Translate

Selasa, 03 April 2018

PEPERANGAN MAJAPAHIT MENGUASAI TUMASIK

Singapura sudah mulai dikenal sejak awal masehi, abad ke -2. Nama tersebut diberikan oleh seorang pangeran dari kerajaan Sriwijaya, Sang Nila Utama, yang juga dikenal sebagai Sri Tri Buana. Beliau memerintah pulau ini dari tahun 1299-1347 (dimakamkan di Bukit Larangan/ Fort Canning Hill). Nama Singapura berarti Kota Singa, dimana berawal dari sang pengeran melihat hewan yang dikiraya adalah seekor singa. Hewan itu dimungkinkan adalah harimau Melaka.

Singapura sebelumnya bernama Tumasik / Temasek. Dalam bahasa jawa kuno berarti Kota Laut. Referensi lain berarti menyerupai laut. Nama Tumasik disebutkan dalam Sumpah Palapa, sebagai daerah yang akan ditaklukkan dan dimasukkan dalam wilayah administrasi Majapahit.

Awalnya Singapura/Tumasik adalah Pos Luar dari Kerajaan Besar Sriwjaya. Saat itu Sriwijaya memiliki wilayah kekuasaan hingga Semenanjung Malaya(Malaysia), Kamboja, Thailand, Filipina dan Vietnam. Tidak mengherankan bila Sriwijaya dan Majapahit menjadi referensi Nusantara oleh para pejuang pra kemerdekaan.

Di abad XIV, runtuhnya Sriwijaya, Tumasik dibawah kekuasaan Majapahit yang ditaklukkan pada tahun 1401. Dengan menguasai Tumasik, sebagaimana Sriwijaya, Majapahit mampu mendominasi perdagangan internasional di perairan Melaka. Di abad berikutnya, dengan runtuhnya Majapahit, Tumasik menjadi Negara bagian Kerajaan Ayuttaya (Siam/Thailand). Namun juga karena kemunduran dari kerajaan Siam tersebut, di abad XIV, Tumasik menjadi bagian dari Kesultanan Malaka .

Kesultanan Malaka merupakan “kelanjutan” dari Sriwijaya. Pendirinya adalah Parameswara yang merupakan cicit dari Sang Nila Utama.

Pada 1398 M, Kerajaan Majapahit berperang dengan kerajaan Tumasik yang dipimpin oleh Raja Parameswara. Majapahit mengirim ekspedisi berjumlah 300 kapal perang dan 200.000 tentara dipimpin oleh Mpu Nala, Laksamana handal Majapahit. Posisi Tumasik yang strategis sebagai bandar menjadi incaran bagi Kerajaan Siam (Thailand) dan kerajaan Majapahit (Jawa).

Ketegangan telah dimulai pada tahun 1350 M, dimana Majapahit sebelumnya telah mengirim ekspedisi untuk memerangi Tumasik, namun armada Majapahit dikalahkan armada Tumasik yang lebih banyak jumlahnya dan lebih berpengalaman untuk perang di lautan.

Pada 1370 M, Kerajaan Siam juga menyerang kerajaan Tumasik, namun berhasil dipatahkan oleh tentara dan armada Tumasik. 40 tahun telah berlalu dari serangan pertama yang gagal dan angkatan laut Majapahit telah lebih siap dan lebih berpengalaman. Setelah sukses melibas angkatan laut Tumasik, tentara Majapahit mengepung kota Singapura, Ibukota Tumasik. Kota yang dilindungi dinding tebal ini mampu menahan gempuran Majapahit. Setelah sebulan mengepung, Majapahit berhasil menemukan celah dengan bantuan mata-mata Majapahit, Sang Rajuna Tapa. Dengan bantuan mata-mata tersebut, pintu gerbang tumasik berhasil dibuka dari dalam dan tentara Majapahit menyerbu kota tersebut. Kota Singapura dan kerajaan Tumasik berhasil dikalahkan dan ditunjuklah pejabat Tumasik oleh Majapahit.

Sementara itu, Raja Parameswara berhasil lolos dari serangan dan pergi ke Semenanjung Malaya, dimana kemudian hari Parameswara mendirikan kesultanan Malaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar