Translate

Rabu, 17 Agustus 2016

Penjelasan Tentang Falsafah Pancasila

Sejak REFORMASI bergulir ajaran PANCASILA  seakan akan hilang di telan era globalisasi dan tehnologi padahal Pancasila adlah sendi sendi dasar ketatanegaraan dan KEPRIBADIAN BANGSA INDONESIA.bahkan yag lebih parah adlah ada sebagian kecil golongan ingin menganti PANCASILA sebagai dasar negara dgn HAM ato Khilafah.padahal didalam PANCASILA telah terdapat HAM juga KHILAFAH.

Sebagai falsafah negara, tentu pancasila ada yang merumuskannya. ‎Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari allah swt dan ternyata ‎merupakan light-star bagi segenap bangsa indonesia dimasa-masa selanjutnya, ‎baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat ‎pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup ‎untuk kehidupan manusia indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah ‎diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara republik inodenesia. Maka ‎dari itu dalam makalah ini nanti akan dijelaskan pengertian filsafat pancasila.
Dasar pancasila dalam al qur’an
‎1.‎ Ketuhanan yang maha esa

Pada sila pertama ini mengandung ajaran ketauhidan dan keimanan kepada ‎tuhan yang maha esa, Dalam surat Al-Ikhlas tertulis:

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ  (4

1). Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa 2). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu 3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan 4). Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia

Dan surat al-baqarah ayat ‎‎163 :

وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (163)‎

‎“Dan tuhanmu adalah tuhan yang maha esa; tidak ada tuhan melainkan dia ‎yang maha pemurah lagi maha penyayang.”

Melalui ayat ini Allah Swt. menceritakan bahwa diri-Nya adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, tiada yang sama dengan-Nya. Dia adalah Allah Yang Maha Esa yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, yang tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Dia, dan bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 
Dalam sebuah hadis: 
عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ، عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يزيد بْنِ السَّكَنِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: "اسْمُ اللَّهِ الْأَعْظَمُ فِي هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ: {وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ} وَ {الم * اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ}

dari Syahr ibnu Hausyab, dari Asma binti Yazid ibnus Sakan, dari Rasulullah Saw., disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Nama Allah Yang Mahaagung terdapat di dalam dua ayat berikut," yakni firman-Nya: Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah: 163). Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup Kekal lagi senantiasa berdiri sendiri. (Ali Imran: 1-2)

Dan dalam surat al-ankabut ayat 46 :

‏ ‏وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ وَقُولُوا ءَامَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَهُنَا وَإِلَهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri".
‎2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
‎dalam sila kedua ini mencerminkan nilai kemanusiaan dan bersikap adil, hal ini ‎diperintahkan dalam al-qur’an surat al-maidah ayat 8 :‎

‏‎ ‎يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Nabi Muhammad Saw bersabda bahwa tujuan diutusnya ke bumi ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menyempurnakan akhlak.‎

إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق

Dan Dalam Al-Qur'an Disebutkan 

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُم

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu” (Surat: Al-Hujuraat ayat 13)

‎3. Persatuan indonesia
sila ketiga merupakan suatu ajaran persatuan serta kebersamaan serta tidak ‎bercerai-berai, sebagaimana ajakan allah dalam surat al-imron ayat 103 :
‏ ‏وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

‎“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) allah, dan janganlah ‎kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat allah kepadamu ketika kamu ‎dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka allah mempersatukan ‎hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat allah, orang-orang yang ‎bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu allah ‎menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah allah menerangkan ayat-ayat-‎nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasallam Bersabda 
لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ

“Tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang menyeru kepada ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang berperang atas dasar ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang terbunuh atas nama ashobiyyah (fanatisme golongan).” (HR Abu Dawud 4456)
‎4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam ‎permusyawaratan perwakilan
Sila yang memberi petunjuk dalam pelaksanaan kepemimpinan berdasarkan ‎kebijakan yaitu bermusyawarah seperti dalam surat shaad ayat 20 :
 ‏وَشَدَدْنَا مُلْكَهُ وَءَاتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ

‎“dan kami kuatkan kerajaannya dan kami berikan kepadanya hikmah dan ‎kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.”‎

Pancasila menyeru agar mendahulukan musyawarah dan kemufakatan dalam memutuskan keputusan untuk kepentingan bersama. Sahabat Umar saat menjadi Khalifah mempunyai 6 orang Dewan syura, yaitu Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf, dan Thalhah bin Ubaidillah.

Dalam surat Ali Imran ayat 159, Allah berfirman:‎

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ 
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ  فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ.

“Maka disebabkan rahmat dari Allahlah, engkau bersikap  lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap kasar dan berhati keras, niscaya mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan (tertentu). Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”
‎5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia‎

sila yang menggambarkan terwujudnya rakyat adil, makmur, aman, dan damai. ‎Hal ini disebutkan dalam surat an-nahl ayat 90 :


إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ‏ ‏‏ 

‎“sesungguhnya allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, ‎memberi kepada kaum kerabat, dan allah melarang dari perbuatan keji, ‎kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu ‎dapat mengambil pelajaran.”

Sila terakhir ini menjelaskan bahwa bangsa Indonesia selayaknya untuk tidak berlebih-lebihan dan bermegah-megahan dalam berkehidupan dan selalu bergotong-royong dalam membangun negara demi kebaikan. Dalam surat At-Takatsur, Allah melarang kita untuk berlebih-lebihan.

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ  (1) حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ (2) كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3) ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ (8)

1. Bermegah – megah telah melalaikan kalian.
2. sampai kalian masuk kedalam kabur.
3. janganlah begitu!! Kelak kalian akan menhetahui.
4. dan janganlah begitu!! Kelak akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).
5. Janganlah begitu !! jika kalia mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
6. niscaya kalian benar – benar akan melihat neraka jahim
7. dan sesungguhnya kalian benar benar akan melihatnya dengan ‘ainul yakin
8. kemudian kalian pasti akan di tanyai pada hari itu tentang kenikmatan.

Juga dalam surat Al-A’raf ayant 31:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ  وَلَا تَعَاوَنُوا علَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ  وَاتَّقُوا اللَّهَ  إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

"Dan tolong-menolonglah kamu dlm (mengerjakan) kebajikan & takwa, & jangan tolong-menolong dlm berbuat dosa & pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya" Surat Al-Mâidah ayat 2

Dalam Sahihnya, Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis dengan lafalnya yang berbunyi:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طِرِيقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

“Barangsiapa yang melepaskan seorang mukmin daripada satu kesusahan daripada kesusahan-kesusahan dunia, nescaya Allah akan melepaskannya daripada satu kesusahan daripada kesusahan-kesusahan Qiamat. Barangsiapa yang mempermudahkan bagi orang susah, nescaya Allah akan mempermudahkan baginya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutup ke’aiban seorang muslim, nescaya Allah akan menutup ke’aibannya di dunia dan akhirat. Allah sentiasa bersedia menolong hambaNya selagi mana dia suka menolong saudaranya. Barangsiapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu, nescaya Allah akan mempermudahkan baginya suatu jalan menuju ke syurga. Sesuatu kaum tidak berkumpul di salah sebuah rumah-rumah Allah (iaitu masjid) sambil mereka membaca Kitab Allah dan mengkajinya sesama mereka melainkan suasana ketenangan akan turun ke atas mereka, rahmat akan melitupi mereka dan mereka akan di kelilingi oleh para malaikat dan Allah akan menyebut (perihal) mereka kepada orang-orang yang berada di sisiNya. Barangsiapa yang terlambat amalannya, nescaya nasab keturunannya tidak mampu mempercepatkannya.”

Setidaknya itulah dalil-dalil Al-Quran dan Hadis yang dijadikan landasan dijadikan para pencetus Pancasila untuk merumuskan asas Negara. Sebenarnya amat banyak dan terlalu banyak, namun saya kira dengan ulasan di atas sudah lebih dari cukup.

Bhineka tunggal ika
 
Firman-Nya 
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13)
‎“hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan ‎seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-‎suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling ‎mulia diantara kamu disisi allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. ‎Sesungguhnya allah maha mengetahui lagi maha mengenal.”(qs al-hujurat 13)

Agar mereka saling mengenal di antara sesamanya, masing-masing dinisbatkan kepada kabilah (suku atau bangsa)nya.

Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: supaya kamu saling kenal-mengenal. (Al-Hujurat: 13) Seperti disebutkan si Fulan bin Fulan dari kabilah anu atau bangsa anu.

Sufyan As-Sauri mengatakan bahwa orang-orang Himyar menisbatkan dirinya kepada sukunya masing-masing, dan orang-orang Arab Hijaz menisbatkan dirinya kepada kabilahnya masing-masing.

قَالَ أَبُو عِيسَى التِّرْمِذِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عِيسَى الثَّقَفِيِّ، عَنْ يَزِيدَ -مَوْلَى الْمُنْبَعِثِ-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ؛ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الْأَهْلِ، مَثْرَاةٌ فِي الْمَالِ، مَنْسَأَةٌ فِي الْأَثَرِ".

Abu Isa At-Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Mubarak, dari Abdul Malik ibnu Isa As-Saqafi, dari Yazid Mula Al-Munba'is, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Pelajarilah nasab-nasab kalian untuk mempererat silaturahmi (hubungan keluarga)kalian, karena sesungguhnya silaturahmi itu menanamkan rasa cinta kepada kekeluargaan, memperbanyak harta, dan memperpanjang usia.
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib, ia tidak mengenalnya melainkan hanya melalui jalur ini.

Firman Allah Swt.:

{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ}

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (Al-Hujurat: 13)

Yakni sesungguhnya kalian berbeda-beda dalam keutamaan di sisi Allah hanyalah dengan ketakwaan, bukan karena keturunan dan kedudukan. Sehubungan dengan hal ini banyak hadis Rasulullah Saw. yang menerangkannya.

قَالَ الْبُخَارِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ، حَدَّثَنَا عَبْدَةُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ، عَنْ سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ النَّاسِ أَكْرَمُ؟ قَالَ: "أَكْرَمُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاهُمْ" قَالُوا: لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ. قَالَ: "فَأَكْرَمُ النَّاسِ يُوسُفُ نَبِيُّ اللَّهِ، ابْنُ نَبِيِّ اللَّهِ، ابْنِ خَلِيلِ اللَّهِ". قَالُوا: لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ. قَالَ: "فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِي؟ " قَالُوا: نَعَمْ. قَالَ: "فَخِيَارُكُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُكُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقِهُوا"

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salam, telah menceritakan kepada kami Abdah, dari Ubaidillah, dari Sa'id ibnu Abu Sa'id r.a., dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya mengenai orang yang paling mulia, siapakah dia sesungguhnya? Maka Rasulullah Saw. menjawab: Orang yang paling mulia di antara mereka di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Mereka mengatakan, "Bukan itu yang kami maksudkan." Rasulullah Saw. bersabda: Orang yang paling mulia ialah Yusuf Nabi Allah, putra Nabi Allah dan juga cucu Nabi Allah, yaitu kekasih Allah. Mereka mengatakan, "Bukan itu yang kami maksudkan." Rasulullah Saw. balik bertanya, "Kamu maksudkan adalah tentang kemuliaan yang ada di kalangan orang-orang Arab?" Mereka menjawab, "Ya." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Orang-orang yang terhormat dari kalian di masa Jahiliah adalah juga orang-orang yang terhormat dari kalian di masa Islam jika mereka mendalami agamanya.

Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini bukan hanya pada satu tempat melainkan melalui berbagai jalur dari Abdah ibnu Sulaiman. Imam Nasai meriwayatkannya di datem kitab tafsir, dari Ubaidah ibnu Umar Al-Umari dengan sanad yang sama.

Hadis lain.

قَالَ مُسْلِمٌ، رَحِمَهُ اللَّهُ: حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ، حَدَّثَنَا كَثِير بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنَا جَعْفَرِ بْنِ بُرْقَانَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَصَمِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ".

Imam Muslim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr An-Naqid, telah menceritakan kepada kami Kasir ibnu Hisyam, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Barqan, dari Yazid ibnul Asam, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia memandang kepada hati dan amal perbuatan kalian.
Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini dari Ahmad ibnu Sinan, dari Kasir ibnu Hisyam dengan sanad yang sama.

Hadis lain.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ أَبِي هِلَالٍ، عَنْ بَكْرٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ: "انْظُرْ، فَإِنَّكَ لَسْتَ بِخَيْرٍ مِنْ أَحْمَرَ وَلَا أَسْوَدَ إِلَّا أَنْ تَفْضُلَهُ بِتَقْوَى

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', dari Abu Hilal, dari Bakar, dari Abu Zarr.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi Saw. pernah bersabda kepadanya: Perhatikanlah, sesungguhnya kebaikanmu bukan karena kamu dari kulit merah dan tidak pula dari kulit hitam, melainkan kamu beroleh keutamaan karena takwa kepada Allah.
Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara munfarid.

Hadis lain.

قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدَةَ عَبْدُ الْوَارِثِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْعَسْكَرِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَمْرِو بْنِ جَبَلة، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ حُنَيْنٍ الطَّائِيُّ، سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ حَبِيبِ بْنِ خِرَاش العَصَرِيّ، يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ: أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: الْمُسْلِمُونَ إِخْوَةٌ، لَا فَضْلَ لِأَحَدٍ عَلَى أَحَدٍ إِلَّا بِالتَّقْوَى

Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidah Abdul Waris ibnu Ibrahim Al-Askari, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Amr Ibnu Jabalah, telah menceritakan kepada kami Ubaid ibnu Hunain At-Ta'i bahwa ia pernah mendengar Muhammad ibnu Habib ibnu Khirasy Al-Asri menceritakan hadis berikut dari ayahnya yang pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Orang-orang muslim itu bersaudara, tiada keutamaan bagi seseorang atas lainnya kecuali dengan takwa.

Hadis lain.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا الرَّبِيعِ بْنِ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا أَسَدُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّا الْقَطَّانُ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُبَيْدَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عمر قَالَ: طَافَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ عَلَى نَاقَتِهِ القَصْواء يَسْتَلِمُ الْأَرْكَانَ بِمِحْجَنٍ فِي يَدِهِ، فَمَا وَجَدَ لَهَا مُنَاخًا فِي الْمَسْجِدِ حَتَّى نَزَلَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى أَيْدِي الرِّجَالِ، فَخَرَجَ بِهَا إِلَى بَطْنِ الْمَسِيلِ فَأُنِيخَتْ. ثُمَّ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَهُمْ عَلَى رَاحِلَتِهِ، فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ بِمَا هُوَ لَهُ أَهْلٌ ثُمَّ قَالَ: "يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّية الْجَاهِلِيَّةِ وَتُعَظُّمَهَا بِآبَائِهَا، فَالنَّاسُ رَجُلَانِ: رَجُلٌ بَرٌّ تَقِيٌّ كَرِيمٌ عَلَى اللَّهِ، وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ هَيِّنٌ عَلَى اللَّهِ. إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ: {يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ} ثُمَّ قَالَ: "أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ".
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi' ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Asad ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Zakaria Al-Qattan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ubaidah, dari Abdullah ibnu Dinar, dari Ibnu Umar r.a. yang mengatakan bahwa di hari penaklukkan kota Mekah Rasulullah Saw. melakukan tawaf di Baitullahdengan mengendarai untanya yang bernama Qaswa, beliau mengusap rukun dengan tongkat yang dipegangnya. Maka beliau tidak menemukan ruangan bagi unta Qaswa di dalam Masjidil Haram itu (karena penuh sesak dengan orang-orang). Akhirnya beliau turun dari untanya dan menyerahkan untanya kepada seseorang yang membawanya ke luar masjid, lalu mengistirahatkannya di lembah tempat sa'i. Kemudian Rasulullah Saw. berkhotbah kepada mereka di atas unta kendaraannya itu, yang dimulainya dengan membaca hamdalah dan memuji-Nya dengan pujian yang pantas untuk-Nya. Setelah itu beliau bersabda: Hai manusia, sesungguhnya Allah Swt. telah melenyapkan dari kalian keaiban masa Jahiliah dan tradisinya yang selalu membangga-banggakan orang-orang tua. Manusia itu hanya ada dua macam, yaitu orang yang berbakti, bertakwa, lagi mulia di sisi Allah Swt.; dan orang yang durhaka, celaka, lagi hina menurut Allah Swt. Kemudian Nabi Saw. membaca firman Allah Swt.: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurat: 13) Setelah itu beliau Saw. mengucapkan istigfar seperti berikut: Aku akhiri ucapan ini seraya memohon ampun kepada Allah untuk diriku dan kalian.‎
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abdu ibnu Humaid, dan Abu Asim Ad Dahhak, dari Makhlad, dari Musa ibnu Ubaidah dengan sanad yang sama.

Firman-Nya ‎

‎كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنزلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (213‎
‎‎
‎“manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka allah ‎mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan allah menurunkan ‎bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia ‎tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu ‎melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah ‎datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki ‎antara mereka sendiri. Maka allah memberi petunjuk orang-orang yang ‎beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan ‎kehendak-nya. Dan allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-nya ‎kepada jalan yang lurus”.(qs al-baqarah 213)
Pengertian filsafat pancasila

Pancasila dikenal sebagai filosofi indonesia. Kenyataannya definisi filsafat ‎dalam filsafat pancasila telah di ubah dan di interpretasikan berbeda oleh ‎beberapa filsuf indonesia. Pancasila di jadikan wacana sejak 1945. Filsafat ‎pancasila senantiasa diperbarui sesuai dengan permintaan rezim yang berkuasa, ‎sehingga pancasila berbeda dari waktu ke waktu.

‎-‎ Filsafat pancasila asli

Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat barat. Hal ini berujuk pidato ‎sukarno dibpupki dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni universitas ‎di eropa, dimana filsafat barat merupakan salah satu materi kuliah mereka.
Pancasila terinspirasi konsep humanisme, rasionalisme, universalisme, ‎sosio demokrasi, sosialisme jerman, demokrasi parlemen, dan ‎nasionalisme.

‎-‎ Filsafat pancasila versi soekarno

Filsafat pancasila kemudian dikembangkan oleh sukarno sejak 1955 ‎sampai berakhirnya ke kuasaanya (1965). Pada saat itu sukarno selalu ‎menyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli indonesia yang di ‎ambil dari budaya dan tradisi indonesia dan akulturasi budaya india (hindu-‎budha), barat (kristen), dan arab (islam). Menurut sukarno “ketuhanan” ‎adalah asli berasal dari indonesia. “keadilan social” terinspirasi dari konsep ‎satu adil. Sukarno tidak pernah menyinggung atau mempropagandakan ‎‎“persatuan”
‎-‎ Filsafat pancasila versi soeharto

Oleh suharto mengalami indonesiasi, melalui filsuf-filsuf yang disponsori ‎depdik bud, semua elemen-elemen barat di singkirkan dan diganti ‎interpretasinya dalam budaya indonesia. Sehingga menghasilkan ‎‎“pancasila truiy indonesia” semua sila dalam pancasila adalah asli ‎indonesia dan pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-butir ‎pancasila). Filsuf indonesia yang bekerja dan mempromosikan bahwa ‎filsafat pancasila adalah truiy indonesia antara lain sunoto. R. Parmono, ‎gerian.w.bawengan, wasito poespoprodjo, burhanuddin salam, bambang ‎daroeso, paulus wahana, aa hary, suhari, kaelan, moertono soerjanto ‎poespouardojo dan moesdiono.

Berdasarkan penjelasan diatas maka pengertian filsafat pancasila secara ‎umum adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-dalamnya dari ‎bangsa indonesia yang di anggap. Dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu ‎‎(kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling ‎bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa indonesia.

Filsafat pancasila mengukur adanya beneran yang bermacam-macam dan ‎bertingkat sebagari berikut :
‎1.‎ Kebenaran indra (pengetahuan biasa)
‎2.‎ Kebenaran ilmiah (ilmu-ilmu pengetahuan)
‎3.‎ Kebenaran filosofis (filsafat)
‎4.‎ Kenenaran religius (religi)

Fungsi utama filsafat pancasila bagi bangsa dan negara indonesia

Filsafat pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ‎kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan ‎hidup (filsafat hidup). Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan ‎memandang persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta cara ‎bagaimana persoalan tadi.
Dengan pandangan hidup yang jelas sesuatu bangsa akan memiliki ‎pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah ‎politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Bangsa indonesia lahir sesudah melampui perjuangan yang sangat ‎panjang, dengan memberikan segala pengorbanan dan menahan segala ‎macam penderitaan. Sebab itu indonesia lahir dengan kepribadiannya ‎sendiri yang bersamaan lahirnya bangsa dan negara itu, kepribadian itu ‎ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar negara pancasila. Karena ‎itulah, pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan ‎telah berjuang dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain.
‎ 
Karena pacasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar ‎dalam kepribadian bangsa, maka ia terima sebagai dasar negara yang ‎mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah bahwa ‎meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, namun ada 3 buah ‎uud yang pernah kita miliki yaitu dalam pembukuan uud 1945. Dalam ‎mukadimah uud, sementara republik indonesia 1950, pancasila tetap ‎tercantum didalamnya merupakan bukti sejarah sebagai dasar kerohanian ‎negara, oleh karena itu, pancasila merupakan dasar yang mampu ‎mempersatukan seluruh rakyat indonesia. 

Pancasila sebagai dasar negara repubilk indonesia

Sidang bppk telah menerima secara bulat pancasila itu sebagai dasar ‎negara indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang ppki kemudian pada ‎tanggal 18 agustus 1945 pancasila tercantum secara resmi dalam ‎pembukaan uud ri, undang-undang dasar yang menjadi sumber ‎ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat bagi ‎seluruh bangsa dan negara. 

Oleh karena pancasila tercantum dalam uud 1945 dan bahkan menjiwai ‎seluruh isi peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara ‎bagaimana jelas tercantum dalam aline iv pembukaan uud 1945 tersebut, ‎maka semua peraturan perundang-undangan republik indonesia (ketetapan ‎mpr, pengganti undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden ‎dan peraturan pelaksanaan lainnya). Isi dan tujuan dari peraturan ‎perundang-undangan repubilk indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa ‎pancasila. Bahkan dalam ketetapan mprs no. Xx/mprs/1966 ditegaskan ‎bahwa pancasila itu adalah sumber dari segala sumber hukum.‎

Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa indonesia

Menurut dewan perancang nasional, yang dimaksudkan dengan ‎kepribadian indonesia adalah keseluruhan cirri-ciri khas bangsa ‎indonesia yang membedakan bangsa indonesia dengan bangsa-bangsa ‎lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa indonesia adalah ‎pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa ‎indonesia sepanjang masa dan apabila kita memperhatikan setiap ‎pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.
 
Demikianlah maka pancasila yang kita gali dari bumi indonesia sendiri ‎merupakan :
 
a)‎ Dasar negara kita, republik indonesia yang merupakan sumber dari ‎segala sumber hukum yang berlaku dinegara kita
b)‎ Pandangan hidup bangsa indonesia yang dapat mempersatukan kita ‎member petunjuk dalam masyarakat kita. Yang beraneka ragam ‎sifatnya.
c)‎ Jiwa dan kepribadian bangsa indonesia, karena pancasila ‎memberikan corak yang khas kepada bangsa indonesia dan tak ‎dapat dipisahkan dari bangsa indonesia, serta merupakan ciri khas ‎yang dapat membedakan bangsa indonesia dari bangsa yang lain.
d)‎ Tujuan yang dicapai oleh bangsa indonesia, yakni suatu ‎masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan ‎spiritual berdasarkan pancasila.
e)‎ Perjajian luhur rakyat indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil ‎rakyat indonesia menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan ‎yang kita junjung tinggi.

Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, ‎menghayati dan mengamalkan pancasila dalam segala segi kehidupan. ‎Tanpa itu maka pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah ‎yang tertulis dalam pembukaan uu 1945, yang merupakan perumusan yang ‎beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat ‎disimpulkan sebagai berikut :
 
‎1.‎ Filsafat pancasila adalah hasil berfikir / pemikiran yang sedalam-‎dalamnya dari bangsa indonesia yang dianggap dipercaya dan diyakini ‎sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling ‎benar, paling adil, bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa ‎indonesia 
‎2.‎ Fungsi utama filsafat pancasila bagi bangsa dan negara adalah : 
a.‎ Filsafat pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia
b.‎ Pancasila sebagai dasar negara republik indonesia
c.‎ Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa indonesia
‎3.‎ Falsafah pancasila sebagai dasar falsafah negara indonesia, hal tersebut ‎dapat dibuktikan dengan ditemukannya dalam beberapa dokumen ‎historis dan di dalam perundang-undangan negara indonesia. 

Di dalam kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim disebutkan sebuah hadis dari Siti Aisyah r.a., bahwa Rasulullah Saw. apabila akan bangkit melakukan salat sunat malam harinya, beliau selalu mengucapkan doa berikut:
"اللَّهُمَّ، رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السموات وَالْأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اختلفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ"

Ya Allah, Tuhan Jibril, Mikail, dan Israfil; Pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui hal yang gaib dan hal yang nyata, Engkaulah yang memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Mu dalam hal-hal yang mereka perselisihkan di masa silam. Berilah daku petunjuk kepada kebenaran yang diperselisihkan itu dengan kehendak-Mu. Sesungguhnya Engkau selalu memberi petunjuk orang yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus.

Di dalam doa yang masur disebutkan seperti berikut:
اللَّهُمَّ، أَرِنَا الْحَقَّ حَقّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَوَفِّقْنَا لِاجْتِنَابِهِ، وَلَا تَجْعَلْه مُلْتَبِسًا عَلَيْنَا فَنَضِلَّ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Ya Allah, tunjukilah kami kepada perkara hak yang sesungguhnya dan berilah kami rezeki untuk mengikutinya. Dan perlihatkanlah kepada kami perkara yang batil seperti apa adanya, dan berilah kami rezeki untuk menjauhinya. Dan janganlah Engkau jadikan perkara yang batil itu tampak samar bagi kami karena nanti kami akan sesat, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.‎
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar