Translate

Rabu, 31 Agustus 2016

Permudah Jangan Dipersulit Dalam Agama

Mudah dan mempermudah merupakan salah satu dari karaktristik Islam. Islam ingin mempermudah umatnya dalam menerima dan menjalankan kebenaran; dan tidak ingin mempersulit mereka. Sehingga orang menerima dan menjalankan Islam dengan lapang dada dan senang. Hal ini diperkuat oleh Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Di dalam Al-Qur'an kita temukan, Allah menyatakan bahwa dien yang disyariatkan kepada hamba-hamba-Nya bukan untuk menyulitkan mereka,

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُم في الدِّين مِنْ حَرَجٍ

"Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan." (QS. Al-Hajj: 78)

Allah berfirman dalam menjelaskan kewajiban puasa yang berat dirasa sebagian orang,

يُريدُ الله بكُمُ اليُسْرَ وَلا يُريدُ بِكُمُ العُسْر

"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (QS. Al-Baqarah; 185)

Allah juga menyebutkan prinsip kemudahan dalam mewajibkan wudhu',

مَا يُريدُ الله لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلكن يُريدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَةُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Maidah: 6)

Atas dasar kemudahan ini pula amal-amal sunnah berjalan. Maka tidaklah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam diberi dua pilihan kecuali beliau memilih yang paling mudah, selama tidak mengandung dosa. Dan beliau senantiasa berdakwah kepada kemudahan, kelemahlembutan, dan tidak mempersulit.

Dalam prinsip dan cara mengajar memiliki metode yang digunakan oleh pendidik agar peserta didik dapat menerima materi yang disampaikan. Maka disini akan membahas tentang hadis nabi tentang mempermudah dan tidak mempersulit sehingga orang lain akan menjadi riang dan senang dalam proses pembelajaran.

Hadist sunan Abu Daud No. 4195

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنَا بُرَيْدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ جَدِّهِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ أَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah berkata, telah menceritakan kepada kami Buraid bin Abdullah dari kakeknya Abu Burdah dari Abu Musa ia berkata, "Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin mengutus salah seorang sahabatnya atas suatu urusan, beliau berpesan: "Buatlah gembira dan jangan kalian buat lari, mudahkan dan jangan kalian buat sulit."

Hadist Musnad Ahmad no.  2425

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ لَيْثٍ عَنْ طَاوُسٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِّمُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ 

Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq berkata; telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Laits dari Thawus dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "hendaklah kalian Mengajar, mempermudah dan jangan mempersulit. Bila engkau marah maka diamlah. Dan Bila engkau marah maka diamlah. Bila engkau marah maka diamlah."

Hadits Musnad Ahmad No. 1875

قَالَ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَعَثَ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِهِ فِي بَعْضِ أَمْرِهِ قَالَ بَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا 
Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya dari Abu Musa; Dan (Abu Musa Al Asy'ari) Berkata; Jika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendak mengutus salah seorang dari sahabatnya untuk suatu urusan, maka beliau berpesan: "Berikanlah kabar gembira dan janganlah menakuti-nakuti, berikanlah kemudahan dan jangan mempersulit."

Islam adalah agama yang mudah berasal dari Dzat yang Maha Murah dan penuh Kasih. Dalam menjalankan segala beban syariat, manusia diberikan banyak kemudahan oleh Allah. Ketika seseorang kesulitan dalam menjalankannya, Allah ringankan, Allah gantikan dengan yang lebih mudah bahkan kadang Allah bebaskan kewajibannya. Namun, ada kalanya justru kemudahan-kemudahan dari Allah ini tertutup oleh kekakuan sikap beberapa muslim. Islam digambarkan sebagai ajaran yang rumit dan seakan hanya sedikit orang yang mampu menjalankannya secara utuh. Padahal Rasullah shallallahu alaihi wasallam telah berpesan kepada Abu Musa dan Mu’ad bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma tatkala mengutus keduanya ke Yaman,

حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا النَّضْرُ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ لَمَّا بَعَثَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ قَالَ لَهُمَا يَسِّرَا وَلَا تُعَسِّرَا وَبَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا وَتَطَاوَعَا قَالَ أَبُو مُوسَى يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا بِأَرْضٍ يُصْنَعُ فِيهَا شَرَابٌ مِنْ الْعَسَلِ يُقَالُ لَهُ الْبِتْعُ وَشَرَابٌ مِنْ الشَّعِيرِ يُقَالُ لَهُ الْمِزْرُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ
Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [An Nadlr] telah mengabarkan kepada kami [Syu'bah] dari [Sa'id bin Abu Burdah] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dia berkata; "Ketika beliau mengutusnya bersama Mu'adz bin Jabal, beliau bersabda kepada keduanya: "Mudahkanlah setiap urusan & janganlah kamu mempersulit, berilah kabar gembira & jangan kamu membuatnya lari, & bersatu padulah! Lantas Abu Musa berkata; Wahai Rasulullah, di daerah kami sering dibuat minuman dari rendaman madu yg biasa di sebut dgn Al Bit'u & minuman dari rendaman gandum yg biasa di seut Al Mizru. Maka Rasulullah menjawab: Setiap yg memabukkan adl haram. [HR. Bukhari No.5659].‎

Rasulullah di utus sebagai rahmat untuk alam semesta. Dalam berdakwah beliau begitu hanif dan penuh kelembutan, dan mengajari para shahabat untuk bersikap demikian juga ketika berdakwah. Dan sebaliknya, beliau Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak senang dengan orang yang mempersulit dalam beragama ini.

Rasulullah memerintahkan dan menganjurkan kita agar senantiasa berlaku lemah lembut. Beliau bersabda.

يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا

“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1734 dari Anas bin Malik. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim no. 1732 dari Abu Musa dengan lafaz.

بَشِّرُوا وَلاَ تُُنَفِّرُواوَيَسِّرُوا وَلاَتُعَسِّرُوا

“Berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari. Mudahkanlah dan janganlah kalian persulit”.

Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no.220 meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya pada kisah tentang seorang Arab Badui yang kencing di masjid.

دَعُوهُ وَهَرِيْقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلاً مِنْ مَاءِ أَوْ ذَنُو بًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِشْتُمُ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَشُوا مُعَسِّرِيْنَ

“Biarkanlah dia ! Tuangkanlah saja setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah, bukan untuk mempersulit”

Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah hadits no.6927 bahwa Rasulullah bersabda.

يَاعَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الأَمْرِ كُلِّهِ

“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan”

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim no. 2593 dengan lafaz.

يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُ الرِّفْقَ وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعطِِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَالاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ

“Wahai Aisyah, sesunguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan. Allah memberi kepada kelembutan hal-hal yang tidak diberikan kepada kekerasan dan sifat-sifat lainnya”

Muslim meriwayatkan hadits dalam kitab Shahihnya no.2594 dari Aisyah, Nabi bersabda.

إِنَّالرِّفْقَ لاَيَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَ عُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ

“Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek”

Muslim juga meriwayatkan hadits no. 2592 dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi bersabda.

مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ يُحْرَمِ الْخَيْرَ

“Barangsiapa yang tidak memiliki sifat lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan”.


Dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdoa,‎

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ (أحمد ، ومسلم عن عائشة)

“Ya Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia mempersulit  urusan mereka, maka persulitlah dia. Dan siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan ummatku lalu dia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia.(HR. Muslim)

Diriwayatkan Abu Hurairah dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:‎‎

« إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ » [رواه البخاري ]

“Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan, dan (dalam beramal) hendaklah pertengahan (yaitu tidak melebihi dan tidak mengurangi), bergembiralah kalian, serta mohonlah pertolongan (didalam ketaatan kepada Allah) dengan amal-amal kalian pada waktu kalian bersemangat dan giat”.(HR. Bukhari)

Banyak kemudahan dan keringan yang Allah berikan ketika seseorang menjalankan ibadah. Sampai-sampai Allah sangat senang ketika seseorang mengambil keringanan yang diberikan kepadanya. Ini menunjukkan bahwa Allah menginginkan kemudahan-kemudahan atas hamba-Nya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

« إنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى رُخَصُهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ تُؤْتَى مَعْصِيَتُهُ » [رواه أحمد وابن حزيمة ]

“Sesungguhnya Allah menyukai keringanan-keringanannya diambil sebagaimana -Dia membenci kemaksiatannya didatangi/dikerjakan” [Hadits Riwayat Ahmad dan Ibnu Khuzaimah dan disahihkan olah Al Albany]

Dalam riwayat lain disebutkan

« كَمَايُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى عَزَائِمُهُ »

“Sebagaimana Allah menyukai kewajiban-kewajibannya didatangi”

Salah satu contoh mudahnya Islam dan mempermudah kepada umat adalah riwayat dari Anas bin Malik ‎Radhiyallaahu 'Anhu berkata, “Ketika kami duduk di masjid bersama Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam tiba-tiba datang seorang badui lalu kencing di masjid. Para sahabat Nabi menghardiknya, “Berhenti, berhenti.” Lalu Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Jangan bentak dia, biarkan dia (jangan putus kencingnya).” Lalu para sahabat membiarkan orang badui tadi menyelesaikan kencingnya. Kemudian Nabi ‎Shallallaahu 'Alaihi Wasallam memanggilnya dan berkata kepadanya,

إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلَا الْقَذَرِ إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ

 “Sesungguhnya masjid-masjid ini tidaklah boleh untuk buang air kecil atau buang kotoran. Masjid itu tempat untuk dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalat dan membaca Al-Qur`an.”

Dan beliau Shallallaahu 'Alaihi Wasallam berkata kepada para sahabat,

إِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ أَهْرِيقُوا عَلَيْهِ دَلْوًا مِنْ مَاءٍ أَوْ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ

“Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah bukan untuk mempersulit. Siramlah dengan satu ember air pada tempat kencingnya.” Lalu orang Badui tadi berkata, “Ya Allah rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan Engaku rahmati yang lain bersama kami.” Lalu Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Egkau telah menyempitkan yang luas.” (Muttafaq ‘Alaih)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberi teladan dalam berdakwah kepada orang yang jahil. Agar mempermudah dan tidak mempersulit dengan tetap menyampaikan kebenaran dan meluruskan kesalahan dengan cara yang lembut. Hal ini agar manusia tidak lari dari Islam dan meninggalkan kebenaran.

Kita lihat, orang badui tadi telah melakukan sesuatu yang memancing kemarahan para sahabat yang hadir di situ. Namun Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam melarang mereka menghentikan kencingnya dan memarahinya, karena akan menimbulkan mafsadat dan dampak yang lebih buruk. Beliau perintahkan sahabatnya agar menyiram air kencing badui tersebut dengan air sehingga hilanglah najis. Dengan ini masalah najis air kencingnya sudah selesai. Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallammemanggilnya dan berkata lembut kepadanya tentang kedudukan masjid dan fungsinya sehingga Badui tadi memahaminya. Sehingga ia bisa menerima kebenaran dengan lapang dada dan tidak lari dari kebenaran. Sampai-sampai ia berucap, "Demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam ‎menemuiku dan beliau tidak mencela, tidak memarahi, dan tidak memukul." (HR. Ahmad)

Mempermudah segala perkara merupakan contoh dan perintah dari Nabi Muhammad S.A.W. Seharusnya sebagai orang yang mengaku sebagai umatnya Nabi, kita sebaiknya menjadikan ringan suatu perkara baik perkara tersebut berupa perkara keduniaan yang sedang kita alami secara pribadi, ataupun masalah yang acap kali timbul ketika berinteraksi dengan orang lain. Namanya hidup pasti banyak cobaannya, ketika kita menganggap berat cobaan kita, pasti akan terasa berat. Tapi bila kita menganggapnya ringan,maka akan jadi lebih ringan, karena Allah selalu beserta persangkaan hamba-Nya. Begitu pula dalam berinteraksi dengan orang lain pasti sering terjadi masalah, dan bila kita mengingat bahwa kita bukan orang yang sempurna yang bisa melakukan segalanya tanpa bantuan orang lain, maka kita juga akan lebih mudah memaklumi kesalahan orang lain. Selanjutnya tinggal cari penyelesaian yang terbaik bagi semuanya. Intinya hidup sudah susah, jangan dibuat tambah susah. Enjoy your life.

Terlebih lagi bagi seorang yang berstatus pemimpin publik, misalnya sebagai pemimpin suatu instansi, organisasi, ataupun suatu perkumpulan, maka sebaiknya selalu mempermudah perkara yang ada, agar tidak membuat yang dipimpinnya lari dan tertekan. Jangan sampai perkara kecil malah dibesar-besarkan, perkara yang mudah malah diperberat. Sebaiknya sebisa mungkin empati dengan yang diaturnya, karena mereka juga manusia yang punya hati, punya banyak kelemahan, dan juga butuh privasi untuk memperjuangkan kelangsungan hidupnya. Dulu saja Nabi ketika membuat aturan, selalu memikirkan akan memberatkan umatnya atau tidak. Seperti siwakkan setiap akan sholat, Nabi tidak menjadikannya wajib agar tidak memberatkan umatnya. Bukankah Nabi yang paling tahu tentang keadaan umatnya? Bukankah di dalam diri Nabi terdapat contoh yang baik? Lalu kalau Nabi saja tidak suka memberi aturan yang memberatkan umatnya, apa poin yang akan di dapat dari seorang pemimpin dengan memperberat orang yang dipimpinnya? 

Begitu pula bagi orang-orang yang mengurusi pelayanan publik. Terbalik dari perintah Nabi tersebut, malah ada istilah "kalau bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah?", bahkan di tambah lagi embel-embel "Wani piro????". Tidakkah mereka ingat, ketika mereka menolong orang lain, maka Allah juga akan menolong mereka?? Tapi sepertinya bagi sebagian dari mereka uang yang ga seberapa itu tampak lebih menyenangkan dari pertolongan Allah. Tidakkah terpikir bahwa semua uang yang mereka makan dengan tanpa ridho itu akan mereka pertanggungjawabkan nanti di akhirat??

Kita (termasuk saya) memang jauh dari sempurna, karena itu kita bersyukur agama ini telah dibuat mudah oleh Allah. Begitu pula urusan dunia, hanya dianggap remeh oleh Allah. Maka tidak ada gunanya dari mempersulit segala urusan (walaupun kadang memang terasa sulit). Yang penting adalah menjalankan segala kewajiban dari Allah dan Rosul-Nya, sepol kemampuan kita, dan jangan mempersulit perkara orang lain.

Dalam islam pula tidak dibenarkan mempersulit masalah dan seolah-olah kaku dalam pengajaran yang menjadikan kesan fanatik padahal islam adalah agama yang fleksibel yang setiap orang bisa menjalankan setiap ajaran dan pengetahuan dalam islam karena islam menganjurkan untuk mempermudah dan tidak mempersulit dalam dakwah dan pengajaran sehingga masyarakat senang dengan pengajaran yang disampaikan dan tidak membuat masyarakat menjadi bingung menjalankan syari’at serta pengetahuan dalam islam hanyakarena adanya sedikit masalah.
Permudahlah, dan janganlah mempersulit… Semoga Allah memudahkan urusan kita semua.

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    BalasHapus