Translate

Selasa, 24 Juli 2018

Kisah Mengesankan Shohabat Tsumamah Bin Utsal Al-Yamani

Nama lengkapnya Tsumamah bin Utsal bin an-Nu'man al-Yamamy. Nama panggilannya Abu Umamah. Pada masa jahiliyah beliau termasuk penguasa/pempimpin di Yamamah, Arab. Dan orang berpengaruh di bani Hanifah.

Pada tahun 6 Hijriah Rasulullah berkeinginan untuk meluaskan misi dakwahnya. Maka diantara caranya adalah menulis surat kepada raja-raja Arab dan bukan Arab disertai dengan seorang alim yang dapat mengajarkan Islam. Waktu itu Rasulullah mengirim delapan surat. Diantara raja/penguasa yang mendapat surat dari Rasulullah adalah Tsumamah bin Utsal.

Setelah beliau menerima surat dari Rasulullah dan membacanya, beliau tersinggung dan merasa dihina. Darahnya naik. Kemarahan nampak diwajahnya. Telingganya seolah-olah tertutupi oleh syetan sehingga tidak mau mendengar ajakan Rasul. Hingga akhirnya memutuskan untuk membunuh Rasulullah. Di setiap waktu beliau mencari-cari kesempatan untuk dapat menghabisi nyawa Rasulullah. Hampir saja niat untuk membunuh Rasulullah terwujud. Tapi Allah selamatkan melalui pertolongan salah seorang pamannya. Paman beliau berhasil merayu dengan pujiannya untuk mengagalkan rencana itu.

Hanya saja beliau tetap menyimpan dendam kesumat kepada para sahabat Rasulullah. Di setiap kesempatan para sahabat dibunuh dengan cara yang sadis. Akhirnya Rasulullah mengumumkan bahwa darah beliau halal untuk dibunuh.

Suatu hari beliau berkeinginan pergi ke Mekkah untuk memberikan puji-pujian kepada patungnya. Ketika baru keluar rumah, belum jauh dari Madinah, tiba-tiba datang musibah yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Seorang dari satuan pasukan Rasulullah melakukan spionasi/pengintaian dari satu rumah ke rumah lain karena takut beliau akan melakukan suatu kejahatan.

Akhirnya beliau ditawan oleh tentara itu dan dibawa ke hadapan Rasulullah. Tentara itu memang tidak tahu siapa beliau. Mungkin karena sikapnya yang mencurigakan akhirnya ditawan. Beliau dikumpulkan bersama tawanan yang lain di dekat masjid.

Dalam Riwayat Imam Bukhori

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَعَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْلًا قِبَلَ نَجْدٍ فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ مِنْ بَنِي حَنِيفَةَ يُقَالُ لَهُ ثُمَامَةُ بْنُ أُثَالٍ فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ فَخَرَجَ إِلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ فَقَالَ عِنْدِي خَيْرٌ يَا مُحَمَّدُ إِنْ تَقْتُلْنِي تَقْتُلْ ذَا دَمٍ وَإِنْ تُنْعِمْ تُنْعِمْ عَلَى شَاكِرٍ وَإِنْ كُنْتَ تُرِيدُ الْمَالَ فَسَلْ مِنْهُ مَا شِئْتَ فَتُرِكَ حَتَّى كَانَ الْغَدُ ثُمَّ قَالَ لَهُ مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ قَالَ مَا قُلْتُ لَكَ إِنْ تُنْعِمْ تُنْعِمْ عَلَى شَاكِرٍ فَتَرَكَهُ حَتَّى كَانَ بَعْدَ الْغَدِ فَقَالَ مَا عِنْدَكَ يَا ثُمَامَةُ فَقَالَ عِنْدِي مَا قُلْتُ لَكَ فَقَالَ أَطْلِقُوا ثُمَامَةَ فَانْطَلَقَ إِلَى نَجْلٍ قَرِيبٍ مِنْ الْمَسْجِدِ فَاغْتَسَلَ ثُمَّ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ يَا مُحَمَّدُ وَاللَّهِ مَا كَانَ عَلَى الْأَرْضِ وَجْهٌ أَبْغَضَ إِلَيَّ مِنْ وَجْهِكَ فَقَدْ أَصْبَحَ وَجْهُكَ أَحَبَّ الْوُجُوهِ إِلَيَّ وَاللَّهِ مَا كَانَ مِنْ دِينٍ أَبْغَضَ إِلَيَّ مِنْ دِينِكَ فَأَصْبَحَ دِينُكَ أَحَبَّ الدِّينِ إِلَيَّ وَاللَّهِ مَا كَانَ مِنْ بَلَدٍ أَبْغَضُ إِلَيَّ مِنْ بَلَدِكَ فَأَصْبَحَ بَلَدُكَ أَحَبَّ الْبِلَادِ إِلَيَّ وَإِنَّ خَيْلَكَ أَخَذَتْنِي وَأَنَا أُرِيدُ الْعُمْرَةَ فَمَاذَا تَرَى فَبَشَّرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَرَهُ أَنْ يَعْتَمِرَ فَلَمَّا قَدِمَ مَكَّةَ قَالَ لَهُ قَائِلٌ صَبَوْتَ قَالَ لَا وَلَكِنْ أَسْلَمْتُ مَعَ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا وَاللَّهِ لَا يَأْتِيكُمْ مِنْ الْيَمَامَةِ حَبَّةُ حِنْطَةٍ حَتَّى يَأْذَنَ فِيهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Yusuf] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Abu Sa'id] bahwasanya ia mendengar [Abu Hurairah] berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirim pasukan menuju Nejed, lalu mereka menangkap seseorang dari Bani Hanifah, Tsumamah bin Utsal pemimpin penduduk Yamamah, kemudian mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menemuinya dan bersabda kepadanya: "Apa yg kamu miliki hai Tsumamah?
ia menjawab, Wahai Muhammad, aku memiliki apa yg lebih baik, jika engkau membunuhnya maka engkau telah membunuh yg memiliki darah, & jika engkau memberi maka engkau memberi orang yg bersyukur, namun jika engkau menginginkan harta maka mintalah niscaya engkau akan diberi apa saja yg engkau inginkan. Kemudian Rasulullah meninggalkannya, hingga keesokan harinya beliau bertanya, Apa yg engkau miliki wahai Tsumamah?
ia menjawab, Seperti yg aku katakan, jika engkau memberi maka engkau memberi orang yg bersyukur, jika engkau membunuh maka engkau membunuh yg memiliki darah, jika engkau menginginkan harta maka mintalah niscaya engkau akan diberi apa yg engkau mau. Lalu Rasulullah meninggalkannya, hingga keesokan harinya beliau bertanya lagi: Apa yg engkau miliki wahai Tsumamah?
ia menjawab, Seperti yg aku katakan, jika engkau memberi maka engkau memberi orang yg bersyukur, jika engkau membunuh maka engkau membunuh yg memiliki darah, jika engkau menginginkan harta maka mintalah niscaya engkau akan diberi apa yg engkau mau, Rasulullah kemudian bersabda kepada sahabatnya; Bawalah Tsumamah lalu mereka pun membawanya ke sebatang pohon kurma di samping masjid, ia pun mandi & masuk masjid kembali, kemudian berkata; Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yg patut disembah melainkan hanya Allah & bahwasanya Muhammad itu utusan Allah, demi Allah, dahulu tak ada wajah di atas bumi ini yg lebih aku benci selain wajahmu, namun sekarang wajahmu menjadi wajah yg paling aku cintai dari pada yg lain, & demi Allah, dahulu tak ada agama yg lebih aku benci selain dari agamamu, namun saat ini agamamu menjadi agama yg paling aku cintai di antara yg lain, demi Allah dahulu tak ada wilayah yg paling aku benci selain tempatmu, namun sekarang ia menjadi wilayah yg paling aku cintai di antara yg lain, sesungguhnya utusanmu telah menangkapku & aku hendak melaksanakan umrah, bagaimana pendapatmu?
Maka Rasulullah memberinya kabar gembira & memerintahkannya untuk melakukan umrah, ketika ia sampai di Makkah seseorang berkata kepadanya; Apakah engkau telah murtad?
Ia menjawab; Tidak, tetapi aku telah masuk Islam bersama Muhammad , & demi Allah tidaklah kalian akan mendapatkan gandum dari Yamamah kecuali mendapatkan izin dari Rasulullah . [HR. Bukhari No.4024].

Dalam Sirah an-Nabawiyah karya Ibn Hisyam, saat umrah di Makkah, orang-orang Quraisy berupaya memukulnya atau sudah memukulnya karena Tsumamah menyaringkan takbir. Itulah sebabnya, Tsumamah setelah pulang ke Yamamah, memerintahkan kaumnya untuk tidak mengirim pasokan bahan makanan gandum ke Makkah. Blokade ekonomi ini akhirnya diakhiri setelah Nabi Muhammad mengirim pesan ke Yamamah. Nabi sendiri melakukannya setelah tahu dari Abu Sufyan, pemimpin Makkah saat itu yang datang ke hadapan Nabi dan memohon pertolongannya. Ajaibnya, Nabi sama sekali mengajukan persyaratan apa pun tapi murni karena belas kasihan atas kemanusiaan.

Dalam dialog di atas, orang Quraisy menyebut Shabi kepada Tsumamah. Shabi ialah istilah orang Arab zaman itu untuk orang-orang yang meninggalkan agama nenek-moyangnya dan memeluk keyakinan baru. Mereka tidak mengakui dan tidak membiasakan diri menyebut Nabi dan para pengikutnya sebagai orang Muslim.

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar