Translate

Selasa, 26 Januari 2016

Penjelasan Tentang Geologi Dalam Al-Qur'an

Sejak dahulu keindahan langit pada malam hari telah membangkitkan keingintahuan manusia tentang jagat raya. Sebagai refleksi, Dalam kisah Nabi Ibrahim As, beliau mencari pencipta langit dan bumi dengan merenungi ciptaan Allah yang ada di bumi dan di langit, hingga akhirnya beliau memahami bahwa di balik keindahan langit pada malam hari dan bergantinya siang dan malam tentulah ada pencipta yang maha agung yang mempunyai otoritas tunggal dalam penciptaannya. Dan ahli Astronomi mengelompokkan jagat raya dalam banyak pembahasan, diantaranya mulai tebentuknya jagat raya, terbentuknya galaksi, maupun planet-planet yang ada di dalamnya.

Dalam berbagai ayat, al-qur’an banyak memberikan indikasi tentang jagad raya dengan segala bagian-bagiannya (langit, bumi, segala benda mati dan makhluk hidup yang ada, serta berbagai fenomena jagat raya). Isyarat-isyarat itu menunjukkan bukti (istidlal) atas kekuasaan allah yang tidak terbatas, ilmu dan hikmah (kebijaksanaan) Nya yang sangat sempurna dalam menciptakan jagat raya ini. Itu semua sebagaihujjah (argumentasi) terhadap orang-orang kafir, musyrik, dan dan kaum skeptis, dan sekaligus mengukuhkan hakikat uluhiyah allah, rab alam semesta.

Banyak ayat yang membahas tentang siapa pencipta dan pemilik langit dan bumi dalam Al-Qur’an, sehingga kita sebagai umat islam harus percaya dengan pencipta langit dan bumi menurut kitab suci kita. Ayat-ayat tersebut menerangkan tentang kekuasaan Allah dalam menciptakan langit beserta isinya. Sehingga nampaklah bahwa Allah adalah tuhan yang maha agung yang menciptakan segala sesuatu di jagat raya. 
Ayat-ayat tersebut di antarnya:


الحمد لله الذي خلق السماوات والأرض وجعل الظلمات والنور ثم الذين كفروا بربهم يعدلون

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang. Namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan tuhan mereka (Qs. Al-An’am:1).


بديع السماوات والأرض وإذا قضى أمرا فإنما يقول له كن فيكون

Allah pencipta langit dan bumi, dan bila dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu. Maka (cukuplah) dia mengatakan kepadanya “jadilah”, lalu jadilah ia (Qs Al-Baqoroh:117).


ولئن سألتهم من خلق السماوات والأرض ليقولن خلقهن العزيز العليم الذي جعل لكم الأرض مهدا وجعل لكم فيها سبلا لعلكم تهتدون

Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “siapakah yang menciptakan langit dan bumi?. Niscaya mereka akan menjawab: “semuanya diciptakan oleh yang maha perkasa lagi maha mengetahui”. Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk (Qs. Az-Zukhruf:9-10). 


Selain sebagai pencipta, Allah adalah pemilik yang haq seluruh isi alam seperti yang di terangkan dan terkandung dalam ayat Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut di antaranya:


ولله المشرق والمغرب فأينما تولوا فثم وجه الله إن الله واسع عليم

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah maha luas (rahmat-Nya) lagi maha mengetahui (Qs. Al-Baqoroh:115).


الله لا إله إلا هو الحي القيوم لا تأخذه سنة ولا نوم له ما في السماوات وما في الأرض من ذا الذي يشفع عنده إلا بإذنه يعلم ما بين أيديهم وما خلفهم ولا يحيطون بشيء من علمه إلا بما شاء وسع كرسيه السماوات والأرض ولا يؤوده حفظهما وهو العلي العظيم

Allah tidak ada tuhan melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat member syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah maha tinggi lagi maha besar (Qs. Al-Baqoroh:255). 


له ما في السماوات وما في الأرض وما بينهما وما تحت الثرى

Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah (Qs. At-Thaha:6).


Dari ayat-ayat di atas terbuktilah bahwa Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi atas segala kuasanya, serta beliaulah pemilik yang haq atas bumi beserta isinya. Tiada yang pantas untuk disekutukan dengannya. 


Pengertian Ilmu Geologi

 Secara ringkas, tempat tinggal kita ini merupakan planet yang terus menerus berubah. Penelaahan planet ini khususnya melalui ilmu yang disebut pengetahuan tentang bumi. Ilmu pengetahuan bumi dasar adalah geologi.  Geologi berasal dari kata Yunani geo yang artinya bumi dan logos artinya pengetahuan.

Bumi didalamnya terdapat berbagai lapisan. Beberapa diantaranya meleleh atau cair. Jika kamu memotong bumi, kamu akan melihat tiga lapisan utama, yaitu kerak, mantel, dan inti.

Lapisan yang paling tipis adalah kerak bumi. Tebalnya antara 5 km hingga 70 km. di bawahnya terdapat mantel yang tersusun dari silikon dan magnesium. Tebal mantel sekitar 3.000 km. bagian atas mantel sebagian berupa batuan cair. Bagian tengah mantel sangat panas hingga batuan meleleh dan mambentuk substansi kental yang disebut magma. Kerak bumi tarapung diatas lapisan cair ini. Bagian bawah mantel berupa batuan padat.

Inti bumi diperkirakan tersusun dari besi dan nikel. Inti luar setebal 2.200 km berupa lopgam cair, sedangkan inti dalam setebal 1.300 km berupa logam padat dan bersuhu sangat panas, yaitu sekitar 6000 drajat C.

Kerak bumi terbuat dari batuan yang terdiri atas bermacam-macam mineral. Dikenal banyak jenis batuan tetapi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe dasar. Batuan gunung berapi, batuan endapan, dan batuan berubah bentuk.

Batuan gunung berapi (secara harfiah berarti batuan yang dihasilkan dari api) dahulu merupakan lelehan yang panas sekali, yang kemudian memadat baik dipermukaan bumi. Batuan ini merupakan asal mula berbagai batuan kerak bumi.

Batuan endapan atau sedimen terbentuk dari potongan-potongan kecil, batuan lainnya yang lapuh dan terkikis kemudian dihanyutkan oleh air atau angin, suatu saat butiran-butiran batuan akan menyatu kembali sehingga terjadi batuan endapan.

Batuan jenis yang ketiga adalah batuan berubah bentuk, terjadi dari batuan gunung berapi dan batuan endapan yang berubah dalam waktu yang berabad-abad.

Ayat-ayat Tentang Geologi
      
أَمَّنْ جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut ? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui”. [QS. Al-Naml ayat 61]  

Tafsir Ayat; 

Firman Allah Swt.:


{أَمَّنْ جَعَلَ الأرْضَ قَرَارًا}

Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam. (An-Naml: 61)
Yakni tempat menetap yang kokoh, tenang, tidak bergerak serta tidak bergoyang mengguncangkan penduduknya, tidak pula menggetarkan mereka. Karena sesungguhnya andaikata bumi selalu berguncang dan bergetar, tentulah tidak akan enak hidup di bumi dan tidak layak untuk kehidupan. Bahkan tidaklah demikian Allah menjadikan bumi sebagai karunia dan rahmat-Nya menghampar lagi tetap, tidak bergetar dan tidak bergerak. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:


{اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً}

Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu sebagai tempat menetap dan langit sebagai atap. (Al-Mu-min: 64)


Adapun firman Allah Swt.:

{وَجَعَلَ خِلالَهَا أَنْهَارًا}

dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya. (An-Naml: 61)

Yaitu Dialah yang menjadikan sungai-sungai di bumi yang airnya tawar lagi baik, sungai-sungai itu membelah di celah-celahnya, lalu mengalirkannya di bumi, ada yang besar dan yang kecil; ada yang ke timur dan yang ke barat; dan ada yang ke selatan atau ada yang ke utara, sesuai dengan kemaslahatan hamba-hamba-Nya di berbagai belahan bumi, karena Allah telah menyebarkan mereka di muka bumi dan memudahkan bagi mereka jalan rezekinya menurut apa yang mereka perlukan.


{وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ}

dan yang menjadikan gunung-gunung untuk(mengokohkan)nya. (An-Naml: 61)


Yakni gunung-gunung yang tinggi-tinggi, mengokohkan bumi dan menetapkannya agar tidak mengguncangkan kalian.


{وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا}

dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut. (An-Naml: 61)
Maksudnya, menjadikan suatu pemisah antara air tawar dan air asin, yang mencegah keduanya bercampur agar yang ini tidak tercemari oleh yang itu, begitu pula sebaliknya (seperti di muara sungai Pent.). Sesungguhnya hikmah Allah (sunnatullah)-lah yang menetapkan agar masing-masing dari kedua jenis air itu tetap pada fungsinya. Menurut istilah Al-Qur'an, laut yang berasa manis airnya (yakni tawar) adalah sungai-sungai yang mengalir di berbagai daerah yang diduduki oleh manusia. Fungsi dan kegunaan air tersebut berasa tawar agar dapat dijadikan sebagai air minum bagi makhluk hidup, juga sebagai pengairan buat tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang berbuah dan pohon-pohon lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan laut yang berasa asin airnya ialah lautan yang mengelilingi berbagai benua dari segala penjuru. Airnya diciptakan berasa asin agar tidak mencemari udara dengan baunya seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:


{وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَحِجْرًا مَحْجُورًا}

Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) yang ini tawar lagi segar, dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (Al-Furqan: 53)‎

Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:


{أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ}

Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? (An-Naml: 61) Yaitu yang menjadikan itu semua, menurut pendapat yang pertama Menurut pendapat yang kedua yakni yang patut disembah. Kedua pendapat itu benar, masing-masingnya saling berkaitan dengan yang lain.


{بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ}

Bahkan (sebenarnya) sebagian besar dari mereka tidak mengetahui (An-Naml: 61)


Karena mereka menyembah selain-Nya.

Penjelasan ayat;

Ayat sebelum ini berbicara tentang penciptaan langit dan bumi seta beberapa hal yang berkaitan dengan keduanya, seperti hujan dari langit dan tumbuhan di bumi. Kini, dibicarakan secara khusus apa yang dibumi, karena ini lebih jelas dapat terlihat. Ayat di atas asih melanjutkan “peerbandingan” sebelumnya dengan menyatakan : “ apakah berhala-berhala yang kami sembah lebih baik atauapakah siapa , ya’ni apakah Dia yaitu Allah, yang telah menjadikan bumi antap , yakni memilki kemantapan sehingga tidak guncang dan apa yang berada di permukaanya pun tidak beguncang. Dan yang enjadikan celah-celahnya antara gunung-gunung yang tertancap di bumi itu sungai-sungai dan yang menjadikan untuknya, yajni bumi itu, gunung-gunung yang kukuh sehingga bumi tidak guncang dan menjadikan pula antara dua laut, yakni antara sungai dan laut, pemisah sehingga air laut dan sungai tidak bercampur ? apakah sembahan-sembahan kamu lebih baik daripada Allah ? Pasti tidak. Apakah disamping Allah ada tuhan yang lain? Sungguh tidak ada bahkan yang sebenarnya kebanyaka dari mereka yang menyembah selain Allah atau empersektukannya kendati ereka memanfaatkan ciptaan-Nya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.

Kata (قَرَارًا) terambil dari kata (قَر) qarra yang berarti mantap tenang tidak guncang. Di sini, Allah mengajak manusia bersyukur, sekaligus berpikir tentang keajaiban ciptaan-Nya. Betapa tidak menakjubkan, setiap saat bumi bergerak bagaikan berenang di angkasa, namun penghuninya yang ada dipermukaaanya tidak merasakan gerak itu, bahkan tidak terjatuh dan tergelincir.

Ulama-ulama bebeda pendapat tentang hakikat pemisah antara dua laut yang di maksud ayat ini. Ada yang berpendapat bahwa Allah memisahkannya dengan menjadikan sungai pada umumnya berada pada posisi yang tinggi dari laut. sehingga, walau air laut lebih banyak, ia tidak dapat mencapai air sungai. Sebaliknya, walau air sungai tinggi, karena air laut lebih banyak, keasinannya tidak terpengaruh oleh air sungai yang mengalir keair laut itu.


وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا  أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا  مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ

“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya, Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya, Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.   [QS. Al-Nazi’at  ayat 30-33]

Maksudnya Dia hamparkan bumi, lalu Dia pancarkan mata airnya serta munculkan segala yang dikandungnya dan Dia alirkan sungai-sungainya, serta tumbuhkan tanaman, pepohonan, dan buah-buahannya, juga Dia tegakkan gunung-gunungnya agar penghuninya menetap dengan tenang. Semua itu merupakan kenikmatan bagi semua makhluk-Nya, dan karena mereka memang membutuhkan berbagai binatang ternak yang dapat mereka makan dan pergunakan untuk kendaraan selama mereka butuhkan didunia ini sampai berakhir masa dan waktu yang telah ditentukan.

Dengan kata lain, dalam penegakan gunung-gunung, gunung- gunung mencengkeram lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat mengumpamakan gunung dengan paku yang menyatukan bilah-bilah papan. 

Jika dua lempeng saling bertumbukan, kerak bumi akan terdorong keatas dan membentuk barisan pegunungan tinggi, disebut pegunungan lipatan.

وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk”.   [QS. Al-Nahl ayat 15]

Setelah menguraikan ciptaan dan anugrah-Nya yang terpendam, kini diuraikan ciptaan dan dan nikmat-Nya yang menonjol dan Menjulang keatas, dengan menyatakan : dan Dia mencampakkan dipermukaan bumi gunung-gunung yang sangat kukuh sehingga tertancap kuat supaya ia,yakni bumi tempat hunian kamu itu, tidak guncang bersama kamu,kendati ia lonjong dan terus berputar, dan dian menciptakan juga sungai yang dialiri air yang dapat digunakan untuk minum,dan selanjutnya dibui itu allah menjadikan juga jalan-jalan yang terhampar agar kamu mendapat petunjuk lahiriah menuju arah yang kamu kehendaki dan petunjuk batiniah menuju pengakuan keesaan allah swt.

Kata أَلْقَى (mencampakkan dibumi,), yakni melempar kearahnya, memberi kesan bahwa kehadiran gunung, sungai, dan jalan-jalan terjadi sesudah penciptaan bumi, dan karena itu ayat ini tidak menggunakan kata menciptakan gunung-gunung. Boleh jadi pencampakan yang dimaksud adalah benturan yangbesar atau gempa yang dahsyat, yang mengakibatkan lahirnya gunung-gunung dan sungai-sungai. Ayat ini tidak menjelaskan bagaimana hal tersebut tidak terjadi.

Kata رَوَاسِيَ terambil dari kataالرسو (al-rasw) atau ar-rusuwwu, yakni kemantapan pada satu tempat. Dari sini, gunung-gunung, karena ia kekar tidak bergerak dari tempatnya, ditunjuk dengan katarawasi yang merupakan bentuk jamak dari kata  rasin.

Dia menancapkan gunung-gunung yang kokoh kedalam bumi, agar tetap (stabil) dan tidak goncang bersama hewan yang ada di atasnya, sehingga karenanya mereka hidup tenang.

Bumi ini tidak ubahnya bahtera di atas permukaan air, jika tidak ada benda-benda berat di dalamnya, niscaya ia akan goncang dan miring ke sana-sini, meski karena sebab yang kecil. Tetapi jika didalamnya diletakkan benda-benda berat, niscaya ia akan tetap pada satu keadaan. Demikian halnya dengan bumi, jika tidak ada gunung-gunung ini di atasnya, niscaya ia akan goncang. ‎



وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ بِسَاطًا  لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلًا فِجَاجًا

“Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu”. [QS. Nuh ayat 19-20]

Yakni Allah telah menciptakan bumi untuk tempat menetap kalian, dan kalian dapat melakukan perjalanan padanya ke mana pun yang kalian kehendaki dari kawasan dan daerah-daerahnya. Semuanya itu termasuk di antara apa yang diingatkan oleh Nuh terhadap kaumnya, untuk menunjukkan kepada mereka kekuasaan Allah dan kebesaran-Nya melalui penciptaan-Nya terhadap langit, bumi, dan semua nikmat yang dirasakan oleh mereka berupa berbagai manfaat, baik yang berasal dari langit maupun yang berasal dari bumi. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Memberi rezeki. Dia telah menjadikan langit sebagai atap dan bumi sebagai hamparan dan melimpahkan kepada makhluk-Nya rezeki-rezeki-Nya. Maka Dialah Tuhan Yang wajib disembah dan diesakan dan tidak boleh dipersekutukan dengan siapa pun. Karena sesungguhnya Allah itu tiada tandingan, tiada lawan, dan tiada yang sepadan dengan-Nya, tidak beranak, tidak mempunyai pembantu, tidak mempunyai penasihat, bahkan Dia Mahatinggi lagi Mahabesar.

Dijadikannya bumi sebagai hamparan bermakna kemudahan memanfaatkannya serta kenyamanan yang dapat diraih darinya. Bahwa bumi dijadikan hamparan bukan berarti diciptakan datar. Kedatarannya tidak bertentangan dengan penciptaannya dalam bentuk bulat atau lonjong. Kemanapun manusia melangkahkan kaki di bumi ini, dia akan melihat bumi dan menemukannya terhampar, walau dia pada hakikatnya lonjong. Kata(جَعَلَ)  digunakan al-qur’an untuk menekankan manfaat yang dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan, berbeda dengan katakhalaqa  yang penekanannya pada kuasa allah mencipta serta kehebatan ciptaan itu. Kata (فِجَاجًا) adalah bentuk jamak dari kata fajj,yakni jalan yang luas.

   
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ


“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik”. [QS. Luqman ayat 10]

Allah Swt. melalui ayat ini menjelaskan tentang kekuasaan-Nya melalui penciptaan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada pada keduanya. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

{خَلَقَ السَّمَوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ}

Dia menciptakan langit tanpa tiang.(Luqman: 10)

Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa langit tidak mempunyai tiang, baik yang tidak terlihat maupun yang terlihat. Ibnu Abbas, Ikrimah, dan Mujahid mengatakan bahwa langit memang mempunyai tiang, tetapi kalian tidak dapat melihatnya. Penjelasan mengenai hal ini telah disebutkan di dalam tafsir surat Ar-Ra'd dengan keterangan yang panjang sehingga tidak perlu lagi diulangi di sini.

{وَأَلْقَى فِي الأرْضِ رَوَاسِيَ}

dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi. (Luqman: 10)

Yakni gunung-gunung yang terpancang di bumi untuk menyeimbangkannya agar tidak berguncang menggoyangkan para penduduknya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

{أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ}

supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu.(Luqman: 10)

Artinya, agar bumi tidak berguncang menggoyangkan kamu sehingga bumi menjadi stabil.

Firman Allah Swt.:

{وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ}

dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang. (Luqman: 10)

Dia telah menyebarkan segala macam binatang di bumi dalam jumlah yang tidak diketahui bentuk dan warnanya kecuali hanya oleh Penciptanya.

Setelah menetapkan bahwa Dia adalah Yang Menciptakan, lalu Allah mengingatkan (manusia) bahwa Dialah yang memberi rezeki, yang hal ini diungkapkan melalui firman-Nya:

{وَأَنزلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ}

Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Luqman: 10)

Yakni segala macam tetumbuhan yang baik dan indah pemandangannya. Asy-Sya'bi mengatakan bahwa manusia juga merupakan tumbuhan bumi, maka barang siapa yang dimasukkan ke dalam surga, berarti dia adalah tumbuhan yang baik; dan barang siapa yang dimasukkan ke dalam neraka, berarti dia adalah tumbuhan yang buruk.

Allah menciptakan langit dan meninggikannya dari bumi tanpa tiang, sebagaiman adapat dilihat oleh umat anusia. Dia juga meletakkan gunung-gunung yang kokoh di muka bumi untuk menjaga keseimbanag bumi agar jangan sampai miring dan bergoncang. Allah menebarkan aneka hewan dan binatang melata di muka bumi dan Allah menurunkan air hujan yang rasanya tawar dari awan sehingga hujan yang penuh berkah itu menyugukan tanah setselah masa pacekliok dan kemarau yang berkepanjagan. Di telah menjadikan tumbuh-tubuhan dan aneka ragam pohon-pohonan serta segala buah-buahan yang sedap di pandang dan satu sama lain berbeda warna dan rasanya.

Firman-Nya : (بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا) / tanpa tiyang yang kamu melihatnya dalam arti sebenarnya tiangnya ada tetapi kamu tidak melihatnya dengan mata kepala. Tiang tersebut adalah daya-daya yang diciptakan allah sehinngga ini dapat meninggi dan tidak jatuh kebumi. Tidak juga dengan planet-planet yang ada di alam raya ini saling bertabrakan. ‎

وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.” [QS. Al-Jatsiyah ayat 13]

Dan Dia meniadakan bagi mu segala yang telah dia ciptakan di langit dan di bumi, yang berkaitan dengan kemaslahatan-kemaslahatan, dan yang karenanya penghidupanmu menjadi tegak. Di antara makhluk-makhluk Allah yang dia sedakan untukmu di langit ialah matahari, bulan, bintang-bintang yang cemerlang, hujan, awan, dan angin. Dan di antara makhluk-makhluk-Nya yang ada di muka bumi adalah binatang, pohon-pohonan, gunung, kapal-kapal, yang menunjukkan bahwa penciptaanya adalah Allah yang tiada tuhan melainkan Dia, bagi orang yang mau memperhatikan makhluk-makhluk tersebut dan mengambil pelajaran dari padanya, di samping memikirkannya dengan benar.

Penundukan langit dan bumi dipahami dalam arti semua bagian-bagian alam yang terjangkau dan berjalan atas dasar satu system yang pasti kait-berkait dan dalam bentuk konsisten. Allah menetapkan hal tersebut dan dari saat ke saat mengilhami manusia tentang pengetahuan fenomena alam yang dapat mereka manfaatkan untuk kemaslahatan dan kenyamanan hidup manusia.

Allah menundukkan semua untuk manusia agar dia tunduk kepada yang ditundukkan itu, tetapi hanya kepada yang menundukkan. Sungguh buruk anda tunduk kepada siapa yang ditundukkan buat anda.

Secara ringkas, tempat tinggal kita ini merupakan planet yang terus menerus berubah. Penelaahan planet ini khususnya melalui ilmu yang disebut pengetahuan tentang bumi. Ilmu pengetahuan bumi dasar adalah geologi.  Geologi berasal dari kata Yunani geo yang artinya bumi dan logos artinya pengetahuan. Alqur’an telah menggambarkan bahwasannya gunung itu sebagai stabilisator permukaan bumi yang memegangnya dengan kuat agar tidak goyang atau bergetar bersama kita dan sebagai tiang pasak bagi bumi yang memegang permukaannya (yakni kulit bumi) kebawah sebagai suatu pengokohan. Jadi dengan kata-kata al-qur’an menggambarkan sederhana mengenai hal tersebut sebelum manusia menanyakan apakah gunung memiliki akar-akar dibawah bagiannya yang muncul kepermukaan bumi, dan sebelum ia dapat menyadarinilai apapun berkenaan dengan wujud gunung dipermukaan bumi kita, sebuah nilai yang baru belakangan terungkap oleh sejumlah pakar dibidang ilmu-ilmu bumi.

Takhtimah


قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (9) وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (10) ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11) فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (12) 

Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam.” Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa genap. (Penjelasan itu sebagai jawaban)bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab, "Kami datang dengan suka hati.” Maka Dia menjadikan tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.[QS Fushshilat 9-12]

Ini merupakan keingkaran dari Allah Swt. terhadap orang-orang musyrik, yaitu mereka yang menyembah selain-Nya di samping Dia, padahal Allah-lah Yang menciptakan segala sesuatu, Yang Maha Mengalahkan segala sesuatu, Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

{قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا}

Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?” (Fushshilat: 9)

Yakni kamu membuat-buat tandingan dan sekutu yang kalian sembah bersama dengan Allah Swt.

{ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ}

Yang demikian itulah Tuhan semesta alam.(Fushshilat: 9)

Yaitu Yang menciptakan segala sesuatu itu adalah Tuhan semesta alam. Dalam ayat ini terkandung perincian dari apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ}

Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. (Yunus: 3)

Dalam ayat ini diperincikan hal-hal yang berkaitan dengan penciptaan bumi secara terpisah dari hal-hal yang berkaitan dengan penciptaan langit. Disebutkan bahwa pada mulanya Allah menciptakan bumi karena bumi bagaikan fondasi, dan untuk membangun sesuatu itu dimulai dari fondasinya dahulu, setelah itu baru atap, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:

{هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ}

Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. (Al-Baqarah: 29), hingga akhir ayat.

Adapun mengenai firman Allah Swt. yang menyebutkan:

{أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا مَتَاعًا لَكُمْ وَلأنْعَامِكُمْ}

Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya. Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan darinya mata airnya, dan(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan kokoh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (An-Nazi'at: 27-33)

Disebutkan padanya bahwa penghamparan bumi itu terjadi sesudah penciptaan langit. Penghamparan itu dijelaskan oleh firman-Nya:

{أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا}

Ia memancarkan darinya mata airnya, dan(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. (An-Nazi'at: 31)

Ini terjadi sesudah penciptaan langit. Adapun penciptaan bumi, kejadiannya sebelum penciptaan langit menurut keterangan nas Al-Qur'an. Dan dengan nas inilah Ibnu Abbas r.a. mengemukakan jawabannya (terhadap orang yang bertanya kepadanya), menurut apa yang diketengahkan oleh Imam Bukhari dalam tafsir ayat ini, bagian dari kitab sahihnya.
Disebutkan di dalamnya bahwa Al-Minhal telah meriwayatkan dari Sa'id ibnu Jubair yang menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki berkata kepada Ibnu Abbas r.a. bahwa dirinya benar-benar menemui hal-hal yang menyulitkannya di dalam Al-Qur’an karena menurutnya simpang siur. Lelaki itu membaca firman-Nya: maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak ada pula mereka saling bertanya. (Al-Mu’minun: 101);Sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang lain berbantah-bantahan.(Ash-Shaffat: 27) Dan dalam ayat lain disebutkan: dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) suatu kejadian pun. (An-Nisa: 42) Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. (Al-An'am: 23) Dalam ayat ini mereka menyembunyikan keadaan yang sebenarnya pada diri mereka. Dan Allah Swt. telah berfirman: Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? (An-Nazi'at: 27) sampai dengan firman-Nya: Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. (An-Nazi'at: 30) Maka Allah menyebutkan penciptaan langit sebelum penciptaan bumi. Lalu dalam ayat lainnya Allah Swt. telah berfirman:Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa.” (Fushshilat: 9) sampai dengan firman-Nya: Kami datang dengan suka hati.(Fushshilat: 11) Dalam ayat ini disebutkan bahwa penciptaan bumi itu sebelum penciptaan langit. Dan Allah Swt. telah berfirman: Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab: 5) Dalam ayat yang lainnya disebutkan: Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al-Fath: 19) Dan dalam ayat yang lainnya lagi disebutkan: Dan adalah Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(An-Nisa: 134) Yakni memakai kana yang artinya dahulu, setelah itu tidak lagi menyandang sifat-sifat tersebut.

Maka Ibnu Abbas r.a. menjawab, bahwa firman Allah Swt.: maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak ada pula mereka saling bertanya. (Al-Mu’minun: 101) Kejadian yang disebutkan dalam ayat ini ialah di saat tiupan sangkakala yang pertama. Disebutkan pula oleh firman-Nya: Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (Az-Zumar: 68) Maka tidak ada pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak pula mereka saling bertanya. Dan pada tiupan yang kedua disebutkan oleh firman-Nya: Sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang lain berbantah-bantahan. (Ash-Shaffat: 27) Adapun mengenai firman Allah Swt. yang menyebutkan: Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah. (Al-An'am: 23) Dan firman Allah Swt.: dan mereka tidak menyembunyikan (dari Allah)suatu kejadian pun. (An-Nisa: 42) Karena sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa orang-orang yang mengikhlaskan ibadah mereka hanya kepada Allah, lalu orang-orang musyrik berkata, (kepada sesama mereka), "Marilah kita katakan, 'Kami bukanlah orang-orang yang mempersekutukan Allah'." Lalu dikuncilah mulut mereka dan berkatalah tangan-tangan mereka. Maka pada saat itu diketahui bahwa mereka tidak dapat menyembunyikan dari Allah suatu kejadian pun. Dan pada saat itu disebutkan oleh firman-Nya: Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah. (An-Nisa: 42), hingga akhir ayat. Mengenai firman Allah Swt.: menciptakan bumi dalam dua hari.(Fushshilat: 9) Kemudian Allah Swt. menciptakan langit, lalu Dia menuju ke langit dan menjadikannya tujuh langit dalam dua hari yang lainnya. Setelah itu baru dia menghamparkan bumi, yakni mengeluarkan airnya, tumbuh-tumbuhannya, dan menciptakan gunung-gunung, padang-padang pasir, dan lain-lainnya dalam dua hari berikutnya. Hal inilah yang dimaksud dengan makna menghamparkannya. Dan firman Allah Swt.: menciptakan bumi dalam dua hari. (Fushshilat: 9) Dia menciptakan bumi dan segala sesuatu yang ada padanya dalam empat hari, dan Dia menciptakan langit dalam dua hari. Mengenai firman-Nya: Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab: 5) dan ayat-ayat lainnya yang memakai ungkapan yang sama, yakni kana menunjukkan bahwa Allah Swt. menyifati Zat-Nya dengan demikian. Hal ini diungkapkan oleh firman-Nya yang berarti menunjukkan pengertian bahwa Dia masih tetap bersifat demikian. Karena sesungguhnya Allah Swt. itu tidak sekali-kali menghendaki sesuatu, melainkan mendapatkan apa yang dikehendaki-Nya. Karena itulah jangan sekali-kali Al-Qur'an di fahami olehmu dengan pemahaman yang keliru sehingga akibatnya akan memusingkan dirimu, karena sesungguhnya tiap-tiap Kalamullah itu (Al-Qur'an) berasal dari sisi-Nya.

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yusuf ibnu Addi, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Amr, dari Zaid ibnu Abu Anisah, dari Al-Minhal (yakni Ibnu Amr). Lalu disebutkan hadis yang telah disebutkan di atas.

Firman Allah Swt.:

{خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ}

menciptakan bumi dalam dua hari.(Fushshilat: 9)

Yakni pada hari Ahad dan hari Senin.

{وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا}

Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya. (Fushshilat: 10)

Allah menjadikan bumi penuh dengan berkah, yakni dapat menerima kebaikan, benih-benih tanaman, dan dapat dibajak. Allah menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dan tempat-tempat yang layak untuk ditanami dan dijadikan lahan pertanian, yang hal ini dilakukan­Nya dalam dua hari —yaitu hari Selasa dan hari Rabu— yang bila digabungkan dengan dua hari yang sebelumnya menjadi empat hari. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

{فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ}

dalam empat hari genap. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (Fushshilat: 10)

Yaitu bagi orang yang mau bertanya tentang hal tersebut untuk menambah wawasan pengetahuannya.

Ikrimah dan Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Dia menentukan kadar makanan-makanan(penghuni)nya. (Fushshilat: 10) Dia menjadikan pada tiap-tiap bagian bumi keistimewaannya tersendiri yang tidak dapat dimiliki oleh bagian yang lainnya, misalnya di negeri Yaman terkenal dengan 'asb-nya, di Sabur terkenal dengan saburi-nya,sedangkan di Ar-Ray terkenal dengantayalisah-nya.

Ibnu Abbas, Qatadah, dan As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: yang genap. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (Fushshilat: 10) Maksudnya, bagi orang yang ingin mengetahui tentangnya.
Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa genap.(Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (Fushshilat: 10) Yakni sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya; bagi orang yang mempunyai keperluan terhadap rezeki atau kebutuhan, sesungguhnya Allah Swt. menentukan baginya makanan dan keperluan yang dibutuhkannya.

Pendapat ini mirip dengan apa yang dikatakan oleh mereka sehubungan dengan makna firman-Nya:

{وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ}

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. (Ibrahim: 34)
Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Firman Allah Swt.:

{ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ}

Kemudian Dia menuju ke langit dan langit itu masih merupakan asap. (Fushshilat: 11)

Yaitu asap air yang naik membumbung saat bumi diciptakan.

{فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا}

lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” (Fushshilat: 11)

Artinya, turutilah perintah-Ku dan tunduklah kepada kemauan-Ku dengan taat atau terpaksa.

Ats-Tsauri telah meriwayatkan dari Ibnu Juraij, dari Sulaiman ibnu Musa, dari Mujahid dan Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” (Fushshilat: 11) Allah Swt. berfirman kepada langit, "Munculkanlah matahari, rembulan, dan bintang-bintang (ciptaan)-Ku!" Dan berfirman kepada bumi, "Belahlah kamu untuk sungai-sungaimu dan keluarkanlah buah-buahanmu!" Keduanya menjawab, "Kami datang dengan suka hati.”(Fushshilat: 11)
Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir rahimahullah.

Keduanya menjawab, "Tidak, bahkan kami datang dengan suka rela penuh ketaatan kepada-Mu bersama semua makhluk yang hendak Engkau ciptakan, yaitu malaikat, jin, dan manusia yang ada pada kami, semuanya taat kepada Engkau."

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari sebagian ahli bahasa yang telah mengatakan bahwa suatu pendapat ada yang menakwilkan bahwa keduanya diperlakukan sebagaimana perlakuan terhadap makhluk yang berakal berikut dengan pembicaraan keduanya. Menurut pendapat lain, sesungguhnya yang berkata demikian dari bagian bumi ialah tempat Ka'bah berada, dan dari langit ialah bagian yang berada di atas Ka'bah (Baitul Ma'mur). Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa seandainya keduanya menolak, tidak mau datang, niscaya Allah memerintahkan agar keduanya diazab dengan suatu azab yang keduanya dapat merasakan rasa sakitnya. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.

{فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ}

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. (Fushshilat: 12)

Artinya, Allah selesai menyempurnakan ciptaan langit menjadi tujuh langit dalam dua hari, yakni hari Kamis dan hari Jumat.

{وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا}

dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. (Fushshilat: 12)

Yakni Dia mengatur dan menetapkan pada tiap-tiap langit segala sesuatu yang diperlukannya berupa para malaikat dan lain-lainnya yang tiada seorang pun mengetahuinya kecuali hanya Dia.

{وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ}

Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang.(Fushshilat: 12)

Maksudnya, bintang-bintang yang bercahaya yang tampak di mata penduduk bumi.

{وَحِفْظًا}

dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. (Fushshilat: 12)

Yaitu sebagai penjaga-penjaga dari setan-setan yang bermaksud mencuri-curi dengar pembicaraan para malaikat.

{ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ}

Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Fushshilat: 12)

Yakni Mahaperkasa Yang mengalahkan segala sesuatu dan menundukkannya, lagi Yang Maha Mengetahui tentang semua gerakan dan diamnya semua makhluk.

قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا هَنَّاد بْنُ السَّرِيِّ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْبَقَّالِ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ -قَالَ هَنَّادٌ: قَرَأْتُ سَائِرَ الْحَدِيثِ-أَنَّ الْيَهُودَ أَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَتْهُ عَنْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، فَقَالَ: "خَلَقَ اللَّهُ الْأَرْضَ يَوْمَ الْأَحَدِ وَيَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَخَلَقَ الْجِبَالَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ وَمَا فِيهِنَّ مِنْ مَنَافِعَ، وَخَلَقَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ الشَّجَرَ وَالْمَاءَ وَالْمَدَائِنَ وَالْعُمْرَانَ وَالْخَرَابَ، فَهَذِهِ أَرْبَعَةٌ: {قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ} لِمَنْ سَأَلَ، قَالَ: "وَخَلَقَ يَوْمَ الْخَمِيسِ السَّمَاءَ، وَخَلَقَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ النُّجُومَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالْمَلَائِكَةَ إِلَى ثَلَاثِ سَاعَاتٍ بَقِيَتْ مِنْهُ، فَخَلَقَ فِي أَوَّلِ سَاعَةٍ مِنْ هَذِهِ الثَّلَاثَةِ الْآجَالَ، حِينَ يَمُوتُ مَنْ مَاتَ، وَفِي الثَّانِيَةِ أَلْقَى الْآفَةَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مِمَّا يَنْتَفِعُ بِهِ النَّاسُ، وَفِي الثَّالِثَةِ آدَمَ، وَأَسْكَنَهُ الْجَنَّةَ، وَأَمَرَ إِبْلِيسَ بِالسُّجُودِ لَهُ، وَأَخْرَجَهُ مِنْهَا فِي آخِرِ سَاعَةٍ". ثُمَّ قَالَتِ الْيَهُودُ: ثُمَّ مَاذَا يَا مُحَمَّدُ؟ قَالَ: "ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ". قَالُوا: قَدْ أَصَبْتَ لَوْ أتممت! قالوا: ثُمَّ اسْتَرَاحَ. فَغَضِبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَضَبًا شَدِيدًا، فَنَزَلَ: {وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوبٍ.فَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ} [ق: 38]

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hanad ibnus Sirri, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Abu Sa'id Al-Baqqal, dari Ikrimah dari Ibnu Abbas. Hanad mengatakan bahwa ia telah membaca semua hadis (yang antara lain menceritakan) bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Nabi Saw., lalu menanyainya tentang penciptaan langit dan bumi. Maka Rasulullah Saw. menjawab,bahwa Allah Swt. menciptakan bumi pada hari Ahad dan Senin; menciptakan gunung-gunung pada hari Selasa berikut semua manfaat dan kegunaan yang ada di dalamnya; dan menciptakan pepohonan, air, perkotaan, bangunan-bangunan, dan tanah-tanah yang tak berpenghuni pada hari Rabu; inilah yang dimaksud dengan masa empat hari. Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam.” Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)wya dalam empat masa genap. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.(Fushshilat: 9-10) Yakni bagi orang yang menanyakannya. Dia menciptakan langit pada hari Kamis; dan pada hari Jumat Dia menciptakan bintang-bintang, matahari, rembulan, dan para malaikat sampai waktu tinggal tiga saat lagi. Kemudian pada saat waktu tinggal dua saat lagi Allah menimpakan malapetaka terhadap segala sesuatu yang digunakan oleh manusia, dan pada saat yang terakhir Dia menciptakan Adam, lalu menempatkannya di dalam surga. Dia memerintahkan kepada iblis untuk bersujud kepada Adam, dan Allah mengusir Adam dari surga di saat yang terakhir. Kemudian orang-orang Yahudi berkata, "Kemudian bagaimanakah kisah selanjutnya, hai Muhammad?" Nabi Saw. bersabda bahwa kemudian Allah Istiwa di atas 'Arasy. Orang-orang Yahudi berkata, "Engkau benar, sekiranya saja engkau sempurnakan." Mereka mengatakan, "Kemudian Allah beristirahat (sesudah itu)." Maka Nabi Saw. marah dengan kemarahan yang sangat, lalu turunlah firman Allah Swt.:Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan. Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan. (Qaf: 38-39)
Hadis ini mengandung garabah.

Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Juraij dari Ismail ibnu Umayyah dari Ayyub ibnu Khalid, dari Abdullah ibnu Rafi', dari Abu Hurairah r.a. yang mencerita­kan bahwa Rasulullah Saw. memegang tangannya, lalu bersabda:

"خَلَقَ اللَّهُ التُّرْبَةَ يَوْمَ السَّبْتِ، وَخَلَقَ فِيهَا الْجِبَالَ يَوْمَ الْأَحَدِ، وَخَلَقَ الشَّجَرَ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، وَخَلَقَ الْمَكْرُوهَ يَوْمَ الثُّلَاثَاءِ، وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ، وَبَثَّ فِيهَا الدَّوَابَّ يَوْمَ الْخَمِيسِ، وَخَلَقَ آدَمَ بَعْدَ الْعَصْرِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ آخِرَ الْخَلْقِ فِي آخِرِ سَاعَةٍ مِنْ سَاعَاتِ الْجُمُعَةِ، فِيمَا بَيْنَ الْعَصْرِ إِلَى اللَّيْلِ"

Allah menciptakan bumi pada hari Sabtu dan menciptakan padanya gunung-gunung pada hari Ahad, dan menciptakan pepohonan pada hari Senin, dan menciptakan hal yang tidak disukai pada hari Selasa,dan menciptakan cahaya pada hari Rabu, dan menyebarkan hewan-hewan padanya pada hari Kamis, dan menciptakan Adam pada hari Jumat sesudah ashar, yang merupakan makhluk terakhir, diciptakan pada saat yang terakhir dari waktu hari Jumat, yaitu dalam waktu antara ashar sampai malam.

Maka hadis ini telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Nasai di dalam kitabnya masing-masing melalui hadis Ibnu Juraij dengan sanad yang sama, dan hadis ini merupakan salah satu dari hadis-hadis garib yang ada dalam kitab sahih. Imam Bukhari di dalam kitab Tarikhnya telah menganalisisnya, untuk itu ia mengatakan bahwa sebagian dari mereka meriwayatkannya melalui Abu Hurairah r.a. dan Ka'bul Ahbar, dan ini adalah yang paling sahih.‎‎

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar