Translate

Minggu, 03 Januari 2016

Penjelasan Tentang Wanita Tercipta Dari Tulang Rusuk

Perbincangan di seputar penciptaan wanita (yang diwakili oleh Hawa) hingga kini tak kunjung usai. 

Terdapat beberapa hadits yang menjelaskan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ وَاللَّفْظُ لِابْنِ أَبِي عُمَرَ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ لَنْ تَسْتَقِيمَ لَكَ عَلَى طَرِيقَةٍ فَإِنْ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَبِهَا عِوَجٌ وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلَاقُهَا

“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.” (HR. Muslim 2670)

Demikian juga sabda beliau,

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ وَمُوسَى بْنُ حِزَامٍ قَالَا حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ مَيْسَرَةَ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ

“ Saling berpesanlah kalian (bermakna: tawasau) untuk berbuat baik kepada kaum perempuan, karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk dan bagian tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian paling atas. Maka jika kamu berusaha untuk meluruskannya, kamu akan mematahkannya, dan jika kamu membiarkan sebagaimana adanya maka ia akan tetap dalam keadaan bengkok. Maka saling berpesanlah kalian untuk berbuat baik kepada kaum perempuan. (HR. Al-Bukhari 3084)

Mengapa Rasullulah sampai khusus membahas masalah ini?

Kedudukan perempuan dimata Allah adalah sama dengan laki-laki dalam hal keimanan. Perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, bukan berarti perempuan itu bersifat bengkok (jelek). Ini hanya masalah fungsi saja, dimana laki-laki dan perempuan memiliki fungsi yang berbeda.

Mengapa dari tulang rusuk yang bengkok? Bukankah masih ada tulang yang lain yang lurus. Jika saja dari tulang yang lurus maka akan sempitlah dadanya, karena itu keberadaan perempuan dapat memberi kenyamanan dimana ia berada.Coba kita tengok bentuk tulang rusuk yang bengkok itu, ia berfungsi sebagai kerangka yang menyusun kekuatan tubuh. Jadi perempuan itu juga bagian yang dapat membangun dan menegakkan kehidupan. Dengan tulang rusuk yang bengkok maka banyak organ-organ yang lunak terlindung. Sama halnya dengan perempuan, ia dapat menjaga kehidupan keluarganya, anak-anaknya yang masih lemah.

Bengkoknya bukanlah bentuk kelemahan perempuan, karenanya Rasulullah mengatakan untuk menasihati perempuan secara baik-baik. Hal ini untuk menjaga agar jiwa perempuan tidak patah,sehingga dapat menjalankan fungsi utamanya sebagai ibu, isteri, maupun sebagai insan perempuan itu sendiri. Karena tugasnya itulah perempuan diberi kekuatan oleh Allah.
Allah telah memberikan kekuatan pada perempuan, karena ditangannya akan terlahir penerus keturunan. Anak yang baik terlahir dari kehebatan seorang ibu yang mengasuh dan membesarkannya.

Di balik kesuksesan suami, ada isteri yang hebat yang mendampinginya. Sejatinya wanita harus di perlakukan dengan baik, agar jiwanya terbangun dengan kasih sayang dan kesabaran. Kasih dan sayang sepanjang waktu dalam mendampingi anak-anak dan keluarganya tanpa perasaan tersakiti. Sehingga di harapkan perempuan dapat menjalankan fungsinya dengan baik di dalam keluarga maupun masyarakat..

Dalam beberapa ayat Al-Quran ada beberapa ayat yang mengisyaratkan bahwa Hawa tercipta dari Nabi Adam ‘alaihissalam.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (an-Nisaa : 1)

Dan firman Allah,

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلاً خَفِيفاً فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَت دَّعَوَا اللّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحاً لَّنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِي

“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur”. (al-A’raf: 189)

Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dari jiwa yang satu, Allah menciptakan pasangannya. Qatadah dan Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan jiwa yang satu adalah nabi Adam ‚alaihissalam, sedangkan pasangannya adalah Hawa. Qatadah mengatakan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. (Tafsir Ath-Thabari, 3/565, 566).

Imam an-Nawawi berkata, dalam hadis ini ada dalil dari ucapan fuqaha dan sebagian mereka bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Allah berfirman: “…yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu dan dari jiwa yang satu itu Dia menciptakan pasangannya…, dan Rasulullah menerangkan dalam hadis diatas bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk. Hadis ini menunjukkan keharusan berlaku lembut kepada wanita, bersikap baik pada mereka, dan bersabar atas mereka.” (Al-Minhâj, 9/299).

Sedangkan secara medis, dari struktur anatomi tulang rusuk, jumlah iganya antara laki-laki dan wanita sama; 7 iga sejati, 3 iga semu, 2 iga melayang, sehingga jumlah totalnya 12. Tulang rusuk berbentuk panjang agak pipih dan kedua ujung tulangnya merupakan tulang rawan, mungkin karena sifatnya, maka mudah patah bila dibengkokkan. Penjelasan secara medis ini menunjukkan bahwa antara laki-laki dan wanita mempunyai struktur dan jumlah tulang rusuk yang sama, dan karena pada bagian ujungnya berupa tulang rawan maka mudah sekali patah apabila dibengkokkan (sesuai dengan hadis diatas).

Demikianlah jika dipadukan bahwa hadits dan AL-Quran tidak dipertentangkan. Hawa tercipta dari tulang rusuk nabi Adam ‘alahissalam.

“Dzahir hadits menunjukkan bahwa wanita (yang dimaksud di sini adalah Hawa ) diciptakan dari tulang rusuk Adam. Pengertian seperti ini tidaklah menyelisihi hadits lain yang menyebutkan penyerupaan wanita dengan tulang rusuk. Bahkan diperoleh faedah dari hadits yang ada bahwa wanita serupa dengan tulang rusuk. Ia bengkok seperti tulang rusuk karena memang ia berasal dari tulang rusuk.

Maknanya, wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok maka tidak bisa disangkal kebengkokannya. Apabila seorang suami ingin meluruskannya dengan selurus-lurusnya dan tidak ada kebengkokan padanya niscaya akan mengantarkan pada perselisihan dan perpisahan. Ini berarti memecahkannya.

Namun bila si suami bersabar dengan keadaan si istri yang buruk, kelemahan akalnya dan semisalnya dari kebengkokan yang ada padanya niscaya akan langgenglah kebersamaan dan terus berlanjut pergaulan keduanya. Hal ini diterangkan para pensyarah hadits ini, di antaranya Al-Hafizh Ibnu Hajar  dalam Fathul Bari (6/368) semoga Allah merahmati mereka semua. Dengan ini diketahuilah bahwa mengingkari penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam tidaklah benar.”

kesimpulannya:

1.Makna wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki bukan makna kiasan tetapi itulah makna dzahirnya

2. para suami selayaknya memaklumi kebengkokan wanita dan bersabar, misalnya ketika sensitif datang bulan, dan selayaknya suami mengingat kebaikan-kebaikan istri yang merawat anak-anak dan bersabar di dalam rumah demi untuk suami

3. para istri juga harus sadar bahwa terkadang dia bengkok dan mungkin sering menyusahkan suami, membentak suami dan kadang jarang bersyukur dengan kebaikan suami. Ingat juga bahwa kebanyakan penduduk neraka adalah wanita, karena seringnya mengingkari kebaikan suami.

Analisis Masalah Tulang Rusuk

Benarkah Asal Penciptaan Perempuan Dari Tulang Rusuk?

Bila kita membaca buku atau mendengar ceramah berkenaan wanita maka kebiasaan kisah lanjutannya adalah mengenai asal penciptaan perempuan yaitu daripada tulang rusuk lantas mengaitkannya dengan sifat perempuan yang selalu ‘bengkok’ maka si suami hendaklah berhati-hati ‘membetulkannya’ supaya 'tidak patah' yaitu dalam memimpin dan mendidik seorang isteri agar berada di haluan yang betul.

Cerita-cerita seperti ini menunjukkan seakan manusia yang bernama perempuan ini adalah manusia kelas kedua sahaja sedangkan kedatangan Islam telah mengangkat darjat perempuan ke tahap yang sangat mulia.

Benarkah Perempuan Berasal Daripada Tulang Rusuk???

Sebagaimana kita katakan tadi, kita sering mendengar cerita bahawa Hawa diciptakan daripada tulang rusuk Adam. Sehingga terdapat ungkapan yang mengatakan wanita dijadikan daripada tulang rusuk supaya yang dekat dengan hati dan supaya sering didampingi serta diingati dan bermacam-macam lagi. Begitu juga, hampir semua kitab-kitab tafsir menyebutkan kisah penciptaan Hawa dan menjadi asas kepada ulama tafsir ketika menjelaskan maksud ayat pertama surah al-Nisa’. ( lihat Tafsir at-Tabari, Tafsir al-Baidhawi, al-Kahzin dan lain-lain)

Kenyataannya ialah tidak ada satupun ayat al-Quran dan Hadis Rasulullah s.a.w. yang jelas menyebutkan hakikat penciptaan Hawa. Al-Quran tidak menyebutkan Hawa dicipta daripada Adam tetapi manusia itu dicipta daripada jiwa yang satu. Apa yang disebutkan di dalam al-Quran ialah manusia itu diciptakan daripada jenis yang sama dengannya juga. Seorang manusia tentunya ibu bapanya manusia juga bukan makhluk yang lain.

Abu A`la al-Mawdudi menulis komentar bagi ayat pertama surah al-Nisa’ ini: “Umumnya para pentafsir al-Quran menyebutkan Hawa dicipta daripada tulang rusuk Adam dan Bible juga menyebutkan perkara yang sama.

Kitab Talmud pula menambah bahawa Hawa diciptakan daripada tulung rusuk Adam yang ketiga belas. Tetapi al-Quran tidak menyentuh langsung perkara ini dan hadis-hadis yang dipetik untuk menyokong pandangan ini mempunyai makna yang berbeda dari yang sering difahami.

Oleh itu, perkara yang terbaik ialah membiarkan perkara yang tidak dijelaskan seperti yang terdapat dalam al-Quran dan tidak perlu membuang masa bagi menentukan perinciannya.” ( The Meaning of The Quran, jil. 2 hal. 94)

Menurut al-Mawdudi, hadis-hadis Rasulullah s.a.w. tidak menyatakan perkara yang sebagaimana yang tersebar dalam masyarakat Islam yaitu sebenarnyanya tidak ada satupun hadis baginda s.a.w yang menerangkan asal- usul penciptaan Hawa.

Kaedah yang sebenarnya ialah tidak perlu memberatkan diri dalam menentukan perkara yang Allah s.w.t. tidak menyatakan dengan terang dan jelas. Contohnya, apabila Allah s.w.t. menyebutkan cerita tentang bahtera Nabi Nuh tidak perlu bagi kita untuk menentukan apakah besar dan kapasiasnya atau bahan buatannya.

Perincian itu bukan menjadi maksud penurunan al-Quran. Apa yang penting ialah menjadikan peristiwa tersebut sebagai iktibar pengajaran. Dengan kata lain, al-Quran bukan kitab sejarah atau sains tetapi kitab yang memberi panduan hidup kepada manusia supaya selamat di dunia dan akhirat.

Dalam hal ini Shah Waliyullah menyebutkan dengan jelasnya. Kata beliau ketika mengulas kisah-kisah yang diceritakan oleh al-Quran: “Bukanlah maksud cerita-cerita di dalam al-Quran untuk mengetahui cerita itu sendiri. Maksud sebenarnyanya ialah supaya pembaca memikirkan betapa bahayanya syirik dan kemaksiatan serta hukuman Allah hasil dari perbuatan syirik itu di samping menenangkan hati orang-orang yang ikhlas dengan tibanya pertolongan dan perhatian Allah kepada mereka” (al-`Fawz al-Kabir Fi Usul al-Tafsir, hal. 138)
Mengapa terjadi Kekeliruan Tentang Penciptaan Hawa Ini?

Ada beberapa faktor mengapa berlaku kekeliruan dalam memahami makna sebenarnya ayat ini:

Berpegang Dengan Riwayat Israiliyyat

Fasal yang kedua di dalam Sifr al-Takwin menyebutkan Hawa diciptakan daripada tulang rusuk kiri Nabi Adam ketika baginda sedang tidur. (Tafsir al-Manar, jil. 4, hal. 268.) Disebabkan ada riwayat dalam kitab-kitab yang dahulu, ahli-ahli tafsir terus menganggap ia sebagai sokongan atau pentafsiran kepada al-Quran. Bagaimana mungkin ayat al-Quran ditafsirkan dengan riwayat Israiliyyat padahal penurunan kitab-kitab nabi terdahulu lebih awal lagi daripada al-Quran. Sepatutnya, kitab yang turun kemudianlah yang menjelaskan kitab-kitab yang terdahulu.

Hadis berkenaan perkara ini mempunyai beberapa versi. Antaranya ialah;
·         Perempuan itu diciptakan daripada tulang rusuk
·         Perempuan seperti tulang rusuk.
·         Perempuan adalah tulang rusuk.

Mengkhususkan Keumuman Hadis Tanpa Nas Yang Jelas
Antara kesilapan dan kekeliruan ialah mengkhususkan lafaz hadis yang menyebut perempuan kepada Hawa. Hadis-hadis yang diriwayatkan daripada Rasulullah s.a.w. semuanya dengan jelas menyatakan perempuan dalam bentuk tunggal atau jamak dan tidak ada yang menyebutkan Hawa secara khusus. Jelasnya, para pentafsir menyangka wanita dalam hadis tersebut adalah Hawa tanpa berdasarkan kepada nas yang lain yang menentukan makna yang dikehendaki oleh Rasulullah s.a.w. itu.

Kesalahan Memahami Kata Min من 

Walaupun perkataan min itu memberi arti “daripada”, “punca sesuatu perkara” atau “sebahagian”, kata minjuga mempunyai makna lain seperti “untuk menyatakan sebab” dan “menyatakan jenis sesuatu perkara”. Oleh itu, pemakaian huruf ini dalam bahasa Arab adalah luas dan tidak semestinya terikat dengan satu makna sahaja. (lihat, Ibn Hisyam, Mughni al-Labib, jil. 1, hal. 319)

Abu Muslim al-Asfahani mengatakan, maksud menciptakan daripadanya pasangannya ialah menciptakannya dari jenisnya. (lihat Hasyiah Zadah `Ala al-Baidhawi) Ini seperti ayat-ayat al-Quran berikut:

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, bahawa Dia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya dan dijadikanNya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir. (Surah al-Rum: 21)

فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Dialah yang menciptakan langit dan bumi; Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri dan menjadikan dari jenis binatang-binatang ternak pasangan - pasangan (bagi bintang-binatang itu); dengan jalan yang demikian dikembangkan -Nya (zuriat keturunan) kamu semua. Tiada sesuatupun yang sebanding dengan (ZatNya, sifat-sifatNya dan pentadbiranNya) dan Dialah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Melihat. (Surah al-Syura: 11)

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ

Dan Allah telah menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagi kamu daripada pasangan-pasangan kamu anak-anak dan cucu dan memberikan rezki kepada kamu daripada benda-benda yang baik. (Surah al-Nahl: 72)

Ayat-ayat ini tidak boleh difahami sebagai isteri-isteri kita itu diciptakan daripada diri atau jasad kita tetapi mestilah difahami sebagai “mereka itu dari jenis yang sama dengan kita”.

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang rasul dari jenis kamu, yang amat berat baginya kesusahan kamu, sangat berharap akan keimanan kamu dan sangat kasih serta menyayangi kepada orang-orang yang beriman. (Surah al-Taubah:128)

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Sesungguhnya Allah s.w.t. telah memberikan kurniaan yang besar kepada orang-orang yang beriman ketika Dia mengutuskan seorang rasul kepada mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan Kitab dan Hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu berada di dalam kesesatan yang nyata. (Surah Ali Imran: 164.)

Kedua-dua ayat ini dengan jelasnya menyebutkan Rasulullah s.a.w. yang diutuskan kepada kita adalah dari kalangan manusia yang sama seperti kita bukan dari kalangan makhluk yang lain seperti malaikat.

Dengan itu, hadis ini ditafsirkan sebagai sifat dan perasaan perempuan itu daripada jenis yang mudah bengkok.

عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذي جاره واستوصوا بالنساء خيرا، فإنهن خلقن من ضلع، وإن أعوج شيء في الضلع أعلاه، فإن ذهبت تقيمه كسرته، وأن تركته لم يزل أعوج، فاستوصوا بالنساء خيرا)

Sesiapa yang beriman dengan Allah dan Hari Akhirat, maka janganlah menyakiti jirannya dan hendaklah dia menjaga wanita dengan sebaik-baiknya kerana sesungguhnya mereka diciptakan daripada tulang rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas, jika kamu berusaha untuk membetulkannya kamu akan mematahkannya, jika kamu terus biarkan begitu ia akan terus bengkok. Oleh itu terimalah pesanan supaya menjaga wanita-wanita dengan baik. (Hadis riwayat al-Bukhari no: 4890)

عن أبي هريرة: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: المرأة كالضلع، إن أقمتها كسرتها.

Perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan mematahkannya. (Hadis riwayat al-Bukhari 4889).

Hadis ini telah dikemukakan oleh Imam al-Bukhari di dalam kitab al-Nikah bab berlembut dengan wanita. Tujuan al-Bukhari mengemukakan hadis ini ialah untuk menyatakan sifat fitrah wanita bukannya hakikat penciptaan mereka.

Apakah tubuh atau jasad wanita akan mudah patah apabila dikasari oleh orang lain? Tentu sekali tidak.

عن أبي هريرة. قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن المرأة كالضلع. إذا ذهبت تقيمها كسرتها.

Sesungguhnya perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan mematahkannya. ( Hadis riwayat Muslim no: 1468.)

Hadis ini lebih jelas lagi menyatakan sifat perempuan itu seperti tulang rusuk bukan diciptakan daripada tulang rusuk. Penggunakan partikel kaf ك ini bagi menyatakan persamaan antara perempuan dan tulang rusuk. Sementara ayat yang kedua merupakan sudut persamaan antara kedua-duanya.
Kecenderungan Imam al-Bukhari ketika membuat Tarjamatul Bab di dalam Sahihnya, yaitu:

باب: المداراة مع النساء، وقول النبي صلى الله عليه وسلم: (إنما المرأة كالضلع)

Bab berlembut dengan wanita dan Sabda Nabi s.a.w.: Sebenarnyanya perempuan itu seperti tulang rusuk.
Dengan membuat tajuk begini Imam al-Bukhari tidaklah berpendapat bahawa Hawa itu dijadikan daripada tulang rusuk kiri Nabi Adam.
Begitu juga di dalam al-Adab al-Mufrad, Imam al-Bukhari mengemukakan riwayat:

إن المرأة ضلع , وإنك إن تريد أن تقيمها تكسرها

Sesungguhnya perempuan itu tulang rusuk. Jika kamu mahu untuk meluruskannya maka kamu akan mematahkannya. (al-Adab al-Mufrad, no: 747)

Apakah hadis ini menyatakan hakikat perempuan itu sebenarnyanya tulang rusuk? Tentu sekali tidak. Hadis ini merupakah satu bentuk tasybih atau perumpamaan yang mempunyai nilai balaghah atau retorik yang tinggi di mana perkataan yang menyatakan persamaan tidak digunakan begitu juga sudut keserupaan tidak disertakan. Ayat yang kedua boleh juga dikatakan sebagai bukti bahawa perkataan tulang rusuk tidak difahami secara harfiah.

Argument yang mendukung Kepada Penafsiran Ini

Penafsiran min bukan dengan makna punca atau asal-usul sesuatu adalah sesuai hadis berikut:

عن أبي قلابة، عن أنس رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم كان في سفر، وكان غلام يحدو بهن يقال له أنجشة، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: (رويدك يا أنجشة سوقك بالقوارير). قال أبو قلابة: يعني النساء

Daripada Abu Qilabah daripada Anas bin Malik bahawa Rasulullah s.a.w. berada dalam satu perjalanan. Ada seorang budak yang dikenali dengan Anjisyah menarik unta yang ditunggangi oleh wanita-wanita. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: Wahai Anjisyah! Perlahankanlah kerana yang kamu tarik itu ialah botol-botol kaca. Perawi, Abu Qilabah, berkata: Maksudnya ialah wanita-wanita. (Hadis riwayat al-Bukhari no: 5857.)

Rasulullah s.a.w. menggambarkan wanita sebagai golongan yang lembut dari segi perwatakan dan cukup sensitif. Baginda menyebutkan wanita seperti botol-botol kaca yang mudah pecah jika tidak dijaga dan diberi perhatian.

Taktimah

Ayat Alquran bukanlah kitab sejarah yang harus menjelaskan semua secara rinci, dan Karena penyebutan “tulang rusuk” dalam hadist Rasul saw. tidak membatasi persoalan tersebut dengan tegas, maka ia mengandung sejumlah pengertian, kondisi ini di perparah dengan masuknya riwayat israilliyat yang di anggap tepat untuk menjelaskan “tulang rusuk” sehingga menjadi pemahaman yang sangat bias untuk kemudian di terima begitu saja oleh kaum muslimin.

Hadis ini perlu difahami secara balaghah yaitu berdasarkan retorik bahasa Arab. Rasulullah s.a.w. menyampaikan pesanan ini dalam bentuk tasybih (perumpamaan) supaya maksud pesanan difahami dengan lebih mendalam. Tegasnya, supaya pendengar lebih peka dan prihatin bukan memberi perhatian kepada makna harfiah.

Rasulullah s.a.w. membuat perumpamaan wanita seperti tulang rusuk bukan bermaksud untuk merendahkan kedudukan mereka tetapi sebagai peringatan kepada kaum lelaki supaya memberi perhatian kepada mereka, melayani mereka dengan baik, mendidik dan menjaga hati mereka. Sama seperti lelaki, wanita sama-sama berperanan untuk menegakkan agama dan menguruskan hal ehwal kehidupan. Dengan pemahaman yang betul tentang hadis-hadis ini maka tertolaklah anggapan bahawa wanita adalah dari kelas kedua kerana kononnya dijadikan daripada orang lelaki yaitu Adam!

Namun bagaimanapun, pendapat sebagian ulama tradisional yang menjustifikasi penciptaan wanita dari tulang rusuk tidak dapat disalahkan secara mutlak, karena zahir sebagian Hadits mengatakan demikian. Bagi ulama tersebut, penciptaan wanita dari tulang rusuk Adam bukan bermakna kerendahan dari segi martabat tetapi merupakan simbol hubungan keduanya yang sangat erat serta saling melengkapi (complementary), sehingga tidak mungkin salah satunya hidup tanpa yang lain.

Perbedaan itu biasa, berbeda dalam menafsirkan makna/kandungan AlQuran dan Hadist haruslah kita jadikan sebagai rahmatan lil alamin,bukan menjadi sebuah bumerang bagi umat Muslim. Janganlah perbedaan itu membuat umat ini bermusuhan, saling menyalahkan, saling tuduh ataupun saling menghakimi. kedua pendapat itu boleh diambil karena masing-masing berdasarkan Hadits. Yang tidak boleh di ambil adalah pendapat yang menolak Hadits ini sama sekali, sama saja dengan menafikan kesahihannya, meski dengan alasan apapun pemikiran ini jelas merupakan pendekatan asing yang tidak ada dalam tradisi Islam.

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar