Translate

Rabu, 03 Agustus 2016

Sejarah Pesanten APIK Kaliwungu

Kaliwungu merupakan suatu daerah  yang terletak disebelah barat kota Semarang kira-kira 20 km dengan kondisi sosial masyarakat yang heterogen, perekonomian masyarakatnya ditopang oleh perdagangan, pertanian dan industri.  komunitasnya  mayoritas berdagang sehigga pembangunan yang sedang dilaksanakannya pun menitik beratkan pada sektor perdagangan dan industri tersebut.

Masyarakat Kaliwungu juga merupakan suatu komunitas yang sudah bertaraf pendidikan tinggi, sebagian besar dari mereka sudah mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi, ini dibuktikan dengan banyaknya warga masyarakat Kaliwumgu yang menjadi tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan.

Dalam setting semacam itulah pondok pesantren yang berbackground salaf ini berkembang, sehingga tidaklah salah bila dikatakan bahwa pondok pesantren APIK ini merupakan satu-satunya pondok salaf yang berada di tengah masyarakat yang sudah modern.

Sejarah Ponpes APIK 
Pondok Pesantren APIK Kaliwungu Kendal didirikan pada tanggal 12 Februari 1919 oleh KH. Irfan bin Musa bin Abdul Baqi bin Mu’arif bin Qomarudin bin Jiwosuto (Panembahan Demak Bintoro). Pada awal berdirinya Pondok Pesantren ini, Pendiri dan Tokoh masyarakat sekitar Kaliwungu sepakat untuk memberi nama Al Ma’hadus Salafi Al-Kaumani. Pemberian nama Pondok Pesantren tersebut bukan tanpa alasan melainkan dilatarbelakangi oleh fakta bahwa para santri yang belajar di sana berasal dari daerah sekitar Masjid Jami’ Al-Muttaqien Kaliwungu. Dimana pada jaman dahulu masyarakat yang tinggal di sekitar masjid disebut masyarakat kauman. Sementara tujuan dari kegiatan belajar tersebut adalah agar para santri mengetahui dan meneladani para orang soleh terdahulu (salafi).

Seiring dengan bertambahnya santri yang tidak hanya berasal dari daerah sekitar, maka Pendiri dan Tokoh masyarakat Kaliwungu mengasramakan para santri yang berasal dari luar daerah Kaliwungu. Bangunan pertama yang didirikan oleh KH. Irfan bin Musa (Kakak KH. Ridwan bin Musa) adalah sebuah Asrama dengan ukuran sekitar 15 m2  yang merupakan tanah wakaf dari salah satu istri beliau. Dana yang dipergunakan untuk Pembangunan Asrama tersebut adalah 75% ditanggung oleh Kakak dari KH. Irfan bin Musa yakni KH. Abdur Rasyid bin Musa (Ayah dari KH. Utsman dan KH. Ahmad Badawi) yang berprofesi sebagai Pedagang yang berhasil, sedang 25% diperoleh dari infak masyarakat sekitar.

Pada tahun 1932, KH. Irfan bin Musa wafat dan karena putra-putra beliau dianggap belum mampu mengemban tugas mengasuh Pondok Pesantren tersebut, maka estafet kepemimpinan Pondok diemban oleh keponakan beliau yang bernama KH. Ahmad Rukyat. Pada masa kepemimpinan beliau inilah Pondok Pesantren tersebut sangat maju, karena pada saat itu merupakan masa-masa perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah dimana rumah Pendiri Pondok dijadikan sebagai posko Palang Merah. Diantara ribuan santri KH. Ahmad Rukyat yang menjadi Ulama/Tokoh masyarakat adalah KH. Abuya Dimyati Banten, KH. A. Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom) Tasikmalaya, KH. Asror Ridwan Kaliwungu dan KH. Dimyati Rois Kaliwungu. Serta masih banyak lagi santri-santri KH. Ahmad Rukyat yang menjadi Ulama besar.

Pada masa Kepemimpinan KH. Ahmad Rukyat inilah nama Pondok Pesantren Salafi al-Kaumani berubah menjadi Asrama Pelajar Islam Kauman (APIK) Kaliwungu. Perubahan nama tersebut didasarkan pada situasi saat itu dimana pergolakan politik negara dengan munculnya organisasi-organisasi massa seperti Masyumi, Nahdlatul Ulama dan organisasi kepemudaan lain. Setelah wafatnya KH. Ahmad Rukyat (1968), Pondok Pesantren yang semula dalam pengajarannya hanya menggunakan metode sorogan dan bandongan, ditambah dengan metode klasikal.

Pada masa kepemimpinan generasi ketiga, nama “APIK” tidak diartikan sebagai suatu singkatan lagi, tapi suatu kata dalam bahasa Jawa yang berarti “BAIK” dengan harapan agar para santri menjadi santri yang baik.

Sejak tahun 1919 hingga sekarang Pondok ini telah mengalami 4x pergantian kepemimpinan. Pondok Pesantren APIK Kaliwungu telah berdiri selama 87 tahun, dan tanggapan serta support masyarakat terhadap lembaga pendidikan ini cukup baik. Di antara faktor pendukung dari eksistensi Pondok ini terletak pada figur Kyai sebagai tokoh sentral yang memimpin/menjadi Pengasuh Pondok dan juga makin bertambahnya jumlah santri yang belajar di Pondok Pesantren tersebut dari tahun ke tahun. 

Program Pengembangan Pondok Pesantren dan Masyarakat
          
Program pengembangan pondok pesantren salaf APIK meliputi pengembangan di bidang fisik dan non fisik serta pemberdayaan masyarakat sekitar. pengembangan fisik yang sedang dilaksanakan yaitu membangunnya kembali komplek CE menjadi sebuah gedung yang bertingkat dua, pengembangan fisik lain berupa penambahan fasilitas pondok pesantren seperti komputer untuk latihan santri, pembangunan taman-taman di setiap komplek dan lain sebagainya.

Background salaf yang menjadi ciri khas dari pondok APIK ini tidak lantas dibiarkan hilang karena adanya pengembangan-pengembangan tersebut. Konsep “Almukhaafadhotu ‘alaa qodiimissolikh wal akhdzu bil jadiidil ashlakh” atau melestarikan budaya lama yang baik dan mengambil budaya modern yang lebih baik itulah yang selalu diperhatikan dalam setiap program pengembangan.

Pengembangan non fisik lebih menitikberatkan pada penggalian potensi santri untuk mengaktualisasikan kitab kuning kedalam kehidupan yang modern dan semakin canggih. Saat ini pondok pesantren salaf APIK mengadakan bahtsul masail kubro yang dilaksanakan dua kali dalam setahun dan bahtul masail sughro setiap minggunya.Pondok APIK ini juga memfasilitasi santri yang hanya lulusan Sekolah Dasar untuk mendapatkan ijazah yang setara dengan SLTP lewat program wajardikdas sebagai bentuk pengembangan yang sedang dilaksanakan
Keadaan Sarana dan Prasarana
            
Pondok pesantren yang didirikan pada tahun 1919 M ini mempunyai sarana dan prasarana yang yang sudah memadai, meliputi : 106 buah  kamar santri, 20 buah kamar guru (santri senior), 17 ruang kelas, sebuah kantor, 4 buah kantor jam’iyyah, sebuah ruang perpustakaan,  ruang koperasi, ruang tamu, ruang komputer, kamar mandi santri, kamar mandi tamu dan pengurus, kamar kecil untuk santri sebanyak 10 ruang, 2 kamar kecil pengurus dan tamu dan ruang kesehatan untuk santri.‎

APIK juga memilki sarana yang berupa sebuah gedung yang diberinama gedung Ikhya Uumiddin. Gedung bertingkat dua ini dibangun diatas tanah seluas kurang lebih 400 meter persegi dan letaknya terpisah dari pondok dengan jarak kira-kira 80 meter. Gedung ini disamping digunakan untuk sekolah juga digunakan untuk pertemuan dan musyawarah kiyai-kiyai dan tokoh masyrakat kaliwungu.

Selain fasilitas pondok yang berupa bangunan pondok. juga memiliki fasilitas  lain seperti lapangan tenis meja yang merupakan satu-satunya media olah raga yang ada di pondok APIK, kemudian juga mempunyai kendaraan yang digunakan untuk kepentingan pondok seperti mengambil wesel, menyebarkan undangan dan lain sebagainya.

Keadaan Santri, Kyai dan Ustadz / Guru

Kini pondok pesantren APIK memilki santri sebanyak 1200 anak. Kesemuaannya terdiri dari santri yang masih sekolah di Madarasah Salafiyyah Miftahul Hidayah (MSMH) dan santri yang sudah tamat dari madrasah tersebut,  yang dikenal dengan istilah “mutakhorijin”. Ada sebagian dari mutakhorijin yang mengikuti kuliah di universitas terdekat yang ada di kaliwungu, namun demikian mereka tidak meninggalkan kegiatan-kegiatan pondok pesantren.

Lebih Dekat dengan MSMH 
Sebagaimana pesantren-pesantren pada umumnya, pengajaran di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu mula-mula diselenggarakan dengan sistem bandongan dan sorogan. Pada tahun 1968 sistem klasikal dalam bentuk madrasah mulai dibuka. Madrasah Diniyah ini diberi nama Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah (MSMH) yang sepenuhnya mengajarkan materi-materi keagamaan yang bersumber dari Kitab kuning. Lama pendidikannya 8 tahun yang terdiri atas 3 tingkatan, tingkat I’dadiyah (persiapan) 2 tahun, Tsanawiyah 3 tahun dan Aliyah 3 tahun.

Pengajaran di Madrasah dilakukan oleh 36 Ustadz di bawah bimbingan Kyai. Mereka adalah Santri senior yang sudah menamatkan pendidikannya di Pesantren ini. Menurut KH. Solahudin Humaidullah, mengajar adalah bagian dari Pendidikan Pondok Pesantren sekaligus merupakan wahana pematangan diri, baik nalar maupun emosi guna melatih mereka sebelum terjun ke Masyarakat. Para ustadz tersebut tidak diberi gaji layaknya di sekolah-sekolah umum, namun sekedar bisyaroh untuk keperluan keilmuan mereka.

Menurut Kepala MSMH saat ini, Ustadz Abdul Muqsith, calon santri tidak diharuskan mengikuti Pelajaran sejak tingkat I’dadiyah, namun bisa saja masuk pada tingkat di atasnya, tergantung ilmu yang telah dimiliki sebelumnya. Untuk masuk Tsanawiyah kelas I harus hafal seluruh bait Kitab ‘Awamil,  kelas II Kitab‘Imrithi dan kelas III Kitab Alfiyah Ibnu Malik. Untuk masuk kelas I Aliyah harus hafal seluruh bait Kitab Alfiyah, kelas II Kitab Jauharul Maknun dan membaca kitab Fathul Mu’in.

Kegiatan Pendidikan di Madrasah dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum’at dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB di dalam kelas. Pukul 16.30 WIB sampai pukul 17.30 WIB para santri mengikuti kegiatan di kelasnya masing-masing. Pukul 20.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB mereka mengikuti musyawarah sesuai kelas masing-masing. Kegiatan ini dipimpin oleh ra’is (ketua) kelas dan dibimbing mustahiq (wali) kelas dan munain (guru mata pelajaran) untuk mendiskusikan berbagai permasalahan berkaitan dengan materi pelajaran yang sudah diterima di kelas, terutama bidang Nahwu dan Fiqih. Setiap masalah yangmuncul dicoba untuk dipecahkan oleh peserta namun bila tidak terselesaikan, maka akan dijawab oleh wali kelas. Selain mengikuti kegiatan klasikal, para santri juga dapat mengikuti pengajian bebas yang dilaksanakan di beberapa tempat setelah sholat lima waktu dengan materi yang beragam dan santri dapat memilih sesuai dengan minat mereka masing-masing.

Setiap malam jum’at kliwon diadakan jam’iyyah kubro yang diikuti oleh seluruh santri, berisi acara istighosah, yasin, tahlil serta nasehat dari para ustadz. Sedang pada malam jum’at lainnya diadakan jam’iyyah sughro. Dalam kegiatan ini para santri secara bergiliran menurut kompleks asrama mendapat tugas memimpin tahlil, membaca Al-qur’an, Al-barzanji dan latihan pidato. Acara ini diakhiri dengan ulasan dari pengurus. Selain waktu-waktu tersebut para santri dapat mengunakan waktu mereka secara bebas. Diantara mereka ada yang mengisi waktu dengan kursus komputer atau bahasa Inggris terutama yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
APIK merupakan suatu Pondok Pesantren yang sudah bertaraf nasional, sehingga dari sekian banyak santri yang ada datang dari berbagai daerah di Indonesia  seperti Jawa, Madura, Sumatra, Kalimantan dan lain sebagainya, bahkan pernah ada santri yang berasal dari negeri Jiran (Malaysia). Mereka pula datang dari status sosial yang berbeda dan taraf pendidikan umum yang berbeda-beda pula, ada yang hanya berpendidikan dasar, SLTP, SLTA dan ada juga yang sudah sampai Perguruan Tinggi. Namun demikian mereka sama sekali tidak memepermasalahkan perbedaan-peredaan tersebut, bahkan sebaliknya mereka justru menjadikan hal itu sebagai wahana dalam menimba pengalaman.

Untuk memebantu pengasuh pondok dalam  membimbing santri-santri tersebut pondok pesantren APIK memiliki 33 ustadz yang diambil dari santri senior pondok APIK. Para ustadz/guru ini melayani dan memberikan bimbingan berupa mengajar anak-anak santri dalam membaca Alqur’an dan kitab kuning, membantu memecahkan masalah yang dihadapi santri serta memberikan pengawasan penuh terhadap para santri.

Kegiatan Pendidikan

a. Pendidikan Sekolah 

 APIK merupakan suatu  pondok pesantren yang mengelola lembaga  pendidikan sendiri yang  dikenal  dengan  nama  Madrasah  Salafiyah  Miftahul  Hidayah (MSMH)  ..

Setiap   santri  Pondok  Pesantren  APIK  harus  belajar  serta sekolah di madrasah tersebut.Madrasah Salafiyyah Miftahul Hidayah (MSMH) telah berhasil mencetak tokoh-tokoh agama dan masyarakat, serta lulusan dari madrasah ini dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi dan tidak sedikit dari alumninya telah berhasil mendapat gelar sarjana. MSMH berdiri tidak bersamaan dengan berdirinya Pondok Pesantren Salaf Apik Kauman Kaliwungu, dan ini merupakan suatu alternatif dari sebuah perjalanan yang panjang.

Pada mulanya lembaga pendidikan ini hanya memakai metode ‘’Bandongan” dan’’Pengajian Weton”. Namun pada perkembangannya masih ada yang dirasakan belum memuaskan, sedangkan masyarakat yang kian kritis dan maju menginginkan suatu metode pendidikan yang lebih efektif dan efesien. Disamping itu untuk mengantisipasi perkembangan zaman yang makin terpisah dari tuntutan syari’at agama (Fiqih) kami merasa terpanggil untuk menangani pendidikan spesialisasi Fiqih.  Dengan motifasi di atas maka berdirilah Madrasah Salafiyyah Miftahul Hidayah (MSMH),dengan sistim klasikal semenjak tahun 1940 dan diperbaharui tahun 1969 dengan tanpa harus meninggalkan sistem lama.

Sistim klasikal yang  dilaksanakan di pondok APIK melalui  Madrasah Salafiyah Miftahul Hidayah berjenjang delapan tahun dengan ketentuan ; tingkat  Persiapan (SP) ditempuh selama dua tahun. Dalam tingkaan ini  materi yang diajarkan  lebih memusatkan pada pelatihan membaca Alqur’an (qiroati) dan ditambah dengan pengamalan-pengamalan ibadah ibadah keagamaan seperti sholat, puasa, zakat dan rukun islam lainnya. Disamping itu dalam kelas ini juga diajarkan tentang dasar-dasar ilmu Nahwu dan Sorof  sebagai bekal nanti bila telah menginjak kelas yang diatasnya.

Tingkat selanjutnya adalah Tsanawiyah, tingkatan ini ditempuh selama tiga tahun, dalam kelas ini lebih menekankan pada penguasaan tata bahasa arab yang meliputi ilmu Nahwu, Shorof, Fiqih dan pendidikan Aqidah. Sedangkan untuk tingkatan paling atas adalah Aliyah yang ditempuh selama tiga tahun. Dalam tingkatan ini ilmu Fiqih mendapatkan perhatian khusus terutama tentang muamalah dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat disamping itu pula diajarkan tentang ilmu sastra bahasa arab ( Balaghoh ), ilmu logika ( Mantiq ), ilmu Aqidah, ilmu usul fiqih dan Tashawuf.                                                                               

Bagi santri baru pondok pesantren APIK diperbolehkan untuk masuk ketingkatan yang ada sesuai dengan kemampuannya dengan sarat  harus lulus ujian hafalan maupun ujian tertulis. Kegiatan pengajaran dilaksanakan pada pagi hari sampai tengah hari menjelang solat Dzuhur dan dilanjutkan setelah solat ashar.
Kegiatan Ektrakurikuler Madrasah
                       
    ~ Pengajian wajib dengan sistem Bandungan.                                              
Dikatakan wajib karena setiap santri harus mengikuti pengajian kitab tersebut dikelasnya pada sore hari. Adapun kitab yang dikaji disesuaikan dengan kelas dan tingkatnya masing-masing, dalam pengajian wajib ini lebih memfokuskan pada ilmu alat yaitu nahwu dan  ilmu Balaghoh untuk kelas yang sudah tinggi.

   ~ Lalaran.         

Kegiatan lalaran ini dilaksanakan pada sore hari setiap Selasa dan Sabtu sebagai ganti pengajian wajib di kelas masing-masing. Sedangkan yang dilalarkan adalah nadzom-nadzom yang harus dihafalakan di kelasnya yang hafalan tersebut juga merupakan salah satu sarat kenaikan kelas.
 ~ Musyawaroh Pelajaran (sistem dialog).
Kegiatan ini dilaksakan di kelas masing-masing pada malam hari. Materi yang dikaji adalah pelajaran yang sudah diajarkan dan esoknya pelajaran tersebut akan diteruskan. Kegiatan ini bertujuan memebiasakan santri untuk memutuskan sesuatu dengan bermusyawarah.

   ~ Bahtsul Masail‎
Bahtsul masail  merupakan kegiatan yang  dilaksanakan  dua kali dalam satu tahun dengan tujuan  para santri  dapat memutuskan suatu masalah waqi’ah            yang terjadi di masyarakat.
   ~ Pendidikan Sosiologi

Kegiatan ini diikuti oleh santri yang sudah kelas tiga aliyah dan sekaligus   menjadi bekalnya dalam bermaswyarakat, karena sebagian besar santri yang   sudah lulus dari MSMH langsung kembali kekomunitasnya masing-masing            meskipun tidak sedikit dari mereka yang melanjutkan pendidikannya.

  b. Pendidikan Luar Sekolah

Disamping pendidikan formal madrasah, Pondok Pesantren Apik juga menyelengga rakan pendidikan non formal seperti belajar berdakwah,  rebana, ngaji sorogan diluar   kegiatan madrasah, seni baca Alqur’an, pelatihan computer, kaligrafi arab dan lain sebagainya.                                                                                                            

Selain itu juga Pondok Pesantren Apik menyelenggarakan program pemerintah yang berupa wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun(wajardikdas) bagi santri yang dari rumahnya mengenyam pendidikan hanya sampai lulus Sekolah Dasar (SD), dan   sebelum menyelenggarakan program ini pondok Apik sudah lebih dulu membuka MTs Terbuka.dengan induk MTs Negeri Brangsong.‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar