Translate

Sabtu, 04 Maret 2017

Raja Salman Menanam Pohon Ulin Di Istana Negara

Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud menanam pohon kayu ulin di halaman tengah Kompleks Istana Kepresidenan. Raja Salman didampingi Presiden Joko Widodo dan beberapa pengawal dalam proses penanaman.

Penanaman pohon ini dilakukan setelah Raja Salman bertemu tokoh Islam di Istana Merdeka. Dari lokasi pertemuan, Raja Salman menaiki mobil buggy yang dikendarai langsung Presiden.
Raja Salman dan Presiden turun dan jalan menuju lubang tanaman. Presiden tampak membantu Raja Salman yang tengah berjalan di atas karpet merah menuju lokasi.

Presiden yang dibantu pengawalnya mengangkat pohon kayu ulin dan menaruhnya di lubang. Kemudian, Raja Salman dibantu pengawal Presiden memasukan tanah ke dalam lubang yang telah diisi pohon kayu ulin.

Presiden juga turut membantu Raja Salman memasukkan tanah ke dalam lubang. Puluhan pangeran Arab dan beberapa tamu bertepuk tangan menyaksikan penanaman tersebut.

Selepas itu, Presiden mengantarkan Raja Salman menuju mobil untuk meninggalkan Istana. Setelah itu, Presiden kembali ke pohon ulin untuk menyiramnya sembari mengungkapkan makna dari penanaman tersebut.

"Kenapa, ini kayu besi. Ini kayu paling kuat," kata Presiden di halaman belakang Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 2 Maret 2017.

Ia berharap ke depan hubungan Indonesia dan Arab Saudi bisa lebih kuat. "Sekuat kayu ini."

Pohon kayu ulin biasa memang disebut dengan kayu besi. Ini merupakan pohon berkayu khas Kalimantan.

Pohon ini biasa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang listrik, dan perkapalan. Kayu Ulin salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan.‎

Mengenal Pohon Ulin

Nama lain dari pohon ulin adalah pohon kayu besi. Dan sebenarnya, pohon ulin (eusideroxylon zwageri) adalah salah satu pohon yang terkenal dari hutan Kalimantan Timur dengan ciri kayu yang keras dan kuat, warna gelap, dan tahan terhadap air laut.

Tinggi pohon ulin mencapai 50 meter dengan diameter hingga 120 cm. Selain itu, pohon ini banyak ditemukan di dataran rendah.

Pohon ini agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin. Sementara, di bagian bawah pohon, terdapat bagian yang berlubang. Jenis kayu dari pohon ulin tidak mudah lapuk, baik di air maupun daratan. Itulah sebabnya, kayu ini banyak dipakai sebagai bahan bangunan khususnya untuk rumah yang didirikan di atas tanah berawa.

Sementara itu, proses pemuliaan alami di hutan bekas tebangan umumnya kurang berjalan dengan baik. Perkecambahan biji ulin membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan persentase keberhasilan relatif rendah. Apalagi, produksi buah tiap pohon umumnya juga sedikit. Biji ulin lebih suka ditiriskan baik tanah, tanah liat berpasir ke tanah liat, kadang-kadang batu kapur. Hal ini umumnya ditemukan di sepanjang sungai dan bukit-bukit yang berdekatan. Hal ini membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan 2500-4000 mm.‎

Ciri-ciri utama kayu ulin

Kulit pohon yang licin, berwarna kuning atau kelabu muda.
Batangnya yang lurus dengan banir yang tumbuh tidak secara melingkar.
Ulin yang sudah dipotong akan menghitam jika lama terendam air.
Tekstur kayunya kasar, sangat keras sehingga sulit digergaji, dan baunya aromatis.
Tidak memiliki banyak cabang
Ulin tumbuh dengan berbagai keistimewaan tersendiri yang belum tentu dimiliki oleh kayu-kayu lain. Kayunya yang mampu tumbuh dengan diameter yang cukup besar, namun juga cukup tinggi, serta memiliki sifat yang sangat keras dan juga tidak mudah di makan rayap. Atas dasar keistimewaan yang ada pada pohon ulin itulah maka tak heran jika kayu ulin diburu oleh banyak orang untuk dimanfaatkan dan dijadikan sebagai penunjang atau bahan pokok berbagai hal. Selain itu, harga jual yang juga cukup tinggi menjadikan ulin banyak diminati oleh banyak orang.
Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) atau biasa disebut kayu besi adalah salah satu kayu yang terkenal dan terkuat di habitatnya hutan Kalimantan. Ada berbagai nama daerah untuk Ulin, antara lain bulian, bulian rambai, onglen (Sumatera Selatan), belian, tabulin, telian, tulian dan ulin (Kalimantan). 

Ada yang menyatakan bahwa kayu ulin sangat kuat dan awet, dengan kelas kuat I dan kelas awet I, berat jenis 1,04. Kayu ulin tahan akan serangan rayap dan serangga penggerek batang, tahan akan perubahan kelembaban dan suhu serta tahan pula terhadap air laut. Karena ketahanannya tersebut maka wajar jika dikatakan kayu ulin, kayu sepanjang masa dan kayu primadona. Kayu ini sangat sukar dipaku dan digergaji tetapi mudah dibelah.

Selanjutnya Departemen Kehutanan (1992) menyatakan bahwa kayu ulin ini merupakan salah satu jenis kayu mewah/indah yang masuk dalam daftar jenis pohon untuk ditanam untuk berbagai tujuan.

Di TN Kutai terdapat pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri) yang berukuran raksasa dengan diameter 2,47 meter dan tinggi ± 20 m yang berumur ± 1.000 tahun. Dan di TN Kutai juga masih dapat dijumpai tipe vegetasi hutan ulin yang tutupan vegetasinya di dominasi oleh pohon ulin.

MANFAAT ULIN :

Ulin merupakan salah satu jenis pohon hutan Kalimantan yang memiliki banyak kegunaan. Selain manfaat kayunya, ulin juga memiliki manfaat lain yang tidak kalah penting dan bernilai ekonomis.

1. Manfaat Ekonomi

Manfaat bagi kepentingan ekonomi diantaranya menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomi seperti kayu gergajian, sirap, ukiran, bahan bangunan, tiang, dan produk kayu lainnya.

Segudang keistimewaan dari kayu ulin yang mendapat julukan sebagai kayu besi tersebut salah satunya adalah karena ia memiliki nilai ekonomi yang tergolong cukup baik, bahkan bisa dibilang tinggi.
Banyak orang yang lebih memilih kayu ulin sebagai bahan konstruksi dalam pembangunan. Sebagai contoh adalah di masyrakat Kalimantan, kayu ulin digunakan sebagai bahan konstruksi utama dalam membangun rumah mereka, yaitu rumah panggung. Konstruksi dari rumah panggung itu sendiri tidak lepas dari kondisi geografis yaitu daerah pemukiman yang berada ditepi sungai sehingga sering digenangi air. Selain itu, karena bangunan tersebut merupakan ciri khas sebagai rumah adat daerah Kalimantan.

Beberapa alasan mengapa kayu ulin sangat baik untuk dijadikan bahan konstruksi rumah adalah :
Tekstur kayu yang kuat dan keras‎
Tahan lama (tidak mudah membusuk, tahan air, maupun dimakan rayap maupun serangga lainnya). Sehingga mampu bertahan hingga ratusan tahun. Hal ini tentu saja dapat menghemat biaya.
Beberapa contoh penggunaan kayu ulin dari segi ekonomi :

Konstruksi bangunan, Contohnya seperti tiang penyangga, perlengkapan rumah (seperti: kursi, meja, lemari, dll), lantai, bahan bangunan, sirap, jembatan, dan masih banyak lagi produk lain yang dapat dihasilkan dengan berbahankan kayu ulin.
Kerajinan, seperti untuk pembuatan furniture rumah, misalnya meja, kursi, lemari, dan lain sebagainya. Selain itu, tunggak pohon ulin yang telah mati dapat dijadikan bahan kerajinan ukir yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Perhiasan, Akhir-akhir ini banyak sekali pengrajin yang keluar masuk hutan hanya untuk mencari fosil kayu ulin yang telah membatu. Karena fosil tersebut ternyata dapat menjadi berbagai macam perhiasan yang nilai jualnya tidak kalah dengan perhiasan yang terbuat dari berbagai jenis batu-batuan. Menurut salah seorang pengrajin dari Kalimantan, “Tekstur dan guratan kayu ulin lebih eksotis jika dibandingkan dengan batu permata. Kelebihan lainnya adalah bahan baku kayu ulin mudah didapat dan lebih ringan dalam proses pengerjaannya.”‎

2. Manfaat Ekologi
Ternyata tidak hanya dari aspek ekonomi saja. Dari aspek ekologi, pohon ulin pun memiliki manfaat yang terbilang sangat baik untuk kondisi ekologi sekitarnya, seperti :

Pohon ulin merupakan salah satu tempat atau habitat bersarangnya bagi kebanyakan orang utan.
Dedaunannya yang masih muda, juga dapat menjadi makanan bagi orang utan yang tinggal di sana.
Ulin mampu menghasilkan manfaat oksigen ‎dan menyerap kabondioksida yang dilakukan melalu proses yang disebut fotosintesis.
Ulin juga mampu mempertahankan manfaat air ‎tanah, menahan air dan tanah itu sendiri, sehingga mampu mencegah terjadinya erosi maupun longsor, serta masih banyak lagi manfaat lainnya.
Pohon kayu ulin ini, ternyata memang memegang peranan ekologi yang penting dan cukup vital bagi lingkungan.

3. Manfaat Sosial Budaya

Manfaat bagi kepentingan sosial budaya merupakan manfaat yang juga bersifat ekstraktif namun pemanenan dilakukan tidak dengan cara menebang. Manfaat ini diperoleh dengan mengambil bagian yang tidak mematikan dari jenis ini. Manfaat sosial budaya dari pohon ulin adalah sebagai obat tradisional dan sebagai bahan kerajinan dan ukiran tradisional dengan memanfaatkan tunggak ulin yang telah mati sehingga tidak mengancam kelestariannya.

4. Manfaat Ulin Sebagai Tanaman Obat

Tumbuhan ini berkhasiat untuk mengatasi beberapa penyakit dan gangguan kesehatan. Terkait dengan pemanfaatannya sebagai bahan obat, daun ulin mengandung beberapa senyawa fitokimia seperti flavonoid, saponin, tanin dan sterol – terpenoid serta banyak mengandung tanin. Selain pemanfaatan daun dan batangnya, biji ulin yang dihaluskan dimanfaatkan untuk obat bengkak, menghitamkan rambut atau semir rambut. Buah ulin yang akan digunakan dikeringkan, dicampur dengan minyak kelapa. Di pasar – pasar tradisional di Kalimantan kadang dijual produk minyak ulin yang berkhasiat untuk menghitamkan rambut dan mencegah tumbuhnya uban. Adanya khasiat obat pada biji ulin ini mungkin ada hubungannya dengan kandungan racun yang ada di dalamnya.

Pemanfaatan bagian dari pohon ulin, antara lain :

Daun ulin – banyak mengandung zat fitokimia, yaitu zat kimia atau nutrien yang memang pada dasarnya diturunkan dari tumbuhan, biasanya pada manfaat sayur-sayuran atau buah-buahan. Kandungan fitokimia yang dimiliki ulin antara lain, manfaat senyawa flavonoid, tanin, saponin dan sterol – terpenoid.
Biji ulin – juga memiliki khasiat untuk pengobatan. Biji yang dihaluskan dapat dimanfaatkan sebagai obat pada begkak, dapat menghitamkan rambut atau biasa disebut dengan semir rambut.
Buah ulin – dapat dimanfaatkan dengan cara dikeringkan terlebih dahulu, lalu dicampurkan dengan manfaat minyak kelapa. Produk olahan buah berupa minyak ulin ini banyak dipasarkan di pasar–pasar tradisional, khususnya di Kalimantan sebagai produk yang berkhasiat untuk menghitamkan rambut serta mencegah tumbuhnya uban.
Dari penjelasan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari pohon ulin dalam berbagai aspek kehidupan.
MORFOLOGI ULIN :

Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter sampai 200 cm. Pohon ini tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5 – 400 m di atas permukaan laut dengan medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran namun sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa. Kayu Ulin juga tahan terhadap perubahan, suhu, kelembaban dan pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan keras.

PEMULIHAN ULIN :

Berdasarkan daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) kayu ulin termasuk ke dalam kategori rentan (vulnerable). Dimasukkan Kategori Rentan karena kayu ulin sudah jarang dijumpai akibat eksploitasi besar-besaran melalui aktivitas illegal logging dan perambahan hutan.

Kayu Ulin sulit dibudidayakan, dan walaupun bisa tanaman ini akan bisa ditebang kayunya setelah berusia ratusan tahun sehingga tak ada orang yang mau mengembangkan jenis kayu tersebut. Lambatnya pertumbuhan ulin ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan diameter pohon. Pertumbuhan itu rata-rata hanya 0,058 cm per tahun. Bandingkan dengan pertumbuhan rata-rata diameter pohon meranti misalnya, lebih kurang 1 cm per tahun, bahkan 2 cm dengan perlakuan khusus.

Selain itu, perkembangbiakan ulin tak bisa dilakukan dengan cepat. Buah Ulin memiliki cangkang keras. Tak heran proses perkecambahan ulin lambat. Selain dikikir, perkecambahan bisa dipercepat dengan menggoreng. Buah digoreng bukan dengan minyak tapi pasir. Buah ulin berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 15 cm dan diameter sekitar 7 cm.

Buah Ulin 
Dari hasil pengamatan penulis di kawasan TN Kutai, Kayu Ulin dapat tumbuh dengan baik secara alami dibawah naungan atau tegakan hutan atau dengan kata lain sangat sulit tumbuh di daerah yang terbuka. Tunggul kayu ulin dari aktivitas illegal logging yang dilakukan di kawasan TN Kutai dapat tumbuh kembali secara alami apabila berada dibawah tegakan/naungan. Demikian pula apabila pohon ulin yang tumbang dan masih dibawah naungan, akan muncul/tumbuh tunas-tunas yang baru sebagai bakal pohon baru.

Beberapa upaya pemulihan Ulin melalui kegiatan rehabilitasi dan restorasi dengan penanaman pohon ulin di kawasan TN Kutai sudah dilaksanakan baik oleh pihak Balai TN Kutai sendiri maupun dari beberapa perusahaan sebagai Mitra TN Kutai, namun belum sebanding dengan tingkat kerusakan vegetasi ulin sebagai akibat dari perambahan dan illegal loging oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Ancaman Kepunahan Kayu Ulin
Dalam proses perkembangan, pohon ulin memperbanyak diri dengan buah dan biji. Kayu ulin atau kayu besi ini bisa memiliki tinggi hingga mencapai kurang lebih 50 meter dan memiliki diameter batang mencapai sekitar 120 cm. Tentu saja untuk ukuran sebuah pohon maka pemilik sebutan kayu besi tersebut tergolong cukuplah besar. Pada umumnya kayu besi ini mampu tumbuh di dataran rendah, umumnya berkisar antara 5 – 400 meter di atas permukaan laut, ia mampu tumbuh pada medan datar bahkan medan yang miring. Pohon ulin biasa tumbuh terpencar atau juga berkemungkinan mengelompok dalam suatu ekosistem di hutan, namun pohon ulin sangat jarang ditemui di daerah rawa-rawa dan sejenisnya.

Kayu ulin tergolong sangat tahan atau mampu bertahan terhadap perubahan suhu yang terjadi di lingkungannya, bahkan jika perubahan tersebut tergolong ekstrim, ulin juga tahan terhadap kelembaban lingkungan, mampu beradaptasi dengan baik terhadap air laut dan hal inilah yang membuat kayunya memiliki sifat yang sangat berat dan sangat keras. itulah sebabnya mengapa ia dijuluki sebagai kayu besi.‎

Tidak ada komentar:

Posting Komentar