Translate

Minggu, 03 Juli 2016

Nama-Nama Para Syuhada' Di Perang Uhud

Jabal Uhud adalah bukit yang dijanjikan di surga. Tak seperti umumnya gunung diMadinah, Jabal Uhud seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung yang lain. Karena itulah penduduk Madinah menyebutnya dengan sebutan Jabal Uhud yang artinya 'bukit menyendiri'.

"Jika kita ingin melihat bukit yang ada di surga, maka ziarahlah ke Bukit Uhud. Nabi SAW bersabda, 'Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga'," demikian hadis yang dirawikan HR Bukhari.

Bukit Uhud atau Jabal Uhud adalah sebuah bukit berjarak 5 kilometer dari utara Kota Madinah dengan ketinggian sekitar 1.077 meter, selalu dikenang oleh umat Islam karena di lembah gunung ini pernah terjadi peperangan besar antara pejuang Islam dan kaum kafir Quraisy pada 15 Syawal 3 Hijriyah (Maret 625 Masehi) yang menyebabkan 70 pejuang Islam mati syahid.‎
Rasulullah SAW bersama Sayyidina Abu Bakar RA, Sayyidina Umar Al-Faruq RA, dan Sayyidina Usman bin Affan RA. Setelah keempatnya berada di puncak, terasa Gunung Uhud bergetar.

Rasulullah kemudiannya menghentakkan kakinya dan bersabda, "Tenanglah kamu Uhud. Di atasmu sekarang adalah Rasulullah dan orang yang selalu membenarkannya." Tak lama setelah itu Uhud berhenti bergetar. Demikianlah tanda kecintaan dan kegembiraan Uhud menyambut Rasulullah.

Di lembah bukit ini pernah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin sebanyak 700 orang melawan kelompok musyrikin Mekah sekitar 3.000 orang. Dalam pertempuran tersebut kaum muslimin yang gugur sampai 70 orang syuhada, di antaranya paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muththalib, yang digelari Asa­Dullah wa Asadur Rasul (Singa Allah dan Rasul-Nya), Mush'ab bin Umair, dan Abdullah bin Jahsyin.

Para syuhada itu dimakamkan di tempat mereka gugur, di sekitar Gunung Uhud. Nabi Muhammad SAW sendiri dalam peperangan tersebut mendapat luka-luka. Dan sahabat-sahabatnya yang menjadi perisai untuk Rasul gugur karena badannya dipenuhi anak panah.

Pemakaman Syuhada

Setelah perang usai dan kaum musyrikin mengundurkan diri kembali ke Mekah, maka Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar mereka yang gugur dimakamkan di tempat mereka roboh, sehingga ada satu liang kubur terdiri dari beberapa syuhada.

Muhammad SAW bersabda, "Mereka yang dimakamkan di Uhud tak memperoleh tempat lain kecuali ruhnya berada di dalam burung hijau yang melintasi sungai surgawi. Burung itu memakan makanan dari taman surga, dan tak pernah kehabisan makanan. Pada syuhada itu berkata siapa yang akan menceritakan kondisi kami kepada saudara kami bahwa kami sudah berada di surga."

Maka Allah berkata, "Aku yang akan memberi kabar kepada mereka." Maka dari situ kemudian turun ayat (Qs 3:169) yang berbunyi, "Dan janganlah mengira bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah itu meninggal."

46 Tahun kemudian, yaitu pada masa Khalifah Marwan bin Hakam, terjadi banjir besar sehingga makam Hamzah dan Abdullah bin Jahsyin rusak berat. Ternyata, meski sudah lebih dari 40 tahun di dalam kubur, jasad kedua sahabat itu masih segar, seperti baru saja meninggal. Maka jasadnya dikubur di tempat lain tapi masih di kawasan Gunung Uhud.

Pada tahun 1383 H, dibangun tembok tinggi yang mengelilingi makam Hamzah dengan celah-celah jeruji, agar peziarah dapat menyaksikan makam tersebut. Di dalam areal pemakaman tidak ada tanda-tanda khusus seperti batu nisan, yang menandakan ada makam di sana.

Kecintaan Rasulullah kepada para syuhada Uhud, terutama Hamzah mendorong beliau melakukan ziarah ke Jabal Uhud hampir setiap tahun. Jejak ini diikuti pula oleh beberapa khalifah setelah Rasul wafat.

Kisah Syahid nya Abdullah Bin Amr
Abdullah bin Amr bin Haram  atau biasa disebut Abu Jabir bin Abdullah adalah salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah berbaiat pada saat baiat ‘aqabah ke dua. Ia diangkat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai wakil dari Bani Salamah yang termasuk suku Khazraj.‎

Usai baiat aqabah ke dua ia kembali ke Madinah, jiwa raga dan harta bendanya ia korbankan sebagai baktinnya untuk Islam. Apalagi, setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah ke Madinah, maka ia mendapatkan nasib baik dengan memiliki kesempatan untuk selalu bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam baik siang maupun malam.
Ketika pertempuran yang paling menentukan, yakni perang Badar Kubra dikumandangkan, Abdullah bin Amr termasuk salah satu pejuang di dalamnya yang menjadi Ahlul Badr. Tentu saja sebuah kemuliaan bagi para Ahlul Badrsebagaimana dalam sebuah hadits:‎

جَاءَ جِبْرِيلُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا تَعُدُّونَ أَهْلَ بَدْرٍ فِيكُمْ قَالَ مِنْ أَفْضَلِ الْمُسْلِمِينَ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا قَالَ وَكَذَلِكَ مَنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنْ الْمَلَائِكَةِ‎

“Datang Malaikat Jibril pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: apa pendapat kalian tentang Ahlul Badr diantara kalian? Maka bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: mereka adalah muslimin yang paling mulia (atau kalimat yg bermakna demikian), lalu berkata Jibril: demikian pula yg mengikuti perang Badr dari kelompok malaikat, mereka adalah malaikat yang terbaik.” (H.R. Bukhari)
Kemudian, saat perang Uhud meletus, ia pun kembali turut serta dalam kancah jihad di pertempuran tersebut.‎

Namun, sebelum kaum muslimin berangkan menyongsong perang Uhud yang penuh prahara, Abdullah bin Amr bin Haram sempat mendapatkan firasat atas kesyahidan dirinya. Dalam benaknya ia merasa kelak akan mejadi syuhada pertama di medan Uhud.‎

Suatu perasaan kuat meliputi  dirinya bahwa ia tak akan kembali. Hal itu sama sekali tak membuatnya sedih namun justru suka cita terpancar dari hatinya. Maka, ia pun memanggil anaknya, Jabir bin Abdullah yang juga sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyampaikan wasiat.‎

اني لا أراي الا مقتولا في هذه الغزوة بل لعلي سأكون أول شهدائها من المسلمين، واني والله، لا أدع أحدا بعدي أحبّ اليّ منك بعد رسول الله صلى الله عليه وسلم وان عليّ دبنا، فاقض عني ديني، واستوص باخوتك خيرا
“Sesungguhnya ayahanda merasa yakin akan gugur dalam peperangan ini, bahkan mungkin akan menjadi syuhada pertama di kalangan kaum muslimin. Dan demi Allah, sungguh ayahanda tak rela sepeninggalku mencintai seorang pun diantaramu melebihi cintanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, sebetulnya ayahanda memiliki hutang, maka lunasilah hutangku dan wasiatkanlah kepada saudara-saudaramu agar mereka suka berbuat baik.”
Keesokan harinya, para mujahidin dari golongan Anshar dan Muhajirin berangkat menuju medan Uhud. Kafir Quraisy datang dengan pasukan besar dengan tujuan menyerang Madinah dan menghabisi kaum Muslimin.‎
Abdullah bin Amr bin Haram termasuk dalam limapuluh orang pemanah pimpinan Abdullah bin Zubair yang ditunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga garis pertahanan di atas bukit. Pertempuran berlangsung dengan sengit, pasukan Quraisy dapat dipukul mundur dan mereka meninggalkan harta ghanimah yang terserak di medan pertempuran Uhud.‎

Para pemanah di atas bukit sebenarnya telah diminta Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk tidak meninggalkan tempatnya, menang atau kalah, sampai diperintahkan oleh beliau sendiri. Tetapi sebagian besar dari mereka tergiur dengan barang-barang orang Quraisy yang berserakan tersebut, mereka meninggal pos pertahanan dengan menuruni bukit untuk mengambilnya.‎

Sang komandan pemanah, Abdullah bin Zubair berteriak mengingatkan pesan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, tetapi mereka mengabaikannya, tinggallah hanya sekitar sepuluh orang, termasuk Abdullah bin Amr bin Haram yang bertahan di atas bukit.‎

Benar saja, tak lama berselang, sekelompok pasukan berkuda Quraisy di bawah pimpinan Khalid bin Walid yang saat itu belum masuk Islam, menaiki bukit pertahanan tersebut, dan terjadilah pertempuran tidak seimbang dengan sepuluh sahabat yang tersisa.‎

Dalam pertempuran dahsyat ini, Abdullah bin Amr bin Haram bersama para sahabat lainnya berjibaku dengan gagah berani. Meski kondisi tak seimbang sama sekali tak menciutkan nyali para sahabat, mereka betempu dengan segala kemampuannya demi membela agama Allah. Maka, inilah pertempuran terakhir bagi Abdullah bin Amr bin Haram di mana ia meraih kesyahidan yang dirindukannya.‎

Seperti yang dialami para sahabat lainnya, jenazah Abdullah bin Amr dicincang kafir Qurays yang begitu mendendam untuk membalas kekalahannya dalam perang Badr terdahulu.‎

Sang anak, Jabir bin Abdullah dan sebagian keluarganya berdiri menangisi jenazah sang ayah yang amat mengenaskan.‎

جَابِر بْن عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : لَمَّا قُتِلَ أَبِي جَعَلْتُ أَكْشِفُ الثَّوْبَ عَنْ وَجْهِهِ أَبْكِي وَيَنْهَوْنِي عَنْهُ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَنْهَانِي فَجَعَلَتْ عَمَّتِي فَاطِمَةُ تَبْكِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَبْكِينَ أَوْ لَا تَبْكِينَ مَا زَالَتْ الْمَلَائِكَةُ تُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا حَتَّى رَفَعْتُمُوهُ‎

Jabir bin 'Abdullah radliallahu 'anha berkata: Ketika bapakku meninggal dunia aku menyingkap kain penutup wajahnya, maka aku menangis namun orang-orang melarangku menangis sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak melarangku. Hal ini membuat bibiku Fathimah ikut menangis. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dia menangis atau tidak menangis, malaikat senantiasa akan tetap menaunginya sampai kalian mengangkatnya". [H.R. Bukhari]‎

Demikianlah kemuliaan bagi Abdullah bin Amr bin Haram bersama para syuhada uhud lainnya, di mana para malaikat menaungi dengan sayapnya.‎

Bahkan bukan hanya itu, bahkan setelah wafatnya Abdullah bin Amr bin Haram, Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam menceritakan kegemarannya yang begitu cinta dengan mati syahid yang kemudian menjadi asbabun nuzul dari surat Ali Imran ayat 169-170:
سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ :لَمَّا قُتِلَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ حَرَامٍ يَوْمَ أُحُدٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا جَابِرُ أَلا أُخْبِرُكَ مَا قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لابِيكَ قُلْتُ بَلَى قَالَ مَا كَلَّمَ اللَّهُ أَحَدًا إِلَّا مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ وَكَلَّمَ أَبَاكَ كِفَاحًا فَقَالَ يَا عَبْدِي تَمَنَّ عَلَيَّ أُعْطِكَ قَالَ يَا رَبِّ تُحْيِينِي فَأُقْتَلُ فِيكَ ثَانِيَةً قَالَ إِنَّهُ سَبَقَ مِنِّي أَنَّهُمْ إِلَيْهَا لا يُرْجَعُونَ قَالَ يَا رَبِّ فَأَبْلِغْ مَنْ وَرَائِي فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَذِهِ الايَةَ : وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا


Aku mendengar Jabir bin Abdillah berkata; ketika Abdullah bin Amr bin Haram terbunuh pada perang Uhud Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; wahai jabir maukah engkau aku kabarkan apa yang Allah ‘Azza wa Jalla firmankan kepada ayahmu? Aku menjawab; tentu ya Rasulullah, tidaklah Allah berbicara kepada seseorang pun kecuali dari balik hijab tapi Allah telah berbicara kepada ayahmu dengan bertatap muka, lalau Allah berfirman: 'Wahai Hambaku, memohonlah kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu, ' ia menjawab; 'Wahai Rabb, hidupkan aku kembali agar aku terbunuh di jalan-Mu untuk kedua kalinya.' Allah berfirman: 'Sesungguhnya telah berlalu dari-Ku bahwasanya mereka tidak akan kembali lagi ke sana, ' ia berkata; 'Wahai Rabb, kalau begitu sampaikanlah kepada orang yang berada di belakangku.'" Beliau bersabda: "Maka Allah Ta'ala menurunkan: "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rizki." (H.R. Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh Albani).‎

Subhanallah, dari kisah di atas sungguh penuh hikmah. Sebuah fenomena yang menakjubkan, bahwa pada dasarnya maut adalah sesuatu yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Ta’ala. Namun begitu mulianya para syuhada, jika Allah menghendaki tentu pengetahuan tentang maut itu bisa saja dimasukkan dalam firasat para hambaNya. Inilah bukti kebenaran bagi mereka para mujahid yang jujur merindukan syahid fi sabilillah.

DAFTAR NAMA NAMA PEJUANG UHUD YANG SYAHID:

1 ) حمزة بن عبد المطلب رضي الله عنه
2 ) حنظله بن أبي عامر رضي الله عنه
3 ) مصعب بن عمير رضي الله عنه
4 ) عبد الله بن عمرو بن حرام رضي الله عنه
5 ) عمرو بن الجموح رضي الله عنه
6 ) خارجة بن زيد رضي الله عنه
7 ) سعد بن ربيع رضي الله عنه
8 ) النعمان بن مالك رضي الله عنه
9 ) عبدة بن الحسحاس رضي الله عنه
10 ) مالك بن سنان رضي الله عنه
11 ) شماس بن عثمان المخزومي رضي الله عنه
12 ) سهل بن قيس رضي الله عنه
13 ) عمرو بن معاذ رضي الله عنه
14 ) عبد الله بن جبير بن النعمان رضي الله عنه
15 ) عمرو بن معاذ بن النعمان رضي الله عنه
16 ) الحارث بن أنس بن رافع رضي الله عنه
17 ) عمارة بن زياد بن السكن رضي الله عنه
18 ) سلمة بن ثابت بن وقش رضي الله عنه
19 ) عمرو بن ثابت بن وقش رضي الله عنه
20 ) رفاعة ابن وقش رضي الله عنه
21 ) اليمان أبو حذيفة بن اليمان رضي الله عنهما قتله المسلمون خطاء
22 ) صيفي بن قيظي رضي الله عنه
23 ) الحباب بن قيظي رضي الله عنه
24 ) عباد بن سهل رضي الله عنه
25 ) عبد الأشهل إياس بن أوس بن عتيك بن عبد الأعلم ابن زعوراء بن جشم رضي الله عنه
26 ) عبيد بن التيهان رضي الله عنه
27 ) أبو سفيان بن الحارث بن قيس بن زيد بن ضبيعة وهو أبو البنات رضي الله عنه
28 ) أنيس بن قتادة رضي الله عنه
29 ) خيثمة أبو سعد رضي الله عنه
30 ) عبد الله بن سلمة رضي الله عنه
31 ) سبيق بن حاطب بن الحارث بن هيشة رضي الله عنه
32 ) أوس بن أرقم بن زيد بن قيس بن النعمان بن ثعلبة بن كعب رضي الله عنه
33 ) مالك بن سنان بن الأبجر وهو أبو أبي سعيد الخدري رضي الله عنه
34 ) سعد بن سويد بن قيس بن عامر بن عمار بن الأبجر رضي الله عنه
35 ) عتبة بن ربيع بن رافع بن معاوية بن عبيد بن ثعلبة رضي الله عنه
36 ) ثعلبة بن سعد بن مالك بن خالد بن نميلة رضي الله عنه
37 ) حارثة بن عمرو رضي الله عنه
38 ) نفث بن فروة بن البدي رضي الله عنه
39 ) عبد الله بن ثعلبة رضي الله عنه
40 ) قيس بن ثعلبة رضي الله عنه
41 ) طريف الجهيني رضي الله عنه
42 ) ضمرة الجهيني رضي الله عنه
43 ) نوفل بن عبد الله رضي الله عنه
44 ) العباس بن عبادة بن نضلة رضي الله عنه
45 ) النعمان بن مالك بن ثعلبة بن غنم رضي الله عنه
46 ) مجذر بن ذياد رضي الله عنه
47 ) عنترة مولى بني سلمة رضي الله عنه
48 ) رفاعة بن عمرو رضي الله عنه
49 ) خلاد بن عمرو بن الجموح رضي الله عنه
50 ) المعلى بن لوذان بن حارثة بن رستم بن ثعلبة رضي الله عنه
51 ) ذكوان بن عبد قيس رضي الله عنه
52 ) عمرو بن قيس رضي الله عنه
53 ) قيس بن عمرو بن قيس رضي الله عنه
54 ) سليط بن عمرو رضي الله عنه
55 ) عامر بن مخلد رضي الله عنه
56 ) أبو أسيرة بن الحارث بن علقمة بن عمرو ابن مالك رضي الله عنه
57 ) عمرو بن مطرف بن علقمة بن عمرو رضي الله عنه
58 ) أوس بن حرام رضي الله عنه
59 ) أنس بن النضر بن ضمضم رضي الله عنه
60 ) قيس بن مخلد رضي الله عنه
61 ) كيسان مولى بني النجار رضي الله عنه
62 ) سليم بن الحارث رضي الله عنه
63 ) النعمان بن عمرو رضي الله عنه
64 ) وهب بن قابوس رضي الله عنه
65 ) الحارث بن عقبة بن قابوس ( ابن أخ وهب بن قابوس ) رضي الله عنه
66 ) عبد الله بن جحش رضي الله عنه
67 ) سعد مولى حاطب رضي الله عنه
68 ) شماس بن عثمان بن الشريد رضي الله عنه
69 ) عبد الله ابن الهبيت رضي الله عنه
70 ) عبد الرحمن بن الهبيت رضي الله عنه


Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

2 komentar:

  1. Betapa beruntungnya kalian, wahai para syuhada Uhud. Allahu Akbar

    BalasHapus
  2. http://nalurerenewws.blogspot.com/2018/07/taipanqq-ini-alasan-mengapa-pria-senang.html

    Taipanbiru
    TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    BandarQ
    AduQ
    Capsasusun
    Domino99
    Poker
    BandarPoker
    Sakong
    Bandar66

    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : E314EED5

    Daftar taipanqq

    Taipanqq

    taipanqq.com

    Agen BandarQ

    Kartu Online

    Taipan1945

    Judi Online

    AgenSakong

    BalasHapus