Translate

Minggu, 03 Januari 2016

Penjelasan Kisah Ashabul Kahfi

Kisah Ashabul Kahfi merupakan suatu kisah yang benar dan bersumber dari Al Qur’an, yaitu mengenai beberapa orang pemuda yang tertidur di dalam sebuah gua karena teraniaya oleh masyarakat dan penguasa pada masa-nya, dan mereka di“bangun”kan oleh Allah swt setelah 309 tahun kemudian.

Pemuda-pemuda beriman ini hidup pada masa Raja Diqyanus di Rom, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya Nabi Isa as. Mereka hidup di tengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim. Demi menjaga iman, mereka melarikan diri dari kota, dikejar oleh tentara raja untuk dibunuh. Hingga pada suatu ketika, sampailah mereka di mulut sebuah gua yang kemudian dipakai sebagai tempat persembunyian mereka.
Al-Kahfi artinya Gua dan Ashhabul Kahfi yang artinya Penghuni-Penghuni Gua. Cerita tentang ashabul kahfi ini diambil dari al-Qur’an surah al-Kahfi ayat 9-26 yang menceritakan tentang beberapa pemuda yang menghuni gua untuk menghindari kedzoliman penguasa.

ALLAH Swt, Menurunkan kisah ashabul kahfi kepada Rosulullah sebagai hujjah untuk kaumnya yang musyrik yang menanyakan kisah ashabul kahfi kepada beliau yang dengan pertanyaan itu mereka bermaksud menguji apakah benar Rosulullah adalah utusan ALLAH.

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا (9) إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا (10) فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا (11) ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا (12)

“Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?.(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu. Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).”

Al-Kahf adalah gua yang besar sedangkan gua kecil disebut dengan al-Ghor (الغار), contoh ghor ini adalah gua tempat persembunyian Nabi Saw, dan Abu Bakar ketika dalam pengejaran oleh kafir Quraish. 

Adapun al-Kahf yang dimaksud adalah gua yang terdapat digunung yang diceritakan dalam kisah ini, sedangkan الرَّقِيمُpara ahli takwil berbeda pendapat mengenai arti dari kalimat ini. Sebagian mereka mengatakan bahwa الرَّقِيمُ adalah nama dari sebuah kota dan adapula yang mengatakan bahwa الرَّقِيمُnama sebuah lembah yang dilembah itulah terdapat gua yang ditempati oleh para ashabul kahf. Dan adapula pendapat lain seperti yang dikemukakan oleh Said bin Jubair bahwa الرَّقِيمُ adalah sebuah batu tulis yang disitu dituliskan kisah-kisah tentang ashabul kahfi yang kemudian diletakkan di atas pintu gua.

Nama gua tersebut adalah خيرم yang terdapat di gunung مخلوس.‎

Dalam sebuah hadits Qudsi Berfirman kepada Nabi Muhammad Saw: 

أَمْ حَسِبْتَ يَامُحَمَّدُ أَنَّأ َصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا، فَإِنَّ مَا خَلَقْتُ مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، وَمَا فِيهِنَّ مِنَ الْعَجَائِب ِأَعْجَبُ مِنْ أَمْرِ أَصْحَابِ الْكَهْفِ

“Wahai Muhammad! Apakah engkau menganggap bahwa (kisah) penghuni gua dan (pemilik anjing) mereka adalah termasuk tanda-tanda dari ayat Kami yang mengherankan? Maka sesungguhnya apa yang aku ciptakan dari bumi dan langit serta isinya adalah termasuk keajaiban-keajaiban yang lebih ajaib daripada dari pada kejadian yang dialami oleh ashabul kahfi”

Ayat ke-9 dari surah al-Kahfi dan hadits Qudsi ini tidak berarti menafikan keajaiban yang dialami oleh ashabul kahfi, melainkan ALLAH Swt, Memberi tahukan bahwa masih banyak keajaiban yang jauh lebih ajaib dari pada apa yang terjadi pada ashabul kahfi seperti matahari, bulan, bumi beserta segala isinya dll.
Menurut sebuah Imam Mujahid, para pemuda yang mendapat julukan ashabul kahfi ini adalah putra-putra para pembesar dan orang-orang terhormat dari Negara Rum (Turki). Mereka keluar dari dan berkumpul dibelakang kota tanpa perjanjian.Mereka adalah orang-orang yang tetap memegang teguh bahwa tiada Tuhan selain ALLAH. Mereka kemudian masuk kedalam gua dan menetap di sana selama 30 lebih 9 tahun‎Mereka tertidur dan ALLAH Swt, membolak-balikkan badan mereka ke kanan dan ke kiri agar jasad mereka tidak rusak.

Nama-nama para Ashabul Kahfi sebagaimana yang tercantum dalam al-Tabari: 

1.       Miksalmina (مكسلمينا) adalah yang paling senior (paling tua) dan menjadi juru bicara Ashabul Kahfi.
2.       Mishsimilnina (محسميلنينا)
3.       Tamlikho (يمليخا) dia adalah orang yang diutus untuk mencari makanan ke kota
4.       مرطوس Marteliusus
5.        كشوطوشCasitius
6.       دينموس Sidemius
7.       يطونس Yathbunus
8.       بيرونس Bairunus
9.       Anjing yang beranma Qithmir milik Muksalmina

Sedangkan menurut an-Naisaburi sebagaimana yang tercantum dalam tafsirnya, yang benar yang sesuai dengan khobar dari Rosulullah yang disampaikan dari malaikat Jibril bahwa jumlah mereka semua ada 7. Berikut nama-nama mereka:

1.      يمليخا Tamlikho
2.      مكشلينيا Maksalina
3.      مشلينياMatsalina

Mereka bertiga ini adalah dari golongan kanan kerajaan. Sedangkan dari golongan kiri adalah:
4.      مرنوس Marnusy
5.      دبرنوش Dabarnusy
6.      شادنوش Syadzanusy‎
7.      كفشططوش ‎Kafsyathathinus 
8.    قطمير
 Dan yang terakhir adalah anjing pengembala yang bernama Qithmir dan adapula yang berpendapat bahwa nama anjingnya adalah Royyan ada juga yang berpendapat bahwa namanya adalah Himran sebagaimana dalam tafsir al-Qurtubi.

Demikian nama-nama yang dapat kami tulis. Namun berhubung belajar secara otodidak mengeja bahasa ‘ajami dengan tulisan Arab adalah perkara sulit bagi saya. Jadi harap maklum jika antara tulisan Arab dan abjadnya berbeda atau salah pengejaan.

Mengenai lamanya mereka tidur di dalam gua hanya ALLAH Yang Mengetahuinya secara pasti seperti yang akan diterangkan nanti.

Secara nalar manusia normal, memang mustahil ada orang yang tertidur selama itu. Namun mustahil itu hanya menurut akal manusia yang memang mereka sendiri bersifat lemah. Sedangkan bagi ALLAH Yang Maha Kuasa, Menjadikan hal diluar kebiasan (ajaib) sama sekali tidak sulit.

Para ulama berbeda pendapat mengenai sebab keluarnya para pemuda ini dari kota. Sebagian ulama berpendapat bahwa penyebab mereka keluar dari kotanya adalah karena mereka merupakan orang-orang Islam yang mengikuti agama Nabi Isa as, sedangkan raja mereka adalah seorang raja penyembah berhala dan mengajak mereka untuk ikut menyembah berhala-berhala itu. Akhirnya mereka lari dari raja tersebut karena takut sang raja akan mendzolimi atau membunuh mereka lalu mereka bersembunyi di dalam gua.
  
Dalam kitab tafsir al-A’qom disebutkan bahwa nama raja tersebut adalah raja Diqyanus (دقيانوس). Ada yang mengatakan bahwa raja dikyanus memaksa para pemuda ini untuk ikut menyembah berhala, namun mereka menolak hingga akhirnya mereka dipenjara lalu melarikan diri dari penjara tersebut. Para pemuda ini melarikan diri dan ditengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang pengembala kambing yang memiliki anjing. Lalu pengembala kambing ini mengikuti agama ashabul kahfi dan membawa mereka ke gua tersebut. Para pemuda ini dicari oleh raja Diqyanus kemudian ada yang mengatakan bahwa para pemuda tersebut bersembunyi disebuah gua. Raja diqyanus setelah mendapati gua tersebut lantas menutup gua agar para pemuda tersebut tidak bisa keluar dan mati didalamnya. Namun ALLAH Dzat Yang Maha Penyayang kepada hamba-Nya Mengutus malaikat untuk menghilangkan penutup tersebut.

{ فَضَرَبْنَا على ءاذَانِهِمْ }‎
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu”

Para ahli tafsir mengatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah ALLAH Swt, Menjadikan mereka (para pemuda ashabul kahfi) tidur dan menutup telinga mereka sehingga mereka tak terbangun oleh suara apapun. Telinga adalah jalan pertama untuk membangunkan orang tidur, karena tidaklah berat bagi seseorang untuk bangun kecuali jika telinganya tidak berfungsi. Maka dari itulah sabda Rosulullah Saw, ketika mengetahui ada seorang laki-laki yang tidak bangun pagi:

«ذلك رجل قد بال الشيطان في أذنه»

“Laki-laki itu telinganya benar-benar telah dikencingi syetan”

Maksudnya adalah telinganya telah dikencingi setan sehingga mencegah laki-laki itu untuk bangun sebelum matahari terbit.

ثُمّ َبَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا (12)‎

 Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).

المسألة  الرابعة : اختلفوا في الحزب ينفق العطاء عن ابن عباس رضي الله عنهما : المراد بالحزب ينال ملوك الذين تداولوا المدينة ملكاً بعد ملك، فالملوك حزبو أصحاب الكهف حزب . والقول الثاني : قال مجاهد : الحزب انمن هذه الفتية لأن أصحاب الكهف لما انتبهوا اختلفوا في أنهم كم ناموا والدليل عليه قوله تعالى :{ قَالَ قَائِلٌ مّنْهُمْ كَم لَبِثْتُمْ قَالُوا ْلَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْض َيَوْمٍ قَالُواْ رَبُّكُمْأ َعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ } [ الكهف : 19 ] فالحزب انهما هذان، وكان الذين قالوا ربكم أعلم بما لبثتم هم الذين علموا أن لبثهم قد  تطاول . القولالثالث : قال الفراء : إن طائفتين من المسلمين في زمان أصحاب الكهف اختلفوا في مدة لبثهم .

Para ulama berbeda pendapat mengenai siapakah yang dimaksud dengan ‘kedua golongan’ yang disebutkan ALLAH Swt, dalam ayat ini. Pendapat pertama oleh Imam Atho’ ra dari Ibn Abbas ra menyatakan bahwa yang dimaksud adalah golongan raja yang memimpin (karena seiring bergulirnya waktu, raja demi raja silih berganti memimpin) kota dan ashabul kahfi, pendapat kedua menurut Imam Mujahid kedua golongan itu adalah berasal dari ashabul kahfi itu sendiri ketika mereka terbangun dan mereka bertanya berapa lama mereka telah tertidur. Pendapat ini dikuatkan dengan firman ALLAH:

{ قَال َقَائِلٌ مّنْهُمْ كَم لَبِثْتُمْ قَالُواْ لَبِثْنَا يَوْمًا أَو ْبَعْضَ يَوْمٍ قَالُو اْرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ } [ الكهف : 19 ]

“Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini).”

Dan golongan yang mengatakan “Tuhan kamu lebih Mengetahui berapa lama kamu berada (di sini) adalah golongan yang menyadari bahwa mereka telah berada di gua itu dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan pendapat ketiga adalah pendapat dari Imam al-Farra’ bahwa yang dimaksud dengan ‘dua golongan’ adalah golongan dari kaum muslimin yang hidup pada masa ashabul kahfi yang mana mereka berbeda pendapat mengenai lamanya mereka tinggal (di gua).


نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى (13) وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا (14) هَؤُلَاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لَوْلَا يَأْتُونَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا (15) وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرْفَقًا (16) وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا (17) وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَات الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا (18)وَكَذَلِكَ بَعَثْنَا هُمْ لِيَتَسَاءَلُواب َيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ  فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَة ِفَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَايُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا (19) وَكَذَلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا (19) إِنَّهُمْ إِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوكُمْ أَوْ يُعِيدُوكُمْ فِي مِلَّتِهِمْ وَلَنْ تُفْلِحُوا إِذًا أَبَدًا (20) وَكَذَلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِمْ بُنْيَانًا رَبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا (21) سَيَقُولُونَ ثَلَاثَةٌ رَابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًا بِالْغَيْبِ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ فَلَا تُمَارِ فِيهِمْ إِلَّا مِرَاءً ظَاهِرًا وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا (22) وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا (23) إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا (24) وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا (25) قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا (26)

13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. 14. Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran." 15. Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? 16. Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu 17. Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. 18. Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka. 19. Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun. 20. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama lamanya." 21. Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka." Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya." 22. Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya." Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit." Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka. 23. Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, 24. kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini." 25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). 26. Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan."

{إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ} ‎
Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka

ALLAH Swt, Menjelaskan kepada Rosulullah Saw, bahwa para pemuda yang bersembunyi di dalam gua yang ditanyakan oleh kaum musyrikin pada Rosulullah, para pemuda itu adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhannya. ALLAH Swt, Menceritakan tentang para pemuda ini dengan perantara malaikat Jibril. Mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka yaitu ALLAH Azza wa Jalla Yang tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan Yang telah Menciptakan beberapa langit dan bumi.

{ وَزِدْنَاهُمْ هُدىً }‎

dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.

Menurut Ibnu Abbas, ALLAH Swt, Menambahkan petunjuk kepada mereka dengan ucapan dari anjing milik pengembala yang menuntun mereka untuk berlindung di dalam sebuah gua.ALLAH juga menguatkan hati mereka dengan iman, komitmen, dan kesabaran untuk berpisah dari tanah kelahirannya, dari keluarganya, dari harta mereka dan juga dari kehidupan yang menyenangkan.

{ وَرَبَطْنَاعَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْقَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ }

Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi;

Dan ALLAH Swt Menjadikan mereka sabar untuk meninggalkan kaumnya dan kota mereka. Meninggalkan segala macam bentuk kemewahan hidup yang mereka dapatkan di kotanya, karena (sesuai pendapat banyak ahli tafsir dari ulama salaf ataupun kholaf) sesungguhnya para pemuda ini adalah putera-putera para petinggi dan orang-orang terhormat dari kerajaan rum (Turki).

Suatu hari mereka keluar untuk mengikuti salah satu kebiasaan kaumnya. Mereka memiliki satu hari disetiap tahun yang hari itu mereka berkumpul untuk menyembah berhala dan menyembelih hewan untuk berhala-berahala itu. Mereka memiliki raja yang bernama raja Dikyanus yang memerintah rakyatnya untuk sujud kepada berhala-berhala itu dan melakukan penyembelihan hewan untuk berhala-berhala tersebut.‎

Maka kemudian satu persatu dari mereka (para ashabul kahfi) memisahkan diri dari kaumnya. Awalnya satu orang memisahkan diri dan duduk dibawah naungan pohon, lalu datanglah seorang lagi dan mereka duduk berdua. Kemudian datang seorang lagi yang juga ikut duduk bersama mereka berdua, lalu datang seorang lagi dan seorang lagi dan seorang lagi dan seorang lagi. Mereka berkumpul ditempat itu dengan tanpa saling mengenal satu sama lain. Mereka berkumpul tanpa ada perjanjian dan yang membuat mereka berkumpul adalah panggilan iman dari hati mereka.

( إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ )‎
diwaktu mereka berdiri lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi

Dalam tafsir at-Tabari disebutkan bahwa ucapan ini mereka ucapkan saat mereka berada dihadapan raja dikyanus dan juga para petinggi-petinggi kerajaan lainnya. Akan tetapi dalam kitab al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, ayat ini memungkinkan tiga macam cerita yaitu:

1- Sebenarnya ucapan mereka ini mereka ucapkan dihadapan raja sebagaimana yang tercantum dalam tafsir al-Tabari. Ketika ucapan ini diucapkan dihadapan raja maka tentulah mereka butuh kekuatan batin untuk mengucapkannya sebagaimana firman ALLAH:
وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ
2- Sebenarnya ucapan ini tidak mereka ucapkan dihadapan raja, melainkan ketika mereka berkumpul tanpa perjanjian dibelakang kota mereka saling bercerita tentang isi hati mereka tentang keimanan kepada ALLAH Swt, lalumereka berdiri dan mengatakan:

إذ ْقَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِوَالأرْضِ
3- Mereka bertekad dengan kesungguhan hati untuk menuju ALLAH Swt, yang kesungguhan tekad ini digambarkan dengan lafadz القيام.

Sebenarnya ada beberapa riwayat tentang cerita para pemuda ini diantaranya adalah mereka dengan keteguhan hati mengatakan dihadapan raja Dikyanus (sesuai cerita nomer satu) lalu mereka dipenjara dan akhirnya melarikan diri dari penjara tersebut dan bersembunyi di gua. Akan tetapi jika dipadukan dengan tafsir Ibnu Katsir yang dicantumkan di atas, maka tentu saja cerita yang kedua yang sesuai yaitu ketika mereka berkumpul lalu mereka kompak mengatakan bahwa Tuhan mereka adalah Tuhan seluruh langit dan bumi.والله اعلم


{ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَالشِّمَالِ }

Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri

ALLAH Swt, Membolak-balikkan tubuh mereka ke kanan dan ke kiri selama mereka tidur agar tubuh mereka tidak rusak karena terlalu lama diam. Pun demikian ALLAH Swt, juga Membuat mereka tertidur dengan mata yang tetap terbuka dengan tujuan agar mata mereka tidak rusak. Firman ALLAH:

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ

Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur

Menurut Ibnu Abbas mereka berbalik setiap 6 bulan sekali.
Setelah mereka bangun dari tidur panjangnya, lalu mereka bertanya sudah berapa lama mereka tidur. Hal ini mereka sadari setelah mereka melihat perubahan pada rambut dan kuku mereka.

{ فَابْعَثُواأَحَدَكُمْبِوَرِقِكُمْهَذِهِإِلَىالْمَدِينَةِ } ‎

Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini

Para pemuda ashabul kahfi ini setelah mereka terbangun mereka mengutus salah seorang diantara mereka sendiri (dalam tafsir an-Naisaburi disebutkan bahwa pemuda yang diutus ini bernama Yamlikho/يمليخا) untuk pergi mencari makanan yang halal dan baik. Mereka membawa uang saat keluar dari rumahnya untuk kebutuhan mereka. Menurut Ibnu Abbas yang dimaksud makanan yang baik ini adalah makanan yang disembelih secara halal karena mayoritas penduduk kota itu beragama majusi.

{ يَرْجُمُوكُمْأَوْيُعِيدُوكُمْفِيمِلَّتِهِمْ }‎

niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka,

Mereka meminta pada Yamlikho agar berhati-hati takut-takut keberadaan mereka diketahui oleh anak buah dikyanus sehingga mereka akan terus disiksa dengan berbagai siksaan sampai mereka kembali kepada agama lamanya atau mereka akan mati. Dan jika mereka kembali kepada agama lamanya maka tidak aka nada keberuntungan di dunia maupun akhiratnya. Maka dari itulah mereka mengatakan

 وَلَنْتُفْلِحُواإِذًاأَبَدًا } =‎

kamu tidak akan beruntung selama lamanya

Orang yang diutus ini begitu ia keluar dari pintu gua dia melihat pemandangan yang tidak dikenalnya yang membuatnya hendak kembali. Kemudian ia melewatinya hingga masuk ke kota dan ia pun kembali tak mengenali lokasi itu. Ketika ia hendak berbelanja ia mengeluarkan uangnya (uang yang dimilikinya waktu itu adalah uang perak atau dikenal dengan dirham) kemudian masyarakat heran kepadanya dan juga heran pada uang yang ia miliki. Mereka berkata padanya “dari mana kamu mendapatkan (uang) ini?” ini bukanlah uang yang digunakan pada zaman sekarang”. Sergah masyarakat.

Selain tentang cerita ashabul kahfi, dari ayat ini juga menjadi dalil tentang diperbolehkannya akad wakalah dalam transaksi jual beli yang tentu saja apabila transaksi tersebut sesuai dengan hukum syari’at dan tidak melanggar.

وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَمِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا (25) قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَايُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا (26)

25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). 26. Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan."

Sudah masyhur kita ketahui bahwa para ashabul kahfi tertidur di dalam gua selama 300 lebih 9 tahun. Namun menurut Imam Qatadah, ucapan itu itu adalah ucapan ahlul kitab kemudian dibantah oleh ALLAH Swt, dengan firman-Nya:‎

قُلِ اللَّه ُأَعْلَم ُبِمَا لَبِثُوا

Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua)

dan menurut Mathor al-Warraq, ucapan 300 tahun itu adalah ucapan yang disampaikan oleh kaum yahudi yang kemudian dibantah oleh ALLAH Swt dengan firman:

قُلِ اللَّهُ أَعْلَم ُبِمَا لَبِثُوا

Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua)


Penjelasan Ilmiyyah


Mereka serasa tertidur satu hari didalam gua, namun zaman ternyata telah berganti selama 309 tahun (pendapat lain menyatakan 350 tahun).

وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِئَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعاً

“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (QS 18:25)

Bagaimana bisa?

Hal ini bisa dibuktikan dengan analisis melalui fisika modern, yaitu teori relativitas Einstein.“Jika suatu benda, makhluk hidup atau apa saja yang bergerak dengan kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya), maka benda tersebut akan mengalami dilatasi waktu dan kontraksi panjang.”Dan didalam Al Quran surat Al Kahfi ayat 18 termaktub :

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظاً وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُم بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَاراً وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْباً

“Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.” (QS 18:18)

“…Kami balik-balikkan mereka kekanan dan kekiri…” yang berarti mereka di dalam gua bergerak (digerakkan) dengan kecepatan tertentu. Berapa kecepatan mereka, sehingga mereka dapat hidup melitasi zaman? Dari data-data yang kita dapatkan dari Al-Quran berikut analisis untuk menjawab pertanyaan tersebut, sekaligus pembuktian kebenaran Ashabul Kahfi dalam Al-Quran.

Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu menurut mereka (Ashabul Kahfi yang bergerak) t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang sebenarnya adalah t = 309 tahun = 109386 hari (tahun qomariah 1 tahun = 354 hari).

Dan jika nilai t1 dan t0 dimasukkan kedalam rumus :

V2 = 0,99999.C2
V = 0,999999C

Dari penjabaran diatas, jika para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati kecepatan cahaya, maka ini membutktikan bahwa peristiwa tersebut sangatlah masuk akal untuk terjadi.

Kemudian penjelasan lainnya.

“…Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka…”

Mengapa orang yang melihat mereka ketakutan?


Seperti penjelasan teori relativitas diatas, bahwa jika suatu benda bergerak dengan kecepatan tinggi maka selalu mengalami dilatasi waktu juga mengalamai kontraksi panjang dengan perumusan ;
Jika V mendekati kecepatan cahaya, maka nilai L1 ( panjang benda yang diamati oleh kerangka acuan yang berbeda) akan mendekati nol. Ini berarti Ashabul Kahfi sudah hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang yang melihatnya dari luar.Namun bahwa mereka digerakkan ke kakan dan ke kiri , yang berarti mereka bergerak bolak balik, sesuai dengan teori fisika bahwa sebuah benda yang bergerak dengan arah yang berlawanan dengan arah semula, maka benda tersebut akan mengalami berhenti sesaat sebelum berbalik arah. Pada saat berhenti sesaat ini, maka panjangnnya akan kembali seperti semula. Sehingga setiap saat mereka akan berubah dari ukuran semula… mengecil… menghilang… membesar… ukuran semula. Begitu seterusnya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi. Bisa dibayangkan bagaimana wujud mereka. 

Tentulah sangat mengerikan bukan?
Penjelasan berikutnya.

فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَداً

“Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu,” (QS 18:11)
Mengapa telinga mereka ditutup?
Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa bunyi ditimbulkan dari suatu benda yang bergetar atau bergerak dan getaran benda itu menggetarkan udara. Selanjutnya udara tersebut menggetarkan selaput telinga, gendang telinga yang frekwensi getarannya sama dengan getaran frekwensi getaran benda, maka kita mendengar bunyi.

Namun apabila suatu benda bergerak diatas kecepatan bunyi, maka akan terjadi patahan gelombang (supersonic fracture) yang menimbulkan ledakan suara yang luar biasa kuatnya, bahkan mengakibatkan pecahnya kaca dan bengunan-bangunan. Misalnya pada pengemudian pesawat supersonic yang mengakibatkan suara yang meledak-ledak dan meruntuhkan bangunan dan kaca-kaca disekitarnya.

Demikian pula dengan Ashabul Kahfi. Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa gerakannnya mendekati kecepatan cahaya sehingga juga berlaku patahan-patahan gelombang, yang akan menimbulkan ledakan suara seperti halnya pesawat supersonic. Oleh karena itu sesuai dengan ayat 11 surat Al Kahfi telinga mereka ditutup selama beberapa tahun, ternyata guna melindungi gendang telinga meraka dari ledakan-ledakan suara yang ditimbulkan dari gerakan mereka yang terlalu cepat.

Dari analisis diatas kita dapat membuktikan secara ilmiah kebenaran cerita Ashabul Kahfi yang dulu oleh orang-orang barat dianggap cerita fantasi. Karena mereka mengganggap cerita itu tidak masuk akal, dan selama ini belum terbukti orang mampu hidup tanpa makan dan minum sampai bertahun-tahun.

Dan mereka memvonis semua cerita yang tidak masuk akal tidak dapat diterima sebagi suatu kebenaran. Persepsi yang demikian itu salah, analisis diatas membuktikan bahwa sesuatu yang tadinya tidak masuk akal menjadi masuk akal. Ini membuktikan bahwa akal manusia itu terbatas, karena mungkin akal manusia belum mampu mencerna dan menganalisis hal-hal tersebut.

Di dalam kisah ini terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang nyata yang harus kita ambil pelajaran. Di antaranya:
1. Walaupun menakjubkan, kisah para penghuni gua ini bukanlah ayat Allah yang paling ajaib. Karena sesungguhnya Allah mempunyai ayat-ayat yang menakjubkan yang di dalamnya terdapat pelajaran berharga bagi mereka yang mau memerhatikannya.
2. Sesungguhnya siapa saja yang berlindung kepada Allah, niscaya Allah melindunginya dan lembut kepadanya, serta menjadikannya sebagai sebab orang-orang yang sesat mendapat hidayah (petunjuk). Di sini, Allah telah bersikap lembut terhadap mereka dalam tidur yang panjang ini, untuk menyelamatkan iman dan tubuh mereka dari fitnah dan pembunuhan masyarakat mereka. Allah menjadikan tidur ini sebagai bagian dari ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah dan berlimpahnya kebaikan-Nya. Juga agar hamba-hamba-Nya mengetahui bahwa janji Allah itu adalah suatu kebenaran.
3. Anjuran untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat sekaligus mencarinya. Karena sesungguhnya Allah mengutus mereka adalah untuk hal itu. Dengan pembahasan yang mereka lakukan dan pengetahuan manusia tentang keadaan mereka, akan menghasilkan bukti dan ilmu atau keyakinan bahwa janji Allah adalah benar, dan bahwa hari kiamat yang pasti terjadi bukanlah suatu hal yang perlu disangsikan.
4. Adab kesopanan bagi mereka yang mengalami kesamaran atau ketidakjelasan akan suatu masalah ilmu adalah hendaklah mengembalikannya kepada yang mengetahuinya. Dan hendaknya dia berhenti dalam perkara yang dia ketahui.
5. Sahnya menunjuk wakil dalam jual beli, dan sah pula kerjasama dalam masalah ini. Karena adanya dalil dari ucapan mereka dalam ayat:
فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَة‎

“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota membawa uang perakmu ini.” (Al-Kahfi: 19)
6. Boleh memakan makanan yang baik dan memilih makanan yang disenangi atau sesuai selera, selama tidak berbuat israf (boros atau berlebihan) yang terlarang, berdasarkan dalil:‎

فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ
“Hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu.” (Al-Kahfi: 19)
7. Melalui kisah ini kita dianjurkan untuk berhati-hati dan mengasingkan  diri atau menjauhi tempat-tempat yang dapat menimbulkan fitnah dalam agama. Dan hendaknya seseorang menyimpan rahasia sehingga dapat menjauhkannya dari suatu kejahatan.‎

8. Diterangkan dalam kisah ini betapa besar kecintaan para pemuda yang beriman itu terhadap ajaran agama mereka. Dan bagaimana mereka sampai melarikan diri, meninggalkan negeri mereka demi menyelamatkan diri dari segenap fitnah yang akan menimpa agama mereka, ‘awaid(???)mereka pada Allah.‎

9. Disebutkan dalam kisah ini betapa luasnya akibat buruk dari kemudaratan dan kerusakan yang berbuah kebencian dan upaya meninggalkannya (???). Dan sesungguhnya jalan ini adalah jalan yang ditempuh kaum mukminin.‎

10. Bahwa firman Allah:‎
قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَى أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا


“Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: ‘Sungguh kami tentu akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atas mereka’.” (Al-Kahfi: 21)
Di dalam ayat ini terdapat dalil bahwa masyarakat di mana mereka hidup (setelah bangun dari tidur panjang) adalah orang-orang yang mengerti agama. Hal ini diketahui karena mereka sangat menghormati para pemuda itu sehingga sangat berkeinginan membangun rumah ibadah di atas gua mereka. Dan walaupun ini dilarang –terutama dalam syariat agama kita– tetapi tujuan diceritakannya hal ini adalah sebagai keterangan bahwa rasa takut yang begitu besar yang dirasakan oleh para pemuda tersebut akan fitnah yang mengancam keimanannya, serta masuknya mereka ke dalam gua telah Allah gantikan sesudah itu dengan keamanan dan penghormatan yang luar biasa dari manusia. Dan ini adalah ‘awaid (???) Allah terhadap orang yang menempuh suatu kesulitan karena Allah, di mana Dia jadikan baginya akhir perjalanan yang sangat terpuji.‎

11. Pembahasan yang berbelit-belit dan tidak bermanfaat adalah suatu hal yang tidak pantas untuk inhimak, berdasarkan firman Allah:

فَلَا تُمَارِ فِيهِمْ إِلَّا مِرَاءً ظَاهِرًا
“Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang keadaan mereka, kecuali pertengkaran lahir saja.” (Al-Kahfi: 22)
12. Faedah lain dari kisah ini bahwasanya bertanya kepada yang tidak berilmu tentang suatu persoalan atau kepada orang yang tidak dapat dipercaya, adalah perbuatan yang dilarang. Karena Allah menyebutkan:
وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا
“Dan jangan pula bertanya mengenai mereka (para pemuda itu) kepada salah seorang di antara mereka itu.” (Al-Kahfi: 22)

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Aqwamith Thoriq

1 komentar:

  1. http://reretaipan88.blogspot.com/2018/06/asiataipan-taipanqq-taipanbiru-ini.html

    Taipanbiru
    TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    BandarQ
    AduQ
    Capsasusun
    Domino99
    Poker
    BandarPoker
    Sakong
    Bandar66

    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61

    Daftar taipanqq

    Taipanqq

    taipanqq.com

    Agen BandarQ

    Kartu Online

    Taipan1945

    Judi Online

    AgenSakong

    BalasHapus