Translate

Rabu, 30 November 2016

Kenapa Baru Ketemu Bisa Langsung Akrab

Pernahkah Anda melihat orang yang asyik ngobrol walaupun masih baru kenalan tapi mereka bisa langsung jadi akrab? Atau mungkin Anda pernah mengalaminya sendiri? Tentu sangat menyenangkan kan kalau kita bisa langsung akrab dengan orang lain. Jadinya kita bisa cepat dapet banyak teman baru. Dan biasanya orang lain pun senang saat ketemu dengan kita. ‎

Mencintai dan di cintai belum tentu jadi jodohnya, bicara soal jodoh sejati memang rada rumit, banyak mereka hidup berpasangan, namun jangan dulu mengatakan keduanya sudah jodoh, jika saja kamu tahu semua isi hati seseorang, mungkin bicara hal seperti ini tak ada gunanya.

Seseorang bisa berubah prilakunya menjadi lebih baik, bijak, penyabar dan juga ramah-tamah, begitulah jika bertemu seseorang lawan jenis yang dianggapnya menarik.

Namun prilaku bawaan tetap bersemayam pada diri seseorang, dan prilaku asli itu akan keluar jika sudah tak kuasa menahan suasana.

Betapa indahnya jika kamu berada dekat dengan seseorang yang sejodoh dengan kamu, semua kekurangan kamu seperti amblas, begitu juga yang kamu rasakan terhadap orang yang sejodoh dengan kamu, seakan semua serba enak dan menyenangkan dalam segi apa saja.

Meski baru bertemu, baru kenal namun semua seakan nyambung dan terasa menyenangkan, ketika kamu memiliki satu pendapat si dia juga sependapat dengan kamu. Atau sebaliknya. Biasa jika kamu berdekatan dengan seorang baru kenal, kamu pastinya diselimuti rasa segan, grogi, dan selalu berhati-hati dalam bersikap diri. Lain halnya dengan pertemuan kamu dengan seseorang yang sejodoh dengan kamu. Pokoknya langsung akrab deh seperti sudah lama saling mengenal.

Meski kamu telah berusaha menutupi jati diri, namun seakan kebetulan si dia sudah tahu siapa kamu, katakanlah kebiasaan buruk kamu, namun si dia seakan tak mempersoal, nah inilah ciri orang yang sejodoh dengan kamu.

Rasulullah saw bersabda:

اَلأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ،فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ، وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا إخْتَلَفَ

“Ruh  adalah  bala  tentara  yang  berjenis-jenis.   Ruh yang saling mengenal akan bersatu dan yang saling bermusuhan akan berselisih.”  (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu dan diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3336 secara mu’allaq dari ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anha.

Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan, bahwa asbabul wurud hadis ini yaitu ketika seorang wanita penduduk Makkah yang selalu membuat orang tertawa hijrah ke Madinah, ternyata dia tinggal dan bergaul dengan wanita yang sifatnya sama sepertinya. Yaitu senang membuat orang tertawa. Karena itulah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengucapkan hadits ini. 

Al-Imam An-Nawawi mengatakan dalam Syarah Muslim (16/pada hadits no. 2638):

“Para ulama mengatakan, maknanya mereka adalah sekelompok manusia yang berkumpul atau manusia yang bermacam-macam lagi berbeda-beda. Ruh-ruh itu saling mengenal karena suatu perkara yang Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menciptakan ruh-ruh itu di atasnya..”

Ada yang mengatakan, karena mereka dijadikan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ di atas sifat-sifat yang saling mencocoki dan tabiat yang saling bersesuaian.

Ada yang mengatakan, karena mereka diciptakan secara bersama kemudian jasad mereka saling berpisah, sehingga yang mencocoki tabiat yang lain, dia akan bersatu dengannya. Dan yang saling berjauhan tabiatnya maka dia akan lari dan menyelisihinya.

Al-Khaththabi dan lainnya berkata bahwa persatuan mereka adalah kebahagiaan atau kesengsaraan ketika Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menciptakan mereka pada awalnya. Dan ruh-ruh itu terbagi menjadi dua kelompok yang saling berlawanan, jika jasad-jasad itu saling bertemu di dunia maka mereka akan bersatu atau berselisih sesuai yang mereka diciptakan di atasnya. Sehingga orang yang baik cenderung kepada orang yang baik, dan orang yang jahat juga cenderung kepada orang yang jahat.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Ruh itu sebuah tentara yang dipersiapkan akan bertemu dengan yang sepadan. Sebagaimana kuda, jika dia cocok maka akan menyatu dengannya, dan bila tidak akan berpisah’.”

Dan di dalam suatu permisalan:

وكل من شكله يرغب

Setiap orang yang memiliki persamaan bentuk dengan orang lain, maka dia akan mencintainya

Dalam permisalan yang lain:

إن الطيور على أشكالها تقع
فكل يرغب في مثله

Sesungguhnya burung-burung itu akan bertengger bersama burung yang sama bentuknya sehingga setiap orang akan mencintai yang semisal dengannya.

Selain itu, di dalam hadits ini terdapat dalil bahwa ruh-ruh diciptakan sebelum jasad, dan bahwa ruh itu merupakan makhluk, ketika bersatu atau berpisah bagaikan sebuah pasukan bila bertemu dan berhadapan. Hal ini karena Allah subhanahu wa ta’aala telah menjadikannya ada yang beruntung dan ada pula yang celaka.

Setelah itu jasad yang menjadi tempat ruh akan bertemu di dunia, maka akan bertemu atau berpisah sesuai dengan keserupaan atau tidaknya, yang telah diciptakan baginya di awal penciptaannya. Sehingga engkau melihat seseorang yang baik akan mencintai yang baik, dan orang yang jahat akan senang kepada yang serupa. Dan masing-masing dari keduanya akan lari dari lawannya.

Ajaib sekali menurut saya, bagaimana bisa seorang yang baru kenal, lalu bisa sangat akrab seolah olah sudah kenal lama atau seperti bertemu teman lama, langsung merasa cocok saja sebagaimana kisahasbaabul wurud hadits ini. Sebaliknya, kalau memang tidak cocok, walau sudah kenal lama, maka akan biasa biasa saja, tidak akrab. Kok bisa begitu ya..

Mengutip perkataan seorang teman,

“sejak di alam ruh…hati kita kan memang sudah saling terpaut : )”

Mungkin ini sedikit jawaban dari fenomena2 yang terjadi di alam dunia akibat peristiwa dari alam ruh sono, fenomena ‘langsung cocok aja gituh’ antara pemilik tulang rusuk dan tulang rusuk, antara pemilik sandal sebelah dan sebelah yang lain, antara tutup dengan botolnya,

Cinta dan permusuhan telah terjadi sejak hari di mana manusia mengikat perjanjian dengan Allah di alam Dzar.  Kemudian cinta dan permusuhan itu tampak di alam dunia ini.  Seorang penyair berkata:

 

تَأْبَى قُلُوْبٌ قُلُوْبَ قَوْمٍ        وَمَا لَهَا عِنْدَهَا ذُنُـوْبُ

وَتَصْطَفِيْ أَنْفُسٌ نُفُوْسًا         وَمَا لَهَا عِنْدَهَا نَصِيْـبُ

مَا ذَاكَ إِلاَّ لِمُضْمَرَاتٍ          أَحْكَمَهَا مَنْ لَهُ الْغُيُوْبُ

 

Berapa banyak hati yang membenci

suatu kaum yang sedikit pun tak bersalah

dan menyukai orang lain

yang tak pernah ia perhitungkan

karena berbagai rahasia yang ditetapkan

Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban.

Ruh yang saling mengenal di alam ‘azali akan bersatu di alam dunia ini.  Mereka akan saling menyayangi dan mencintai.  Cinta dan kasih sayang mereka tidak akan pernah putus oleh sebab apa pun.  Sedangkan ruh yang saling bermusuhan di alam ‘azali akan berselisih di dunia ini.  Mereka tidak akan pernah sepakat dan saling mencintai dengan sebab dan upaya apa pun. 

Al-Ashma'iy  berkata:

إذا تلاقت القلوب تقاربت القلوب في النسبة تلاقت الأبدان بالصحبة"إذا كان القلبُ صالحًا فلا يأوي إلا إلى الصالح، وإذا كان القلبُ طالحًا فلايأوي إلا إلى الطالِح،

"Apabila hati-hati makhluk itu saling bertemu pasti hati-hati tersebut saling mendekat dalam penisbahan dan jasad-jasadnya saling bertemu dalam persahabatan.

Seandainya suatu hati itu shalih maka tidak akan cenderung kecuali kepada kepada kebaikan. Dan seumpamanya hati itu tholih(jahat) maka tidak akan condong kecuali kepada kejelekan.

Maka dari itu, pelaku kefasikan satu dengan lainnya saling tertarik dan berakar urat(menguatkan). Pelaku amal kebaikan akan terkait satu dengan lainnya. Pelaku bid'ah dan pengikut hawa nafsu terpikat satu dengan yang lainnya. Dan demikian ini segala sesuatu terpaut kepada yang semisalnya. Segala sesuatu terpikat kepada yang mirip dengannya.
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

2 komentar:

  1. Alhamdulillah bagus banget ini tulisan nya berfaedah.

    saya sama suami baru awal ketemu entah kenapa saya dan suami langsung merasa dekat. Padahal kita susah berchemistry dgn yg lain. Ga lama kita memutuskan menikah. Setelah kita cerita cerita hidup masa lalu ternyata hidup kita kisahnya pun hampir sama dan perangai karakter cara berfikir pun sama. Alhamdulillah menikah sama suami tanpa kita harus mengungkapkan kata kata, kita udah mengerti satu sama lain apa yg dimaksud dan selalu klop dengan apa yg difikirkan.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus