Translate

Rabu, 11 Januari 2017

Imam Abu Bakr Ahmad Bin Ali Ar-Rozi Al-Jashsosh

‎Nama lengkap beliau adalah Abu Bakar, Ahmad bin Ali al-Razi, terkenal dengan panggilan al-Jashash (Tukang Kapur) , lahir dikota Baghdad pada ahun 305 H dan wafat masih dikota yang sama pada tahun 370 H .

Al-Jaṣaṣ merupakan nama Laqab beliau yang dinisbatkan kepada pekerjaan beliau sebagai tukang plester(campuran semen, pasir, kapur, untuk melekatkan batu bata). Dalam kamus Lisān al-‘Arab kata al-Jaṣaṣ maknanya adalah kapur atau tukang kapur. Kadang beliau juga di panggil dengan panggilan Jaṣaṣ al-Ḥanafi, al-Razi al-Jaṣaṣ , Ahmad ibn ‘Ali, Abu Bakar, dll. Sedangkan untuk panggilan Abu Bakar adalah Kunyah beliau.

Beliau adalah imam yang ternama dimasanya, luas dalam thalab ilmunya, beliau berguru kepada Abu Suhail al-Zujaj, Abu al-Hasan al-Kurkhi dan kepada yang lainnya diantara ‘ulama fiqih pada jamannya dan menghabiskan studinya di kota Baghdad. Beliau mengambil manhaj zuhud dari gurunya imam al-Kurkhi. Dari sikap zuhudnya itu sampai-sampai ada tawaran beberapa kali kepada beliau menjadi qodli atau hakim, namun beliau menolaknya. 

Beliau meriwayatkan hadis dari Abdul Baqi bin Qani’. Kemudian, atas saran gurunya, al-Karakhi, ia merantau ke Naisabur berguru kepada Hakim an-Naisaburi lalu kembali ke Baghdad pada tahun 344 H. Mulai saat itu, ia menetap dan mengajar di Irak. Suatu ketika ia ditawari menjadi Qadhi, namun ia menolak. Kegiatannya dalam pendidikan memberikan hasil nyata. Berkat bimbingannya, lahir pakar-pakar fiqh antara lain Muhammad Yahya al-Jurjani dan Abu Hasan az-Za’farani.

Al-Manshur Billah memasukkannya ke dalam golongan Mu’tazilah, sebagaimana banyak terlihat dalam penjelasan tafsirnya.

Daftar Karya

Karyanya yang paling penting adalah tafsir ‎Ahkam al-Qur’an. Selain itu, beliau juga melahirkan beberapa karya, antara lain :

1.      Syarh Mukhtashar al-Karakhi

2.      Syarh Mukhtashar at-Thahawi

3.      Syarh al-Jami’ li Muhammad ibn al-Hasan

4.      Syarh al-Asma’ al-Husna

5.      Adab al-Qadha

6.      Ushul Fiqh (dituangkan dalam muqaddimah tafsirnya).

(Keterangan ini merujuk pada kitab “Al-Tafsir wa al-Mufassirun” karya Muhammad Husain adz-Dzahaby, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, Kairo, 1961, kitab Terjemahnya tentang ”Al-Fawaid al-Bahiyyah” dalam “Tarajum al-Hanafiah”, dan kitab “Syarh al-Azhar”).

Adapun hasil dari buah karya baliau sangatlah banyak dan dianggap yang paling aadalah kitab Ahkam al-Quran. Beliau membuat karya berupa syarah Mukhtashar imam al-Kurkhi, mukhtashar imam al-Thohawi dan syarah al-Jami’ al-Kabir karya imam Muhammad bin al-Hasan al-Syaibani. Selain kitab-kitab tersebut, beliau juga membuat karya kitab ushul fiqih dan adab al-qodlo. Maka dari hasil karya-karya beliau ulama pada masanya memndang beliau sebagai khoirotul ‘ulamau al-a’lam (sebaik-baik ulama dunia-terkenal-) beliau menjadi salah satu sandaran pembelaan terhadap madzhab hanafiah. Beliau mendapat gelar al-manshuru billah (penolong Allah) pada thobaqoh mu’tazilah.
Guru-Guru al-Jaṣaṣ

Al-Jaṣaṣ memiliki guru yang masing-masing guru tersebut mempunyai disiplin ilmu tersendiri, di antaranya yaitu:

-          Abi al-Hasan al-Karahy. Dari Abi al-Hasan al-Karahy-lah beliau mendapat ilmu zuhud.
-          Aby Ali al-Farisy dan Aby Amr Ghulam Tsa’lab tentang ilmu lughat
-          Aby Sahl al- Zarjaji tentang ilmu fiqh
-          Al- Hakim al-Naysaburi tentang hadits.


Sekilas Tentang Kitab  Ahkamul Qur'an

Karangan yang paling monumentalnya ialah Tafsir Ahkam Al-Qur’an atau yang dikenal dengan tafsir al-Jaṣhaṣ. Syarh Mukhtashar al-Karahy, Syarh mukhtashar al-Thahawy, Syarh al-Jami’ al-kabirnya imam Muhammad bin al-Hasan al-Syaibani. Beberapa kitab ushul fiqh, dan kitab adab al-qada’ itu semua merupakan karangan-karangan beliau.
SEKILAS KITAB TAFSĪR AHKĀM AL-QUR’AN

Kitab Tafsīr Ahkām Al-Qur’an adalah kitab tafsir yang dikarang oleh Ahmad ibn ‘Ali al-Razy. Kitab tafsir ini merupakan kitab tafsir yang dijadikan rujukan oleh ulama’-ulama’ Hanafi tentang fikih, karena tafsir Ahkam al-Qur’an ini adalah kitab Tafsir yang isinya atau tafsirannya mengarah kepada permasalahan fikih atau bisa dibilang kitab ini adalah kitab fikih. Khususnya fikih Hanafi.

Kitab Tafsīr Ahkām Al-Qur’an merupakan kitab tafsir yang istimewa, karena penafsirannya menggunakan metode bil Ma’thūr, sedangkan biasanya orang yang bermazhab hanafi lebih condong kepada ra’yi dari pada riwayat. Al-Jaṣaṣ adalah penganut aliran ahlu as-Sunnah wal Jama’ah tetapi ada sebagian orang yang memandang beliau sebagai penganut aliran muktazilah, dengan dalil dalam tafsirannya beliau ada tafsiran yang mengarah pada aliran muktazilah. ‎Contoh:

Dalam surat al-An’am ayat 103:

لاتدركه الابصر

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata

Makna ayat ini adalah: dia tidak dilihat oleh penglihatan mata. Ini merupakan pujian dengan peniadaan penglihatan mata, seperti firman Allah yang lain “.... tidak mengantuk dan tidak tidur...” (al-Baqarah: 255). Apa yang ditiadakan Allah untuk memuji diri-Nya dengan peniadaan penglihatan dengan mata terhadap-Nya, maka menetapkan kebalikannya yaitu tidak diperkenankan dilihat, karena yang demikian itu berarti menetapkan sifat aib dan kurang (bagi-Nya).

Dari contoh di atas bahwa Allah itu tidak bisa dilihat dengan menggunakan mata, berarti penafsirannya mengarah pada aliran muktazilah. Karena menurut aliran muktazilah Allah tidak bisa dilihat dengan menggunkan mata.

Nama kitab Ahkām Al-Qur’an ternyata tidak hanya milik al-Jaṣaṣ seorang, tapi juga ada yang lain, seperti tafsir Ahkām Al-Qur’an karya Ibnu ‘Arabi dan Ahkām Al-Qur’an karya Kiyā al-Harasi. Dari ketiga pengarang kitab tafsir di atas memiliki kesamaan dan juga perbedaan. kesamaannya adalah sama-sama menafsirkan al-Qur’an yang mengarah kepada permasalahan fikih, sedangkan perbedaannya adalah mereka bertiga berbeda pada madzhab yang dianut. al-Jaṣaṣ adalah penganut madzab imam hanafi, Ibnu ‘Arabi adalah penganut imam maliki, dan Kiyā al-Harasi adalah penganut imam syafi’i.‎

Metode Penafsiran Ahkām Al-Qur’an

Metode yang digunakan al-Jaṣaṣ dalam menafsirkan al-Qur`an adalah metode tahlili. Metode tahlili adalah suatu metode tafsir yang berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat dari berbagai seginya, dengan memperhatikan runtutan ayat al-Qur’an sebagaimana yang tercantum dalam mushaf. Dari pengertian ini penulis menyimpulkan bahwa metode yang digunakan al-Jaṣaṣ adalah metode tahlili, dengan bukti bahwa dalam penafsiran lafal basmalah di tafsirkan dari berbagai segi, mulai dari segi nahwu, keutamaan basmalah, dan hukum membaca basamalah, dll.‎

Tafsir al-Jaṣaṣ selain dikatakan tafsirannya menggunakan metode tahlili bisa juga tafsirannya dikatakan menggunakan metode maudu’i, dengan bukti pengklasifikasian penafsirannya diletakkan dengan sebuah bab-bab tersendiri dan juga tidak melebar pada pembahasan yang lain, seperti bab Qaul fī Bismillahi al-Rahmān al-Rahīm, bab Ahkāmu al-Bismillah, bab Julūdu al-maitāh, dll.
Karakteristik penulisan Ahkām Al-Qur’an

Tafsir al-Jaṣaṣ ini di cetak kedalam beberapa jilid, yang penulis temukan dalam bentuk file PDF ada 5 jilid yang di terbitkan oleh Dār al-Ḥiya` Bairut, Lebanon tahun 1992. Mungkin dalam terbitan atau cetakan lain bisa hanya 3 jilid atau yang lainnya.

Al-Jaṣaṣ tidak hanya menafsirkan al-Qur`an saja tetapi juga mengkritik aliran-aliran lain yang tidak sependapat dengan beliau. Bahasa yang digunakan oleh al-Jaṣaṣ dalam mengkritik aliran-aliran lain cukup keras dan pedas. Runtutan penafsirannya al-Jaṣaṣ adalah pertama beliau menafsiri ayat dengan ayat, kedua dengan hadis atau perkataan sahabat atau tabi’in, dan yang terakhir adalah dengan ra’yi.

Dalam pembagian pembahasan, al-Jaṣaṣ membaginya kedalam bab-bab tertentu, seperti layaknya pada kitab-kitab fikih.
Karakter Kitab

Kitab tafsir Ahkām Al-Qur’an ini mempunyai beberapa karakter, diantaranya adalah:

Pembahasannya hanya mencakup permasalahan fikih.
Penafsirannya menggunakan dua metode yang digabungkan, antara bil ma’thur dan bil ra’yi.
Pemaparannya tidak pernah menggunakan nomor ayat yang hendak di tafsirkan, sehingga bagi orang yang ingin mencari penafsiran ayat-ayat tertentu agak sulit.
Penafsirannya terlalu fanatik kepada madzhab yang di ikutinya, yaitu madzhab hanafi.

Contoh-Contoh Penafsiran

1.      Al-Baqarah ayat 25

وَبَشِّرِ الَّذِين آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ
قال أصحابنا فيمن قال أي عبد بشرني بولادة فلانة فهو حر فبشروه جماعة واحدا بعد واحد أن الأول يعتق دون غيرها 

Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Sahabat kami berkata Jika ada orang yang mengatakan, budak mana yang membahagiakan saya dengan melahirkan seseorang perempuan maka akan bebas. Maka ada satu persatu yang membuat bahagia, maka yang pertamalah yang bebas, tidak yang lain

2.      Al-Baqarah ayat 190

قال الله تعالى وَقَاتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُواْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبِّ الْمُعْتَدِينَ {البقرة/190
قال أبو بكر لم تختلف الأمة أن القتال كان محظورا قبل الهجرة بقوله ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ {فصلت/34} وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ {فصلت/35}وقوله فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ {المائدة/13{ وقولهوَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ {النحل/125} وقوله فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاَغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ {الرعد/40}وقوله وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا {الفرقان/63}

Dan Perangilah  di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Abu Bakr berkata : umat tidak berselisih tentang peperangan itu dilakukan sebelum hijrah dengan firman Allah : Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali  kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.

3.      Surat Al-Baqarah ayat 158

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ اللّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ {البقرة/158}
روي عن ابن عيينة عن الزهري عن عروة قال قرأت عند عائشة رضي الله تعالى عنها إن الصفا والمروة من شعائر الله فقلت لا أبالي أن لا أفعل قالت بئسما قلت يا ابن أختي قد طاف رسول الله ص - وطاف المسلمون فكانت سنة
وروي عن عكرمة عن ابن عباس في قوله تعالى إن الصفا والمروة من شعائر الله قال كان على الصفا تماثيل وأصنام وكان المسلمون لا يطوفون عليها لأجل الأصنام والتماثيل فأنزل الله تعالى فلا جناح عليه أن يطوف بهما

Diriwayatkan dari  Ibni uyainah dari al-Zuhri dari Urwah berkata di samping Aisyah dibacakan ayat 
إن الصفا والمروة من شعائر الله 

maka saya berkata, saya tidak peduli, saya tidak melakukannya.  Aisyah berkata bagaimana kau berkatabegitu wahai sepupu lelakiku, Rasulullah melakukan thawaf, orang-orang Islampun juga, maka thawaf tersebut sunnah.
Dan diriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas di dalam
 .. إن الصفا والمروة من شعائر الله ,
Ibnu Abbas berkata di shafa terdapat patung-patung dan berhala-berhala, maka orang-orang muslim tidak thawaf ke shafa karena patung-patung dan berhala-berhala tersebut maka turunlah ayat 

إن الصفا والمروة من شعائر الله.

فروى هشام بن عروة عن أبيه وأيوب عن ابن أبي مليكة جميعا عن عائشة قالت ما أتم رسول الله ص - لامرئ حجة ولا عمرة مالم يطف بين الصفا والمروة وذكر أبو الطفيل عن ابن عباس أن السعي بينهما سنة وأن النبي ص – فعله

Diriwayatkan Hisyam bin urwah dari bapaknya dan Ayyub Putranya Abi Malikah  semuanya dari Aisyah, berkata  Rasulullah tidak menganggap sempurna orang yang haji dan tidak  umrah  selagi tidak thawaf  di antara Shafa dan Marwah, Abu Thufail menuturkan  dari ibnu Abbas berkata sa’i di antara Shafa dan Marwah itu  sunnah dan Nabi melakukannya.

وقد اختلف فقهاء الأمصار في ذلك فقال أصحابنا والثوري ومالك أنه واجب في الحج والعمرة وتركه يجزي عنه الدم وقال الشافعي لا يجزي عنه الدم إذا تركه وعليه أن يرجع فيطوف

Beberapa ulama Fiqh berbeda pendapat tentang Thawaf tersebut, Sahabat kita, al-Tsauri dan Malik menyatakan Thawaf wajib di dalam haji dan umrah dan jika meninggalkannya maka membayar dam, dan Imam Syafii berkata, tidak mencukupi dan baginya kembali mengerjakan thawaf.

Kita tahu bahwa ada beberapa bagian yntuk mengetahui metode sang penafsir dalam mentafsiri Al Quran. Yaitu: sumber tafsir, cara penjelasan, keluasan penjelasan, sasaran atau objek yang ditafsirkan, dan terakir kecenderungan sng mufasir.

Sedangkan kitab Al Jasas ini,diihat dari sumber penafsiran dan cara mufasir menafsirkan ayat, maka tafsir Ini termasuk yang bersumber ra’yi. Dikatakan ro’yi disisni karana mufasir lebih mngedepankan arro’yi ata pemikiran. Beliau selalu menggunakan kemampuannya sesuai disiplin ilmunya mengeksplor kandungan Alqur’an . Dalam tafsirnya beliau cenderung lebih banyak mengutip pendapat imam Hanafi dan lebih mengutamakan akal sehingga tafsirnya dikategorikan sebagai tafsir Hanafi Mu’tazili.

Sedangkan dari cara penjelasan tafir ini dapat dikategorikan menggunakan bayani. Bayani disini berarti mengambarkan dengan gamblang. Sedangkan diliat dari keluasan penjelasan tafsir Al Jashaas ii termasuk yang ihnabi atau rinci.

Sedangkan dilihat dari objek yang ditafsirkan, tafsir Al Jashas ini menggunakan tahlili. Yaitu penafsir lebih mencoba menganalisa setiap ayat sesuai urutan ayat. Tetapi jika dicermati ternyata tafsir ini juga menggunakan metode maudhu’I, karena dalam setiap surat yang dditafsirkan selalu ada bab tentang masalah tersendiri.

Setiap tafsir pasti mempunyai kekhassan sendiri-senriri. Begitu juga dengan Al Jasas ini. Kitab ini lebih bercorak hukum atau fikih.. Hal ini dikarenakan sang penulis dalam hal ini Abu Bakar Ahmad bin ‘Ali al-Razi.dalam memahami Alqur’an lebih menghubungkan teks ayat dengan hukum-hukum yang dalam hal ini lebih ccenderung mengikuti madzhab Hanafi. Sehingga sag penafsir dijuluki Imam Hanafi pada waktunya. Semua itu tidak lepas dari pribadi Abu Bakar Ahmad bin ‘Ali al-Razi.yang merupakan ulama yang getol mnyarakan tentang hukum-hukum fiqih sebagaimna Imam Hanafi.

Terapan

قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : { وَإِذَا طَلَّقْتُمْ النِّسَاءَ فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا تَعْضُلُوهُنَّ أَنْ يَنْكِحْنَ أَزْوَاجَهُنَّ } الْآيَةَ .

قَوْله تَعَالَى : { فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ } الْمُرَادُ حَقِيقَةُ الْبُلُوغِ بِانْقِضَاءِ الْعِدَّةِ .

وَالْعَضْلُ يَعْتَوِرُهُ مَعْنَيَانِ : أَحَدُهُمَا : الْمَنْعُ ، وَالْآخَرُ الضِّيقُ ؛ يُقَالُ : ( عَضَلَ الْفَضَاءُ بِالْجَيْشِ ) إذَا ضَاقَ بِهِمْ ، وَالْأَمْرُ الْمُعْضِلُ هُوَ الْمُمْتَنِعُ ، وَدَاءٌ عُضَالٌ : مُمْتَنِعٌ .

وَفِي التَّضْيِيقِ يُقَالُ : ( عَضَلْت عَلَيْهِمْ الْأَمْرَ ) إذَا ضَيَّقْت ، و ( عَضَلَتْ الْمَرْأَةُ بِوَلَدِهَا ) إذَا عَسَرَ وِلَادُهَا ، وَأَعْضَلَتْ ؛ وَالْمَعْنَيَانِ مُتَقَارِبَانِ ؛ لِأَنَّ الْأَمْرَ الْمُمْتَنِعَ يَضِيقُ فِعْلُهُ وَزَوَالُهُ وَالضِّيقُ مُمْتَنِعُ أَيْضًا .

وَرُوِيَ أَنَّ الشَّعْبِيَّ سُئِلَ عَنْ مَسْأَلَةٍ صَعْبَةٍ فَقَالَ : ( زَبَّاءُ ذَاتُ وَبَرٍ لَا تَنْسَابُ وَلَا تَنْقَادُ ، وَلَوْ نَزَلَتْ بِأَصْحَابِ مُحَمَّدٍ لَأَعْضَلَتْ بِهِمْ ) .

وقَوْله تَعَالَى : { فَلَا تَعْضُلُوهُنَّ } مَعْنَاهُ : لَا تَمْنَعُوهُنَّ أَوْ لَا تُضَيِّقُوا عَلَيْهِنَّ فِي التَّزْوِيجِ .

وَقَدْ دَلَّتْ هَذِهِ الْآيَةُ مِنْ وُجُوهٍ عَلَى جَوَازِ النِّكَاحِ إذَا عَقَدَتْ عَلَى نَفْسِهَا بِغَيْرِ وَلِيِّ وَلَا إذْنِ وَلِيِّهَا : أَحَدُهَا إضَافَةُ الْعَقْدِ إلَيْهَا مِنْ غَيْرِ شَرْطِ إذْنِ الْوَلِيِّ .


Dari sedikit penafsiran diatas dapat diimpulkan bahwa Abu Bakar Ahmad bin ‘Ali al-Razi lebih menggunakan madzhabnya yaitu Hanafi, dan jarang melibatkan pendapat dari lintas madzhab.

Dari beberapa pembahasan‎ tentang Abu Bakar Ahmad bin ‘Ali al-Razi dan karyanya Al Jashas dapat disimpulkan bahwa:

Abu Bakar Ahmad bin ‘Ali al-Razi merupakan ulama’, yang lebih menekankan aspek hukum. Beliau ada;lah pemuka Madzhab Hanafi yang mampu melahirkan banyak ulama’ yang mumpuni. Dan dilihat dari cara berfikirnya beliao digolongkan Mu’tazili.
Beliau dalam menafsiri Al-quran menggunakan metode tahlili maudhu’i, suatau metode gabungan antara thlili dan maudhui. Ini merupakan suatu kekhasan dari tafsir Al Jashas yang belum tentu diketemukan dalam tafsir lain. edangkan sumber yang digunakan adala ra’yi dengan menggunakana penjelasan secara bayani dn keluasan penjelasan secara ithnabi dan nazh’ahnya fiqih.‎

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

1 komentar:

  1. Kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T dan terimah kasih kepada AKI BROMO sebelumnya perkenalkan nama saya LINDA ingin menceritakan kepada semua teman2 bahwa saya yg dulunya orang yg palung susah di kampung saya, buat makan pun harus Ngutang dulu sama tetangga itupun kalau ada yg Ngasi kepada saya, semakin saya berusaha semakin susah juga dapat pekerjaan dan selama saya ingin berbuat baik kepada orang lain semakin banyak pula yg benci sama saya dan cuman di anggap orang Rendah,Miskin, dan tidak punya apa-apa. Maka dari itu saya akhirnya berteka-teki untuk pergi mencari Dukun yg bisa merubah nasib saya di suatu hari saya bertemu sama orang yg pernah dibantu oleh AKI BROMO dan dia memberikan Nomer AKI BROMO dia juga bilang kepada saya kalau AKI BROMO itu bisa membantu orang yang lagi kesusahan dalam kehidupannya sehari-hari dan saya tidak berfikir panjang lebar lagi, saya langsung saja menghubungi AKI BROMO dengan senang hati AKI BROMO mau membantu saya dengan jalan togel dan ALHAMDULILLAH saya sudah menang togel yang ke 3 kalinya. setelah berhasil ini rencana saya ama ingin membuka usaha demi untuk kebutuhan keluarga saya yang tercinta sekali lagi makasih yaa AKI atas bantuannya jasa AKI tidak akan pernah saya lupakan. bagi teman-teman yang lagi kesusahan ingin merubah nasib Anda seperti saya silahkan hubungi AKI BROMO di Nomor:☎ 085-288-958-758 dan saya sangat bersyukur kepada ALLAH S,W,T karena melalui bantuan AKI BROMO kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, saya janji AKI setiap ada tempat Berkomentar saya akan berkomentar tentang bantuan AKI BROMO kepada saya sekali lagi makasih banyak AKI atas bantuannya dan Hubungi AKI BROMO Di nomor ☎ 085 - 288 - 958 - 758 Atau Silahkan LANGSUNG KLIK DISINI ANGKA 6D 5D 4D 3D 2D BOCORAN HARI INI

    DEMI ALLAH DEMI TUHAN, LANGIT DAN BUMI INI KISAH HIDUP SAYA.



























































































































    AKI SIAP MEMBANTU MENGATASI SEMUA MASALAH ANDA Silahkan Klik Di Bawah Ini:

    *Pesugihan Tanpa Tumbal

    *Butuh Uang

    *Pinjaman Uang Ghaib

    *Dana ghaib

    *Uang Balik

    *Pelaris Usaha

    *Kontrak Macam2 Tuyul

    *Bocoran Togel Hari ini



    INI RESMI SAYA YANG TULIS. UNTUK YANG PUNYA RUM TERIMAKASIH ATAS TUMPANGANNYA.

    BalasHapus