Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengimani tentang adanya tanda-tanda Kiamat yang besar (kubra) seperti, keluarnya Imam Mahdi, Dajjal, turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam dari langit, Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, dan yang lainnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan Ma-laikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Rabb-mu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: ‘Tunggu-lah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula).’” [Al-An’aam: 158]
Allah Swt. berfirman, mengancam orang-orang kafir yang menentang rasul-rasul-Nya, mendustakan ayat-ayat-Nya, dan menghalang-halangi manusia dari jalan-Nya:
{هَلْ يَنْظُرُونَ إِلا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ}
Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan(siksa) Tuhanmu. (Al-An'am: 158)
Hal ini pasti terjadi pada hari kiamat nanti.
{أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ}
atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya beberapa ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri. (Al-An'am: 158)
Demikian itu terjadi sebelum hari kiamat dan termasuk salah satu alamat bagi kedatangan hari kiamat, yaitu di saat mereka menyaksikan sesuatu dari tanda-tanda kiamat tersebut.
قَالَ الْبُخَارِيُّ فِي تَفْسِيرِ هَذِهِ الْآيَةِ: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا عُمَارَةُ، حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَة، حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبها، فَإِذَا رَآهَا النَّاسُ آمَنَ مَنْ عَلَيْهَا. فَذَلِكَ حِينَ {لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ}
Imam Bukhari sehubungan dengan tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid, telah menceritakan kepada kami Imarah, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari arah barat. Apabila manusia melihat matahari terbit dari arah barat, maka berimanlah semua orang yang ada di bumi. Yang demikian itu terjadi ketika: tidak bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu. (Al-An'am: 158)
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، حَدَّثَنَا مَعْمَر، عَنْ هَمَّام بْنِ مُنَبِّه، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَإِذَا طَلَعَتْ وَرَآهَا النَّاسُ آمَنُوا أَجْمَعُونَ، وَذَلِكَ حِينَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا" ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ.
Telah menceritakan kepada kami lshaq, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Hammam ibnu Munabbih, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari terbit dari arah barat. Apabila matahari terbit dari arah barat dan manusia melihatnya, maka mereka semuanya beriman. Yang demikian itu terjadi di saat iman seseorang tidak bermanfaat bagi dirinya jika ia tidak beriman sebelum(peristiwa itu). Kemudian Nabi Saw. membacakan ayat ini.
Hal yang sama telah diriwayatkan melalui dua arah: Arah yang pertama diketengahkan oleh Jamaah lainnya di dalam kitab masing-masing, kecuali Imam Turmuzi, melalui berbagai jalur dari Imarah ibnul Qa'qa' ibnu Syubramah, dari Abu Zar'ah ibnu Amr ibnu Jarir, dari Abu Hurairah dengan lafaz yang sama. Adapun arah yang kedua diriwayatkan dari Ishaq tanpa dinisbatkan kepada orang tuanya; menurut suatu pendapat Ibnu Mansur Al-Kausaj, dan menurut pendapat yang lainnya disebutkan Ishaq ibnu Nasr.
Imam Muslim meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Rafi' Al-Jandisaburi, keduanya (Ishaq dan Muhammad ibnu Rafi’) dari Abdur Razaq.
Hadis ini memang telah disebutkan melalui berbagai jalur dari Abu Hurairah, sebagaimana Imam Muslim pun meriwayatkannya secara munfarid melalui hadis Al-A'la ibnu Abdur Rahman ibnu Ya’qub maula Al-Hirqah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah dengan lafaz yang sama.
Hadis yang lain dari Huzaifah ibnu Usaid ibnu Abu Syarihah Al-Gifari r.a.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ فُرَات، عَنْ أَبِي الطُّفَيْل، عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ: أَشْرَفَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غُرْفَةٍ، وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ السَّاعَةَ، فَقَالَ: "لَا تقوم الساعة حَتَّى تَرَوْا عَشْرَ آيَاتٍ: طُلوع الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبها، والدُّخَان، وَالدَّابَّةُ، وَخُرُوجُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَخُرُوجُ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ، وَالدَّجَّالُ، وَثَلَاثَةُ خُسوف: خَسْف بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِنْ قَعْر عَدَن تَسُوقُ -أَوْ: تَحْشُرُ -النَّاسَ، تَبِيتُ مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوا، وتَقيل مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Furat, dari Abut Tufail, dari Huzaifah ibnu Usaid Al-Gifari yang menceritakan, "Rasulullah Saw. menghampiri kami dari kamarnya, saat itu kami sedang berbincang-bincang mengenai perkara hari kiamat. Maka Rasulullah Saw. bersabda: 'Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda-tandanya, yaitu terbitnya matahari dari arah baratnya, (keluarnya) asap, dabbah (hewan), munculnya ya-juj dan ma-juj, keluarnya Nabi Isa ibnu Maryam, munculnya Dajjal, terjadinya tiga gempa (gempa besar di timur, gempa besar di barat, dan gempa besar di Jazirah Arabia) serta munculnya api dari pedalaman 'Adh, api itu menggiring atau menghimpunkan manusia; ia menginap bersama mereka di mana pun mereka menginap dan istirahat siang hari bersama mereka di mana pun mereka beristirahat siang hari'."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Ahlus Sunan yang empat orang melalui hadis Furat Al-Qazzaz, dari Abut Tufail (yaitu Amir ibnu Wasilah), dari Huzaifah ibnu Usaid dengan lafaz yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Hadis yang lain dari Huzaifah ibnul Yaman r.a. As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur, dari Rib'i, dari Huzaifah yang mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw.”Wahai Rasulullah, apakah pertanda akan terbitnya matahari dari arah baratnya?" Maka Nabi Saw. menjawab melalui sabdanya:
"تَطُولُ تِلْكَ اللَّيْلَةُ حَتَّى تَكُونَ قَدْر لَيْلَتَيْنِ، فَبَيْنَمَا الَّذِينَ كَانُوا يُصَلُّونَ فِيهَا، يَعْمَلُونَ كَمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ قَبْلَهَا وَالنُّجُومُ لَا تَسْرِي، قَدْ قَامَتْ مَكَانَهَا، ثُمَّ يَرْقُدُونَ، ثُمَّ يَقُومُونَ فَيُصَلُّونَ، ثُمَّ يَرْقُدُونَ، ثُمَّ يَقُومُونَ فَيَطُلُّ عَلَيْهِمْ جُنُوبُهُمْ، حَتَّى يَتَطَاوَلَ عَلَيْهِمُ اللَّيْلُ، فَيَفْزَعُ النَّاسُ وَلَا يُصْبِحُونَ، فَبَيْنَمَا هُمْ يَنْتَظِرُونَ طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَشْرِقِهَا إِذْ طَلَعَتْ مِنْ مَغْرِبِهَا، فَإِذَا رَآهَا النَّاسُ آمَنُوا، وَلَا يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ"
Malam itu sangat panjang hingga panjangnya sama dengan dua malam. Maka terbangunlah orang-orang yang dahulunya selalu mengerjakan salat di waktu itu, lalu mereka mengerjakan apa yang biasa mereka lakukan sebelumnya, sedangkan biniang-bintang tidak kelihatan, semuanya tenggelam di tempatnya masing-masing. Kemudian mereka tidur, lalu bangun dan kembali mengerjakan salatnya, lalu tidur lagi dan bangun (sesudahnya), lambung mereka merasa enggan untuk tidur lagi dan malam terasa amat panjang oleh mereka. Semua manusia merasa terkejut karena mereka tidak mengalami pagi hari. Ketika mereka sedang menunggu terbitnya matahari dari arah timurnya, tiba-tiba matahari terbit dari arah baratnya. Maka apabila manusia telah melihatnya, berimanlah mereka, tetapi iman mereka tidak memberi manfaat bagi diri mereka.
Ibnu Murdawaih meriwayatkannya, tetapi hadis ini tidak didapat di dalam sesuatu pun dari kitab sittah yang melalui jalur ini.
Rasulullah saw bersabda,
ثَلاَثٌ إِذَا خَـرَجْنَ لاَ يَنْفَعُ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِـي إِيْمَانِهَا خَيْرًا طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَالدَّجَّالُ وَدَابَّةُ اْلأَرْضِ
“Ada tiga perkara yang jika keluar maka tidak akan berguna lagi keimanan orang yang belum beriman sebelumnya; atau belum mengusahakan kebaikan yang dilakukan dalam keimannya. Ketiga perkara itu adalah: terbitnya matahari dari barat, Dajjal dan binatang bumi.” (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ اْلآيَاتِ خُرُوْجًا طُلُوْعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَخُرُوْجُ الدَّابَّةِ عَلَـى النَّاسِ ضُحًى فَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا فَاْلأُخْرَى عَلَى إِثْرِهَا قَرِيْبًا
“Sesungguhnya tanda-tanda (Kiamat) yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia pada waktu Dhuha. Mana saja yang lebih dahulu muncul, maka yang satunya akan terjadi setelahnya dalam waktu yang dekat.” (HR. Muslim)
Allah ta’ala berfirman :
وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ * وَقَالُوا أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلا جَدَلا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ * إِنْ هُوَ إِلا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ * وَلَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَا مِنْكُمْ مَلائِكَةً فِي الأرْضِ يَخْلُفُونَ * وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata : "Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?”. Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israel. Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun. Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. [QS. Az-Zukhruf : 57-61].
Pada ayat terakhir disebutkan : wa innahu la-’ilmul-lis-saa’ah (Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat), yaitu turunnya Nabi ’Isa ’alaihis-salaam sebelum hari kiamat merupakan pertanda dekatnya hari kiamat. Apalagi hal itu diperkuat dengan qira’at(bacaan) lain dari Ibnu ’Abbas dan yang lainnya terhadap ayat tersebut dengan fat-hah pada huruf lam dan ’ain. Ibnu Jarir dalam Tafsir-nya membawakan riwayat sebagai berikut :
حدثنا ابن بشار، قال : ثنا عبد الرحمن، قال : ثنا سفيان، عن إبي رزين، عن إبي يحيى، عن ابن عباس : (وَإِنَّهُ لَعَلَمٌ لِلسَّاعَةِ). قال : خروج عيسى ابن مريم
Telah menceritakan kepada Ibnu Basyaar, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ’Abdurrahman, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Raziin, dari Abu Yahya, dari Ibnu ’Abbas radliyallaahu ’anhuma : Wa innahula-’alamul-lis-saa’ah, ia berkata : ”Yaitu keluarnya (turunnya) ’Isa bin Maryam (sebelum hari kiamat)” [Tafsir Ath-Thabari25/90].
Tafsir yang terjauh ialah apa yang dikatakan oleh Qatadah dari Al-Hasan Al-Basri dan Sa'id ibnu Jubair, bahwa damir yang ada pada lafaz innahu. kembali merujuk kepada Al-Qur'an, bahkan yang benar damir itu kembali kepada Isa a.s. karena konteks kalimat sedang membicarakan tentang dia. Kemudian yang dimaksud dengan maknanya ialah bahwa turunnya Isa adalah kelak sebelum hari kiamat, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
{وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ}
Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. (An-Nisa: 159)
Yakni sebelum Isa mati dengan sebenarnya.
{وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا}
Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (An-Nisa: 159)
Pengertian ini diperkuat dengan adanya bacaan lain yang menyebutkan:
{وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ}
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat.(Az-Zukhruf: 61)
Yaitu sebagai tanda dan dalil yang menunjukkan akan terjadinya hari kiamat.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. (Az-Zukhruf: 61) Artinya, pertanda akan terjadinya hari kiamat itu ialah munculnya Isa dekat sebelum kiamat.
Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Abu Malik, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya.
Telah disebutkan pula dalam sebuah hadis yang berpredikat mutawatir yang menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah memberitakan turunnya Isa a.s. sebelum hari kiamat sebagai seorang pemimpin yang adil lagi hakim yang adil.
Firman Allah Swt.:
{فَلا تَمْتَرُنَّ بِهَا}
Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang hari kiamat itu. (Az-Zukhruf: 61)
Janganlah kalian meragukan hari kiamat, sesungguhnya hari kiamat itu pasti akan terjadi dan tidak terelakkan lagi.
{وَاتَّبَعُونِ}
dan ikutilah aku. (Az-Zukhruf: 61)
dalam semua apa yang kusampaikan kepada kalian.
{هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ. وَلا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَانُ}
Inilah jalan yang lurus. Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan. (Az-Zukhruf: 61-62)
dari mengikuti jalan yang hak.
{إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ. وَلَمَّا جَاءَ عِيسَى بِالْبَيِّنَاتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ}
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. Dan tatkala Isa datang membawa keterangan, dia berkata, "Sesungguhnya aku. datang dengan membawa hikmah.” (Az-Zukhruf: 62-63)
Yakni kenabian.
{وَلأبَيِّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي تَخْتَلِفُونَ فِيهِ}
dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya. (Az-Zukhruf: 63)
Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah urusan agama, bukan urusan duniawi. Apa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini baik lagi cocok. Kemudian Ibnu Jarir menjawab terhadap pendapat orang yang menduga bahwa lafaz ba’du sini bermakna kullun, lalu mengemukakan ucapan Labid seorang penya'ir sebagai dasar pegangan pendapatnya, yaitu:
تَرّاك أمْكنَة إذَا لَمْ أرْضَها أَوْ يَعْتَلق بَعْضَ النُّفُوسِ حمَامُها
Aku musnahkan Seberapa tempat bila aku tidak menyukainya, atau kematian akan menimpa jiwa ini.
Mereka menakwilkan lafaz ba’di sini dengan pengertian 'semua jiwa'.
Ibnu Jarir membantah bahwa sesungguhnya yang dimaksud oleh penyair hanyalah jiwanya sendiri saja, lalu diungkapkan dengan kata ba’di.Pendapat Ibnu Jarir ini dapat diterima.
Firman Allah Swt.:
{فَاتَّقُوا اللَّهَ}
maka bertakwalah kepada Allah. (Az-Zukhruf: 63)
Yakni dalam semua hal yang kuperintahkan kepada kalian untuk mengerjakannya.
وَأَطِيعُونِ}
dan taatlah (kepada) ku. (Az-Zukhruf: 63)
Yaitu dalam semua yang kusampaikan kepada kalian.
{إِنَّ اللَّهَ هُوَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ}
Sesungguhnya Allah, Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu. Maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf: 64)
Maksudnya aku dan kalian adalah hamba-hamba Allah lagi berhajat kepada-Nya, sama-sama diperintahkan untuk menyembah kepada-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya.
{هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ}
ini adalah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf: 64)
Apa yang kusampaikan kepada kalian ini adalah jalan yang lurus, yaitu menyembah Allah semata.
Firman Allah Swt.:
{فَاخْتَلَفَ الأحْزَابُ مِنْ بَيْنِهِمْ}
Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka. (Az-Zukhruf: 65)
Yakni beberapa golongan dari mereka berselisih pendapat sehingga jadilah mereka bercerai-berai tentangnya. Sebagian di antara mereka mengakui bahwa Isa adalah hamba dan rasul Allah, golongan inilah yang benar. Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa dia adalah anak Allah; sebagian lainnya mengatakan bahwa dia itulah Allah, Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari ucapan mereka dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
{فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْ عَذَابِ يَوْمٍ أَلِيمٍ}
lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zalim, yakni siksaan hari yang pedih (kiamat). (Az-Zukhruf: 65)
Turunnya Nabi Isa Alaihissallam
Setelah keluarnya Dajjal dan terjadinya kerusakan di muka bumi, maka Allah mengutus Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk turun ke bumi.
Beliau Alaihissallam turun di Menara Putih yang terletak sebelah timur kota Damaskus di Syam (Syiria). Beliau Alaihissallam menggunakan dua pakaian yang dicelup sambil meletakkan kedua tangannya pada sayap dua Malaikat, apabila beliau menundukkan kepala, maka (seolah-olah) meneteskan air, apabila beliau mengangkat kepala maka (seolah-olah) berjatuhanlah tetesan-tetesan itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak seorang kafir pun yang mencium nafasnya melainkan akan mati padahal nafasnya sejauh mata memandang. Beliau turun di tengah golongan yang dimenangkan (ath-Thaa-ifatul Manshuurah) yang berperang di jalan haq dan berkumpul untuk memerangi Dajjal. Beliau turun pada waktu didirikannya shalat Shubuh dan shalat di belakang pemimpin golongan tersebut. Beliau tidak membawa syari’at baru namun mengikuti syari’at yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman tercantum di dalam Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih, bahkan riwayat-riwayatnya mutawatir. Diriwayatkan lebih dari 25 Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
وإن عيسى نازل فإذا رأيتموه فاعرفوه رجل مربوع على الحمرة والبياض ينزل بين ممصرتين كأن رأسه يقطر وإن لم يصبه بلل))
“Nabi Isa alaihis salam akan turun berdekatan dengan menara putih di timur Damsyik, dengan memakai pakaian kuning. Dua telapak tangannya terletak di atas sayap dua malaikat. Apabila dia menundukkan kepalanya menitislah air. Apabila dia mengangkat kepalanya lagi, turunlah daripadanya seperti untaian mutiara.” (Shahih, HR Muslim)
Dalil dari Al-Qur-an al-Karim:
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: ‘Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikanmu kepada akhir ajalmu dan mengangkatmu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian hanya kepada Aku-lah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu ber-selisih padanya.’” [Ali ‘Imran: 55]
Hadits yang Berbicara Tentang Turunnya Isa bin Maryam
Sebagaimana dijelaskan hadits yang membicarakan mengenai turunnya Nabi Isa di akhir zaman adalah hadits yang mutawatir (mutawatir makna) yaitu terdiri dari banyak hadits dan membicarakan satu maksud yaitu bahwa Nabi Isa akan turun menjelang hari kiamat.
Di antara bukti dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu dari Abu Hurairah, beliau bersabda,
« وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً ، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا » . ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا )
“Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya. Sebentar lagi Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti), harta semakin banyak dan semakin berkah sampai seseorang tidak ada yang menerima harta itu lagi (sebagai sedekah, pen), dan sujud seseorang lebih disukai daripada dunia dan seisinya.” Abu Hurairah lalu mengatakan, “Bacalah jika kalian suka:
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa’: 159)” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 3264, 3/1272. Bab 50 Nuzul Isa bin Maryam ‘alaihissalam; Muslim no. 155, 1/135 Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi Syari’ati Nabiyyina Muhammad. Ini adalah lafadz Al-Bukhari).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia mengatakan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ بْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
“Bagaimana kalian bila turun putra Maryam di tengah-tengah kalian dan imamnya dari kalian.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Ahaditsul Anbiya` Bab 49 Nuzul Isa ibn Maryam no. 3449; Muslim Kitabul Iman 1/135 no. 390, Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi Syari’ati Nabiyyina Muhammad cet. Darul Ma’rifah)
Dari Jabir bin ‘Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ – قَالَ – فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم- فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا. فَيَقُولُ لاَ. إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ. تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الأُمَّةَ
“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan hingga hari kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan,
“Kemudian Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab Isa.” (Shahih, HR. Muslim, 2/368 Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi Syari’ati Nabiyyina Muhammad; Ibnu Hibban, no. 6819, 15/231, Bab Al-Bayan bi Anna Imama Hadzihil Ummah ‘inda Nuzul ‘Isa bin Maryam Yakunu minhum duna an yakuna ‘Isa Imamahm fi Dzalika Az-Zaman).
Nabi Isa turun di saat kaum muslimin akan memerangi Dajjal di saat shalat Shubuh.
Dari Abu Umamah Al Bahili, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِمَامُهُمْ رَجُلٌ صَالِحٌ فَبَيْنَمَا إِمَامُهُمْ قَدْ تَقَدَّمَ يُصَلِّى بِهِمُ الصُّبْحَ إِذْ نَزَلَ عَلَيْهِمْ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ الصُّبْحَ فَرَجَعَ ذَلِكَ الإِمَامُ يَنْكُصُ يَمْشِى الْقَهْقَرَى لِيَتَقَدَّمَ عِيسَى يُصَلِّى بِالنَّاسِ فَيَضَعُ عِيسَى يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ لَهُ تَقَدَّمْ فَصَلِّ فَإِنَّهَا لَكَ أُقِيمَتْ. فَيُصَلِّى بِهِمْ إِمَامُهُمْ فَإِذَا انْصَرَفَ قَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ افْتَحُوا الْبَابَ.
“Imam mereka adalah seorang laki-laki yang shalih. Ketika pemimpin mereka hendak maju ke depan untuk mengimami dalam shalat subuh, tiba-tiba turunlah Isa bin Maryam, maka mundurlah imam mereka ke belakang supaya Isa maju untuk mengimami shalat. Isa lalu meletakkan tangannya di antara dua bahunya (pemimpin mereka) sambil berkata, ‘Majulah engkau dan pimpinlah shalat, karena sesungguhnya ia ditegakkan untuk kalian.’ Akhirnya pemimpin mereka pun mengimami mereka shalat, dan ketika shalat telah usai, Isa berkata, ‘Bukalah pintu.’ (HR. Ibnu Majah no. 4067. Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ Ash Shogir no. 13833 mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ لِلْقِتَالِ يُسَوُّونَ الصُّفُوفَ إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ فَأَمَّهُمْ
“Dan ketika mereka sedang mempersiapkan peperangan dan sedang merapikan barisan, tiba-tiba datanglah waktu shalat, dan turunlah Nabi Isa bin Maryam, lalu ia mengimami mereka.” (HR. Muslim no. 2897). Namun bukan yang dimaksudkan dalam hadits ini bahwasanya Isa menjadi imam shalat. Disebutkan dalam hadits lainnya, dari Jabir bin ‘Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ – قَالَ – فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم- فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا. فَيَقُولُ لاَ. إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ. تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الأُمَّةَ
“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan hingga hari kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, “Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab Isa.” (HR. Muslim no. 156)
Sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:
يأتي المسيح الدجال من قبل المشرق وهمته المدينة حتى ينزل دائر أحد - يعني: قريباً من جبل أحد - ثم تصرف الملائكة وجهه قبل الشام }
“Al-Masih Dajjal akan datang dari arah timur, ia menuju Madinah, hingga berada di balik Uhud, ia disambut oleh malaikat, maka malaikat membelokkan arahnya ke Syam, di sana ia dibinasakan, di sana dibinasakan.” (Shahih, HR. Imam Ahmad, di shahihkan oleh Ahmad Syakir, Al-Arna'ut, dll)
Dalam hadits Shahih:
العرب هم يومئذ قليل وأكثرهم ببيت المقدس وإمامهم رجل صالح فبينما إمامهم قد تقدم يصلي بهم الصبح إذ نزل عليهم عيسى بن مريم فيرجع ذلك الإمام ينكص ليتقدم عيسى يصلي بالناس فيضع عيسى يده بين كتفيه ثم يقول له : (تقدم فصل فإنها لك أقيمت) فيصلي بهم إمامهم وبعدها يقول عيسى : (افتحوا الباب) فيفتح ووراءه الدجال، وليقوم بتتبع الدجال الذي يفر منه ويذوب مثل الملح ما أن يراه، ويقول عيسى : (إن لي فيك ضربة لن تسبقني بها) فيدركه عند (باب اللد الشرقي) فيقتله
“Jumlah orang arab (kaum muslimin) pada waktu itu terlalu sedikit. Mereka lari ke Baitul Maqdis (palestina, wilayah Syam) menjumpai Imam mereka, seorang lelaki yang soleh -Imam Mahdi-.
“Ketika Imam mereka sudah berdiri di depan untuk mengimami solat Subuh, tiba-tiba datang Nabi Isa. Imam mereka itu mundur untuk memberi peluang kepada Nabi Isa untuk mengimami solat Subuh itu tetapi Isa a.s sambil memegang bahu Imam itu berkata: “Teruskanlah, sesungguhnya iqamat dibacakan untuk engkau.” Maka sembahyanglah mereka semua di belakang Imam tadi.
“Selesai solat, Isa a.s berkata kepada semua jemaah: “Bukakan pintu itu.” Mereka membuka pintu masjid itu, tiba-tiba Dajal sudah berdiri di situ dan di belakangnya ada 70,000 Yahudi lengkap membawa senjata. ”Melihat Nabi Isa ada di dalam masjid itu,
Dajal tiba-tiba saja layu atau cair seperti cairnya garam disirami air. Dajal itu lari terbirit-birit kerana ketakutan. Nabi Isa bersama kaum Muslimin terus saja mengejarnya kemudian menjumpainya di Babu Luddi. Dan di sanalah Nabi Isa membunuh Dajal itu. (Shahih, HR Ahmad, di shahihkan oleh Syeikh Syu'aib Al-Arna'ut, dll)
Misi turunnya Isa bin Maryam
Sebagaimana nanti dijelaskan tersendiri bahwa di antara misi Nabi Isa ‘alaihis salam ketika turun di muka bumi adalah memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj. Beliau bersama sahabatnya akan memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj, kaum yang jumlahnya amat banyak dan terkenal amat rakus. Disebutkan dalam hadits Nawwas bin Sam’an yang amat panjang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ. وَيُحْصَرُ نَبِىُّ اللَّهُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهُمُ النَّغَفَ فِى رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الأَرْضِ فَلاَ يَجِدُونَ فِى الأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لاَ يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلأَرْضِ أَنْبِتِى ثَمَرَتَكِ وَرُدِّى بَرَكَتَكِ.
فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا وَيُبَارَكُ فِى الرِّسْلِ حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الإِبِلِ لَتَكْفِى الْفِئَامَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ لَتَكْفِى الْقَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ لَتَكْفِى الْفَخِذَ مِنَ النَّاسِ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ ».
“Allah mengirim Ya’juj dan Ma’juj, ‘Dari segala penjuru mereka datang dengan cepat.’ (Al Anbiyaa`: 96) Lalu yang terdepan melintasi danau Thabari dan minum kemudian yang belakang melintasi, mereka berkata: ‘Tadi disini ada airnya.’ nabi Allah Isa dan para sahabatnya dikepung hingga kepala kerbau milik salah seorang dari mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah seorang dari kalian saat ini, lalu nabi Allah Isa dan para sahabatnya menginginkan Allah mengirimkan cacing di leher mereka lalu mereka mati seperti matinya satu jiwa, lalu ‘Isa dan para sahabatnya datang, tidak ada satu sejengkal tempat pun melainkan telah dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk darah mereka. Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah lalu Allah mengirim burung seperti leher unta. Burung itu membawa mereka dan melemparkan mereka seperti yang dikehendaki Allah, lalu Allah mengirim hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah yang menghalangi turunnya hujan, hujan itu membasahi bumi hingga dan meninggalkan genangan dimana-mana. Allah memberkahi kesuburannya hingga hingga sekelompok manusia cukup dengan unta perahan, satu kabilah cukup dengan sapi perahan dan beberapa kerabat mencukupkan diri dengan kambing perahan. Saat mereka seperti itu, tiba-tiba Allah mengirim angin sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa setiap orang mu`min dan muslim di bawah ketiak mereka, dan orang-orang yang tersisa adalah manusia-manusia buruk, mereka melakukan hubungan badan secara tenang-terangan seperti keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi.” (HR. Muslim no. 2937)
Intinya, misi Isa bin Maryam ketika turun ke muka bumi sebagaimana diterangkan dalam berbagai hadits adalah:
(1) membunuh Dajjal,
(2) menghancurkan salib-salib dan gereja,
(3) membunuh babi,
(4) menghapuskan jizyah atau upeti (cuma ada satu pilihan yaitu masuk Islam),
(5) menghancurkan agama selain Islam dan yang tersisa di muka bumi hanyalah Islam,
(6) memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj, serta
(7) menjadi imam dan hakim yang adil dengan menegakkan syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sesungguhnya, hadits dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang mengkhabarkan tentang turunnya ‘Isa bin Maryam ‘alaihis-salaam di akhir jaman dibawakan oleh banyak shahabat. Selain 4 (empat) orang shahabat yang telah disebutkan, terdapat beberapa shahabat lain yang membawakan hadits turunnya ‘Isa ‘alaihis-salaam diantaranya : Jabir bin ‘Abdillah, Abu Umamah Al-Bahiliy, ‘Abdullah bin ‘Umar, Mujammi’ bin Jariyyah, ‘Aisyah binti Abi Bakr, Hudzaifah bin Asid, ‘Utsman bin Abil-‘Ash, Hudzaifah bin Yaman, Anas bin Malik, ‘Abdullah bin Mughaffal, Safinah, Abu Bakrah, dan yang lainnya. Secara keseluruhan, hadits tentang turunnya ‘Isa ‘alaihis-salaam mencapai derajat mutawatir (ma’nawy).
Ibnu Katsir menegaskan :
وقد تواترت الأحاديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه أخبر بنزول عيسى [بن مريم] - عليه السلام - قبل يوم القيامة إماماً عادلاً وحكماً مقسطاً
“Terdapat hadits-hadits mutawatir dari Rasululah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang memberitahukan tentang turunnya ‘Isa ‘alaihis-salaam sebelum hari Kiamat sebagai pemimpin dan penguasa yang ‘adil” [Tafsir Ibni Katsir 13/323 – Cet. 1/Muassasah Qurthubah].
Ibnu Hajar menukil perkataan Abul-Hasan Al-Khusa’i Al-Abadiy dalam Manaqibusy-Syafi’iy :
تواترت الأخبار بأن المهدي من هذه الأمة وأن عيسى يصلي خلفه
“Telah mutawatir khabar-khabar bahwasannya Al-Mahdi termasuk dari kalangan umat ini (yaitu umat Islam) dan bahwasannya ‘Isa bin Maryam shalat di belakangnya” [Fathul-Bari 6/493-494].
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar