Translate

Kamis, 05 April 2018

Petisan Prabu Siliwangi Di Pajajar

Sejarah merupakan elemen penting yang dimiliki oleh sebuah bangsa besar. Sejarah bisa dijadikan sebagai sebuah petuah untuk membangun bangsa yang maju. Tetapi seiring berjalannya waktu, sejarah mulai banyak dilupakan terutama oleh generasi muda saat ini.

Belajar tentang sejarah dianggap menjadi sebuah hal yang begitu membosankan. Padahal sekarang generasi muda bisa belajar sejarah melalui tempat wisata atau petilasan yang menunjukan kejayaan dari masa lalu.Menumbuhkan rasa kesadaran pentingnya belajar sejarang memang sangat dibutuhkan.

Petilasan Prabu Siliwangi di Desa Pajajar Kec Rajagaluh Kab Majalengka adalah sebuah tempat yang bisa dijadikan sebagai pilihan untuk melakukan wisata dan belajar mengenai sejarah dari kerajaan Padjajaran. Di tempat tersebut kini telah dijadikan sebagai salah satu obyek wisata. Mulai dari wisata alam, ziarah dan berbagai obyek lainnya bisa dinikmati di sana. Prabu Siliwangi ialah seorang Raja yang terbesar yang pernah memimpin Kerajaan Padjajaran.

Sehingga masyarakat Sunda percaya bahwa apapun yang ada keterkaitan dengan Prabu Siliwangi dianggap memiliki kesaktian. Di dalam lingkungan makam tersebut terdapat berbagai hal yang merupakan petilasan dari Prabu Siliwangi. Petilasan terebut berada di Desa Pajajar, Rajagaluh Majalengka.

Objek wisata ini memiliki dua talaga, yaitu Telaga Pancur dan Telaga Emas yang juga sering disebut Situ Cipadung. Telaga Pancur memiliki air yang sangat bening dan jernih bahkan dasar telaga pun terlihat selain itu ikan-ikan yang tinggal di telaga ini dapat terlihat dengan jelas, karena airnya yang dingin dan bening. Banyak pengunjung yang berenag di telaga, nah Anda bisa berenang ayo maen air basah-basahan, jangan lupa ajak kerabat-kerabatnya.

Air telaga ini berasal dari mata air yang muncul dari dasar telaga dan juga berasal dari air pipa dan kemudian dipancurkan oleh patung yang berbentuk lumba-lumba. Telaga Emas atau Situ Cipadung lebih ditunjukan sebagai wisata air telaga ini tak kalah menawan dengan telaga lainnya.

Pengunjung yang datang biasanya mandi dan mengambil air dari kedua talaga tersebut. Talaga emas atau disebut juga pancuran bidadari merupakan talaga yang dipercaya sebagai tempat bidadari mandi. Aroma bunga dan kemenyan sangat menyengat di lokasi tersebut. Pengunjung yang hendak mandi harus memperoleh izin dari sang kuncen yakni Abah Buyung. Suasana talaga emas cukup mencekam dibandingkan dengan tempat lain di kawasan wisata. Hal ini dibuktikan dengan seringnya terjadi penampakan. Sang bidadari sering menampakan diri.

Talaga Pancuran merupakan lokasi yang di dalamnya terdapat Batu Pasarean Prabu Siliwangi. Suasana di Talaga Pancuran tidak begitu mencekam seperti di Talaga Emas. Sama seperti di Talaga Emas pengunjung yang hendak mandi harus memperoleh izin dari sang kuncen. Pak Iin merupakan kuncen di Talaga Pancuran yang dibantu Ibu Nesah yakni sang istri. Ternyata Bambu Soekarno yang saat ini sudah tidak dipublikasikan terletak dibelakang Batu Pasarean Prabu Siliwangi. Bambu yang awalnya berjumlah 5 (lima) buah dan selalu utuh (mati 1 tumbuh 1) kini hanya berjumlah 3 (tiga) buah. Hanya pengunjung yang kebetulan sedang beruntung yang diperbolehkan melihat bambu tersebut. Dengan alasan banyak oknum yang tidak bertanggung jawab mengaku sebagai keturunan Soekarno bambu tersebut tidak dipublikasikan. Rasanya senang sekali diberikan kesempatan melihat bambu tersebut.

Selain talaga, di kawasan wisata ini terdapat dua buah situ yaitu Situ Beber dan Situ Cipadung. Situ Beber terletak di tengah-tengah kawasan wisata. Airnya sangat jernih dan terdapat ikan hikeu yang merupakan ikan keramat. Pengunjung percaya apabila mengambil ikan tersebut akan mendapat musibah atau sial. Ikan tersebut sejenis dengan ikan yang terdapat di Cibulan, Kuningan. Banyak pengunjung yang datang membawa anak-anak untuk berenang atau sekedar memberi makan ikan. Melihat pemandangan tersebut langsung teringat masa kecil saat masih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga mengingat kesibukan sekolah saat ini benar-benar menyita waktu.

Berbeda dengan Situ Beber yang termasuk ke dalam wilayah Desa Pajajar, Situ Cipadung termasuk ke dalam wilayah Desa Indrakila, Kecamatan Sindang. Situ Cipadung merupakan pemandangan pertama yang terlihat saat memasuki kawasan wisata karena letaknya yang dekat dengan pintu masuk. Banyak pasangan muda-mudi yang bersantai di sekitar Situ Cipadung. Selain itu, terdapat Sumur Kejayaan dan Petilasan Buyut Arjuna yang letaknya tidak jauh dari Situ Cipadung. Sumur Kejayaan merupakan sumur yang airnya tidak pernah kering meskipun musim kemarau. Pengunjung biasanya mandi di Sumur Kejayaan kemudian melakukan ritual di Petilasan Buyut Arjuna menurut Pak Rohman sang kuncen.

Sudah sejak 1980 tempat tersebut dijadikan sebagai situs sejarah dari kerajaan Padjajaran. Awalnya tempat tersebut hanya banyak dikunjungi dalam rangka melakukan ziarah, namun sepuluh tahun kemudian dikelola dengan baik dan dijadikan sebagai obyek wisata sejarah Prabu Siliwangi. Sebenarnya kalau Anda ingin mengenal dan belajar mengenai Kerajaan Padjajaran terutama Prabu Siliwangi, petilasannya bisa tersebar di kawasan Jawa Barat. Namun, di Majalengka inilah tempat yang dianggap sebagai tempat terakhir keberadaan Prabu Siliwangi.

Masyarakat percaya bahwa Prabu Siliwangi hilang secara ghaib (moksa) di Majalengka. Hal ini sangat diyakini karena terdapat makam keramat di dalam kawasan petilasan tersebut. Makam tersebut dianggaap sebagai salah satu makam keramat. Ada masyarakat yang percaya bahwa makam Prabu Siliwangi di Majalengka. Hal ini karena bedasarkan bukti sejarah memang menunjukan bahwa Majalengka menjadi tempat terakhir keberadaan dari Prabu Siliwangi. Makam keramat tadi menjadi salah satu buktinya.

Banyak orang yang berkunjung untuk melihat makam keramat tersebut. Makam yang ditutupi kain berwarna putih dan terdapat menhir di dalam cungkupnya. Di depannya terdapat tempat yang biasanya digunakan untuk kemenyan. Banyak sekali orang yang melakukan ziarah ke makam tersebut. Tetapi apakah benar bahwa di Majalengka Prabu Siliwangi itu meninggal dan di makamkan? Padahal dalam catatan sejarah mengatakan bahwa Prabu Siliwangi itu moksa (menghilang secara gaib). Apakah benar bahwa makam yang ada di majalengka itu merupakan makam dari Prabu Siliwangi?

Benarkah Makam Prabu Siliwangi di Majalengka?

Pertanyaan mengenai di manakah sebenarnya letak dari makam Prabu Siliwangi ini masih banyak veris yang beredar. Belum ada kata sepakat yang dilontarkan oleh sejarawan tentang di mana makam Prabu Siliwangi di Majalengka. Sebab banyak sekali kawasan Jawa Barat ditemukan petilasan dari Prabu Siliwangi. Sehingga banyak sejarawan yang mencoba untuk melakukan penelusuran demi menemukan bukti yang nyata di manakah letak dari makam Prabu Siliwangi tersebut.

Berkitan dengan makam dari Prabu Siliwangi ini ternyata banyak masyarakat yang meyakaini tidak ada. Mekipun telah dilakukan penelusuran yang panjang tetap tidak akan mampu menemukan makam dari Prabu Siliwangi. Bahkan banyak yang menganggap Prabu Siliwangi ini hidup tetapi berada di dimensi lain. Jika mencari mengenai cerita dari Prabu Siliwangi ini memang terdapat banyak sekali versi. Namun, arahnya tetap menunjukan bahwa memang Prabau Siliwangi ini menghilang ke alam ghaib dan besama dengan pengikutnya membangun kerajaan gaib yang terletak di Gunung Salak.

Jadi tidak akan mungkin kita bisa menemukan makam dari Prabu Siliwangi ini. Hal itulah kenapa saat ini Gunung Salak dikenal sebagai gunung yang angker. Tetapi tidak semua orang percaya dengan cerita itu. Ada sekelompok yang yakin kalau raja Padjajaran tersebut memang wafat dan dimakamkan dengan wajar. Lantas dimanakah kita dapat menemukan makamnya? Nah, dalam masalah ini hanya diketahui oleh orang yang terpiluh dan meman terpercaya saja. Hal ini karena didasarkan pada posisi Kerajaan Padjajaran selama berkuasa. Namun, belakangan ini banyak sekali situs di mana menjadi makam dari Raja Padjajaran ini, salah satunya makam Prabu Siliwangi di Majalengka.

Ada pula situs yang dianggap makam dari Prabu Siliwangi lainnya yang berada di Garut, Ciamis dan Sumedang. Bahkan pada tahun 1987 hadir pengakuan di seorang sejarawan yang telah berhasil memindahkan makam Prabu Siliwangi dari Lereng Gunung Pangrago menuju bukit di Ngamprah Pasir Pari Ciwidey. Hal ini atas dasar alasan sulit untuk mengunjungi lokasi tempat pertama makam dari Prabu Siliwangi.

Dari sekian banyak pendapat dan klaim mengenai makam dari Prabu Siliwangi tetapi semua punya keyakinan dan alasan jelas. Termasuk yang berada di Majalengka. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa di tempat itu terdapat sebuah makam keramat tadi. Lokasi moksa atau hilangnya Prabu Siliwangi juga terjadi di Desa Pajajar Rajagaluh, Majalengka.

Wisata alam dan Ziarah ke Makam Prabu Siliwangi di Majalengka

Ketika mengunjungi makam Prabu Siliwangi di Majalengka maka letaknya berada di sebuah hutan kecil dengan pohon yang begitu besar dan rindang. Jelas sebagian besar orang yang berkunjung kesitu tidak hanya ingin melakukan ziarah ke makam dari Prabu Siliwangi saja. Meskipun ada beberapa orang yang punya niat hanya untuk ke makam prabu Siliwangi. Tetapi di sektabta juga terdapat berbagai macam tempat yang merupakan petilasan dari Prabu Siliwangi. Dari namanya saja jelas bahwa wisata religi menjadi daya tarik yang paling terlihat.

Petilasan tersebut dijaga oleh seorang kuncen. Ketika sudah memasuki gerbang masuk saja akan terlihat patung Harimau yang menunjukan keidentikan tempat ini dengan Prabu Siliwangi. Selain itu, disekitarnya juga ada wisata alam yang bisa menjadi tempat tambahan bagi para peziarah dengan melihat keindahan panorama dari dua telaga yang ada di kawasan petilasan Prabu Siliwangi tersebut. Ada Telaga Pancur dan Telaga Emas. Keduanya merupakan daya tarik dari wisata petilasan Prabu Siliwangi yang ada di Majalengka.

Sebenarnya, dari apa yang telah di sampaikan tadi, poin pentingnya buka pada tempat wisata atau di manakah makan asli dari Prabu Siliwangi. Akan tetapi, bagaimana sebagai generasi muda kita mau untuk mempelajari dan melihat sejarah. Paling tidak yang harus dipahami ialah sejarah dari Prabu Siliwangi bersama dengan Kerajaan Padjajaran yang dipimpinnya. Tidak boleh sejarah itu dilupakan bahkan sampai tidak diingat lagi. Sebab lahirnya bangsa ini tidak lepas dari yang namanya sejarah.

Mengunjungi situs sejarah atau tempat yang menyimpan cerita sejarah adalah sebuah jalan yang bisa dilakukan untuk belajar sejarah. Saat ini banyak tempat wisata yang menawarkan area hiburan tetapi tetap mengandung unsur belajar tentang sejarah , seperti petilasan Prabu Siliwangi yang ada di Majalengka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar