan mendapatkan kecintaan yang selalu menyebabkan Dia ingat kepada Allah s.w.t.

Imam Al-Ghazali Rahimahullah berkata ,setelah dipilihnya jalan tashowwuf ,dan melihat serta merasakan hasilnya :

الدخول مع الصوفية فرض عين ،إذلا يخلو احد من عيب الا الأنبياء عليهم الصلاة والسلام

Masuk didalam ilmu tashowwuf dan belajar bersama orang-orangnya ,merupakan kewajiban yang bersifat fardhu a’in ,karena tidak ada seorangpun dimuka bumi ini yang tidak memiliki kekurangan kecuali para Nabi-nabi .(An-Nushrah An-nabawiyyah -26).

Dan Imam Fudhoil Ibn ‘Iyadh berkata :

عليك بطريق الحق ولا تستوحش لقلة السالكين ،واياك طريق الباطل ولا تغتر بكثرة الهالكين ،وكلما استوحشت من تفردك فانظر الى الرافق السابق ،واحرص على اللحاق بهم ,وغض الطرف عن سواهم ،فإنهم لن يغنوا عنك من الله شئا ،و‘ذا صاحوا بك في طريق سيرك فلا تلتفت اليهم فإنك متى التفت اليهم أخذوك وعاقوك .(ايقاظ الهمم في شرح الحكم..ص7)

Hendaknya engkau tempuh jalanya orang-orang Ahli tashowwuf ,dan jangan merasa asing dengan sedikitnya orang-orang yang menjalaninya ,dan jauhilah jalan yang melenceng ,dan jangan engkau terlena dengan banyaknya orang yang menjalaninya ,dan setiap kali dirimu merasa sperti orang asing didalamnya  ,maka lihatlah orang yang telah mendahuluimu ,dan berusahalah untuk menyusul mereka ,dan pejamkan matamu untuk memandang selain mereka ,karena orang-orang selain mereka tidak akan memberikan manfaat untukmu dihadapan Allah s.w.t. ,jika mereka meneriakimu (mengejekmu) ditengah perjalananmu menempuh ilmu tashowwuf ,maka janganlah engkau melihat kepada mereka ,kapanpun engkau menoleh dan memenuhi ajakan mereka ,mereka akan menarikmu dan menjauhkanmu dari jalan yang benar .(Iqadhul Himam-7)

Dan sebagaimana Kita tahu bahwa Ilmu tashowwuf ini adalah Ilmu yang sangat mulia dan mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah ,maka sangat sulit untuk dijalani bagi orang yang mempunyai hati yang kurang baik .Tapi akan diberikan pertolongan oleh Allah bagi setiap orang yang menjalani dan melewatinya dengan semangat dan kemauan yang besar serta kesabaran dan usaha , hingga mampu menyelamatkan dirinya dari penyebab yang dapat menjauhkan dirinya dari Allah dan murka Allah s.w.t.

Ingat lah

مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ 

"Sopo Kang Biso Weruh Sariro Kang Sejati,Yekti Bakal Biso Mangerti Marang Sopo Pangerane"

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

2 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adakah Benar Kata Kata Mu Siti? Saya Memang di dalam Kesulitan..Sila bgtahu Saya bagaimana Saya bisa Menghubungi beliau..atau add saya di fb ( Tuan'ku Azman Azman

      Hapus