Translate

Rabu, 25 Januari 2017

Imam Taqiyyuddin Al-Hishni Asy-Syafi'i

Di kalangan santri pondok pesantren salafiyah, nama Syekh Taqiyuddin al-Hishni asy-Syafii sudah tak asing lagi. Namanya begitu terkenal berkat salah satu karyanya yang senantiasa dipelajari para santri, yakni Kifayah al-Akhyar fi Hall Ghayah al-Ikhtishar. Kitab ini merupakan salah satu kitab pokok yang dipelajari di pesantren salaf, bahkan kitab seakan menjadi kitab wajib di pesantren.

Syaikh Taqiyuddin Abu Bakar Muhammad al-Hishni al-Husaini, atau biasa disebut Taqiyuddin Abu Bakar al-Hishni, terkenal di kalangan pesantren tradisional. Kitabnya berjudul Kifayatu al-Akhyar fi Halli Ghayati al-Ikhtisharmenjadi kitab yang wajib dipelajari di pesantren tradisional sebagai rujukan fikih Imam Syafi’i. Beliau bukan hanya ahli fikih, namun juga tersohor ahli ilmu tasawwuf. Nasabnya bersambung kepada Rasulullah SAW.

Sebutan al-Hishni adalah nisbat kepada daerah asalnya “Hishni”, sebuah wilayah di desa Hauran, Damaskus. Taqiyuddin merupakan gelar keilmuan Syaikh al-Hishni karena kepakarannya dalam fikih madzhab Syafi’i.

Nama lengkapnya adalah Imam Abu Bakar bin Muhammad bin Abdul Mu'min bin Hariz bin Mualla bin Musa bin Hariz bin Sa`id bin Dawud bin Qasim bin Ali bin Alawi bin Naasyib bin Jawhar bin Ali bin Abi al-Qasim bin Saalim bin Abdullah bin Umar bin Musa bin Yahya bin Ali al-Ashghar bin Muhammad at-Taqiy bin Hasan al-Askari bin Ali al-Askari bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kadhzim bin Ja'far ash-Shodiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal Abidin Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Tholib at-Taqiy al-Husaini al-Hishni.

Beliau yang lebih dikenali sebagai Imam at-Taqiy. Imam Taqiyuddin al-Hishni adalah seorang ulama besar dan ahli sufi bermazhab Syafi`i serta berpegang dengan i'tiqad Imam Abul Hasan 'Ali al-Asy'ari. Seorang yang zahid dan sentiasa menyeru ke arah ma'ruf dan mencegah kemungkaran tanpa takutkan sesiapa hatta para pemerintah dan penguasa.

Beliau dilahirkan dalam tahun 752H di Kota al-Hishn dalam negeri Syam kemudian berpindah ke Kota Dimasq di mana beliau meneruskan pengajiannya. ‎
Dalam pengembaraan intektualnya ia banyak belajar pelbagai disiplin ilmu agama kepada para ulama besar yang ada pada saat itu. ‎

Di antara guru-gurunya ialah:-
Syaikh Abul 'Abbas Najmuddin Ahmad bin 'Utsman bin 'Isa al-Jaabi;
Syaikh Syamsuddin Muhammad bin Sulaiman ash-Sharkhadi;
Syaikh Syarafuddin Mahmud bin Muhammad bin Ahmad al-Bakri;
Syaikh Syihaabuddin Ahmad bin Sholeh az-Zuhri;
Syaikh Badruddin Muhammad bin Ahmad bin 'Isa;
Syaikh Syarafuddin 'Isa bin 'Utsman bin 'Isa al-Ghazi;
Syaikh Shadruddin Sulaiman bin Yusuf al-Yaasufi.
Akhlak dan perilakunya yang tawadhu dan luhur menjadi tanda pengenal dia. Ia seorang sufi, berakhlak mulia, dan tidak sombong. Ia terbiasa keluar bersama muridnya, berkumpul dan bahkan bermain. Namun dengan tetap menjaga kehormatannya sebagai guru. Ketika dia masih hidup, wilayah Damaskus pernah mendapat cobaan berat. Diserang oleh tentara Tamarlenk, keturunan Jengis Khan. Tentara ini sangat tamak, sebagaimana Jengis Khan, menumpahkan darah siapa saja yang menghalangi dan berambisi menegakkan kerajaan dunia di bawah pimpinannya. Namun, ia gagal. Mujahidin menghalau dia.

Kondisi ini tidak menghalangi Syaikh Abu Bakar al-Hishni untuk belajar dan mengajar. Setelah fitnah bangsa Tar Tar berhasil dipadamkan, Syaikh al-Hishni menjadi pusat perhatian penuntut ilmu. Namanya masyhur di negeri Syam. Di saat ini, Syaikh al-Hishni membatasi berbicara kepada orang. Kecuali terbatas pada tujuan ilmu. Namun, ia terbuka untuk menasihati kepada para Qadhi – Hakim – dan para pejabat kenegaraan. Ia dikenal zuhud, menjauhi duniawi.

Sepanjang hidupnya, Syekh Taqiyuddin al-Hishni banyak menulis kitab besar dan bernilai tinggi. Dalam berbagai lapangan. Antaranya:-
Daf'u Syubahi Man Syabbaha Wa Tamarrada Wa Nasaba Dzalika Ila asy-Sayyid al-Jalil al-Imam Ahmad;
Syarah Asmaullah al-Husna;
At-Tafsir;
Syarah Shohih Muslim (3 jilid);
Syarah al-Arbain an-Nawawi;
Ta'liq Ahadits al-Ihya;
Syarah Tanbih (5 jilid);
Kifayatul Akhyar;
Syarah an-Nihayah;
Talkhish al-Muhimmaat (2 jilid);
Syarah al-Hidayah;
Adab al-Akl wa asy-Syarab;
Kitab al-Qawaa`id;
Tanbihus Saalik;
Qami`un Nufuus;
Siyarus Saalik;
Siyarush Sholihaat;
Al-Asbaabul Muhlikaat;
Ahwal al-Qubur;
al-Mawlid.
Beliau terkenal bukan sahaja kerana ketinggian ilmunya, bahkan kerana kewaliannya. Berbagai karamah telah berlaku ke atas beliau. Antaranya pernah diceritakan bahawa sewaktu para mujahidin berperang di Cyprus, maka beliau telah dilihat berjuang bersama-sama para mujahid tersebut sehingga mereka memperolehi kemenangan. Apabila para pejuang tersebut menceritakan hal tersebut kepada murid-murid beliau, maka murid-murid tersebut menyatakan bahawa beliau sentiasa bersama mereka di Dimasq dan tidak pergi ke mana-mana. Begitu juga beliau sering dijumpai berada di Makkah dan Madinah mengerjakan haji sedangkan pada masa yang sama beliau tetap berada di Dimasqh. Beberapa keramatnya telah disebut oleh Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani dalam "Jaami` Karaamaatil Awliya`" juz 1 halaman 621- 622.

Karomah
Seabrek karyanya itu, menunjukkan kedalaman dan keluasan ilmu yang dimiliki oleh Syekh Taqiyuddin al-Hishni. Namun demikian, sebagian ulama juga mendapati kekaromahan atau tingkat kewalian dari pengarang kitab Kifayah al-Akhyar ini.

Sebagaimana disebutkan oleh Syekh Yusuf bin Ismail an-Nabhani dalam kitabnya Jaami` Karaamaatil Awliya` juz 1 halaman 621- 622, Syekh Taqiyuddin merupakan seorang ulama yang memiliki kemuliaan tinggi. Ia menyebutkan, sewaktu para mujahidin berperang di Cyprus, maka banyak diantara mereka yang melihatnya ikut membantu perjuangan umat Islam di Cyrus, sehingga akhirnya mereka memperoleh kemenangan. Ketika mereka menceritakan hal itu kepada murid-muridnya di Damaskus, para muridnya menyatakan, bahwa Syekh Taqiyuddin tidak pergi kemana-mana dan senantiasa mengajarkan ilmu di Damaskus.

Dalam suatu kesempatan, Syekh Taqiyuddin juga terlihat berada di makkah dan madinah mengerjakan ibadah haji bersama umat Islam lainnya. Namun, di waktu yang sama, murid-muridnya sedang bersama Syekh Taqiyuddin belajar ilmu agama.

Beliau wafat pada tahun 829H dan dikebumikan di Dimasq. Mudah-mudahan Allah sentiasa mencucurkan rahmatNya dan kasih-sayangNya kepada beliau yang telah menghabiskan umurnya untuk mengabdi kepadaNya serta menyebar luas ilmu agama. 

Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda‎

1 komentar:

  1. Bolavita Agen Sabung Ayam S128 Bonus Setiap Deposit Agen permainan Sabung Ayam S128, membuka jasa layanan judi online yang mengunakan taruhan uang
    Ayam Laga Online merupakan permainan adu ayam / tarung ayam online yang menyediakan pertandingan adu ayam, adu ayam filipina, sabung ayam bangkok


    Boss Juga Bisa Kirim Via :
    Wechat : Bolavita
    WA : +6281377055002
    Line : cs_bolavita
    BBM PIN : BOLAVITA ( Huruf Semua )

    BalasHapus