Kayu selalu memiliki kegunaan yang berbeda- beda tergantung dari jenis dan karakteristiknya masing- masing. Kayu sendiri dalam ilmu kedokteran memiliki kandungan obat- obatan yang bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit.
Antara kayu satu dengan yang lainnya mempunyai manfaat yang berbeda dan beragam. Semua tergantung pada kandungan zat yang berada dalam kayu tersebut.
Diantara jenis kayu- kayuan maka dapat diklasifikasikan, dan klasifikasi yang tertinggi jika dilihat dari manfaat yang bisa diambil maka bambu adalah jenis kayu yang paling banyak manfaat gaibnya.
Yang dimaksud dengan kayu bertuah adalah kayu yang secara kodrati mengandung daya kekuatan alamiah energi Prana ( Energi Bion ) dalam potensi supranatural yang berpengaruh kepada kehidupan.
Dan bukan suatu kerayasa manusia . yang semata-mata bersumber pada Allah Yang Maha Kuasa , yang menurunkan anugrahnya melalui hasil ciptaanNya , Supaya ,manusia sebagai mahluk yang berakal dapat mengakui atas kebesaran dan pertolonganNya .
Pengetahuan tentang kayu bertuah ini sudah dikenal sejak zaman dahulu oleh nenek moyang kita . Yang dimanfaatkan sebagai salah satu sarana mencapai suatu cita-cita dalam kehidupan yang nyata.
Kayu Tesek atau Tesek memiliki energi luar biasa. Disebutkan oleh para ahli kayu,orang yang mentalnya labil, disarankan tidak menyimpan atau membawa kayu ini.
Fungsi lain dari kayu ini untuk :
- Meningkatkan karisma (daya tarik)
- Kewibawaan (mutlak)
- Keselamatan dari bahaya
- Keteguhan hati saat menghadapi masalah
- Penolak binatang buas
- Menetralkan lokasi angker akibat guna-guna, jin, setan, dll
Kayu tasak/tesek digunakan oleh Ki Ageng Mangir dan Kiai Baru Klinting dalam legenda Rawa Pening, Ambarawa, Jawa Tengah.
Tesek, Tengsek (Rhynchocarpa Monophylla Backer ?)
Ada 2 macam jenis Pohon Tesek :
1. Tesek Biasa : Warna kayu putih, tetapi terdapat cerat-cerat atau garis-garis hitam.
2. Tesek Wulung : Warna kayu coklat kehitaman dan setelah lama menjadi hitam.
Kayu tengsek biasa juga disebut kayu tesek, kayunya sangat keras dan seratnya lurus sejajar dengan batang, panjang dan rapat. Pohon jenis tengsek biasa ditemukan di daerah pegunungan berapi dan paling yang mempunyai kualitas bagus banyak ada di Gunung Merapi. Biasanya pohon ini tumbuh kerdil, hanya beberapa meter dari permukaan tanah, namun bisa mencapai ketinggian hingga 40meter, tergantung dari kelestarian alam dan tanah yang ditumbuhinya.
Batangnya bulat dan lurus, terbagi dalam dua jenis kayu tengsek yang ada di Jawa dibedakan dengan warna kulitnya. Jika warna kulitnya putih agak gelap sedikit adalah kayu tengsek jenis biasa, sedangkan jenis lainnya adalah kayu tengsek jenis gelap kelabu atau wulung. Kayu tengsek ini mempunyai warna kayu kelabu gelap dan apabila disimpan lama maka akan berubah menjadi hitam. Yang menjadi ciri khasnya adalah kayu tengsek akan tenggelam di dalam air dan sangat keras.
Menurut kepercayaan Jawa, dengan kayu tengsek sekecil batu cincin pun sama kuatannya dengan membawa kayu tengsek kayu tengsek sebesar tongkat pemukul. Kekuatan dari kayu tengsek adalah mengakibatkan pingsan sampai mati. Dari kekuatan ini maka hendaklah kayu tengsek ini hanya dipakai oleh orang yang berjiwa sabar dan harus menjauhkan diri dari perasaan marah.
Karena kekerasannya kayu tengsek jarang dibentuk dalam bentuk rumit seperti warangka keris atau warangka tombak. Biasanya hanya dalam bentuk sederhana misalkan sebagai pipa rokok, pemukul, tongkat pijit dan sejenisnya.
Tuahnya di antara spiritualis mengatakan bahwa dengan membawa kayu ini maka akan tahan lama di dalam air. Dan keasliannya adalah dengan meletakkan dalam air mengalir maka kayu tengsek akan melawan arus. Namun potongan batang kayu tengsek tidak semuanya dapat melawan arus padahal masih terdiri dari satu pohon.
Kekuatan lainnya adalah anti terhadap kekuatan gaib jahat dan anti terhadap tanah yang dianggap sangar (mengerikan). Anti terhadap hama tumbuhan dan mampu menolak hewan berbisa, tetapi tidak dapat menyembuhkan dari sengatan atau gigitan yang berbisa. Pemakainya tidak dibatasi oleh jenis kelamin yang dipunyai oleh yang membawanya. Pria maupun wanita boleh membawa kayu ini, namun harus diperhatikan. Jangan sampai mengumbar hawa nafsu dan amarah dengan membawa kayu ini.
Menurut kepustakaan, kayu ini tenggelam di air dan jika diletakan diair mengalir maka ia akan berjalan melawan arus, kayu ini bagus disimpan orang yang sabar dan tidak mudah marah karena bila digunakan untuk memukul walau hanya digunakan sebagai mata cincin, bahayanya tetap ada, orang bisa pingsan sampai mati. Kayu ini biasa dibuat cincin, pipa, tangkai tombak, gantungan kunci dll.
Tuahnya : tahan lama dalam air, diwaktu banjir mengamuk ia bisa tahan jika memakai kayu ini, juga dipercaya anti tanah sangar, anti hama tumbuhan dan anti ilmu hitam, anti upas atau entup (sengatan lebah). Wanita dan Pria boleh memakai kayu ini dan kayu ini bersifat laki-laki
Kayu ini mempunyai sifat laki- laki, jadi sangat cocok bila dibawa oleh wanita. Sedangkan jodohnya kayu ini adalah kayu setigi (setinggi, kastigi). Selain dari Gunung Merapi, kayu stigi yang terkenal berasal dari Gunung Lawu. Dipercaya pohon tengsek yang masih kecil sekecilpun, sudah dihuni oleh jin yang menjadi penunggu kayu tersebut.
Bagi orang awam, untuk menebang kayu ini tidaklah mudah. Hal ini karena pada umumnya pohon ini dijaga dan menjadi tempat tinggal atau sebagai rumah jin.
Yang dimaksud dengan kayu bertuah adalah kayu yang secara kodrati mengandung daya kekuatan alamiah energi Prana ( Energi Bion ) dalam potensi supranatural yang berpengaruh kepada kehidupan
Dan bukan suatu kerayasa manusia . yang semata-mata bersumber pada Allah Yang Maha Kuasa , yang menurunkan anugrahnya melalui hasil ciptaanNya , Supaya ,manusia sebagai mahluk yang berakal dapat mengakui atas kebesaran dan pertolonganNya .
Pengetahuan tentang kayu bertuah ini sudah dikenal sejak zaman dahulu oleh nenek moyang kita . Yang dimanfaatkan sebagai salah satu sarana mencapai suatu cita-cita dalam kehidupan yang nyata .
ASAL KEKUATAN BENDA BERTUAH
Benda bertuah khususnya ragam kayu bertuah, biasanya kuantitasnya sangat terbatas. Sesuai dengan hukum keseimbangan alam, semakin tinggi kualitas makhluk, sebaliknha kuantitasnya semakin kecil. Seperti halnya binatang buas semakin buas jenis binatang, semakin kecil pula kuantitasnya. Walau tampak kontradiktif, hal itu sebenarnya merupakan mekanisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup kayu atau binatang itu sendiri maupun kayu dan binatang lainnya. Misalnya jika jumlah harimau melebihi jumlah hewan yang menjadi pakannya, maka lama-kelamaan akan banyak harimau yang mati kelaparan dan bisa mengakibatkan kepunahan. Demikian pula misalnya pohon beringin, semakin banyak pohon beringin tumbuh di suatu tempat justru akan membuat kepunahan pepohonan lainnya karena pakan dan energinya mendominasi tumbuhan lainnya. Kepunahannya bisa diakibatkan oleh evolusi alam maupun ulah manusia. Namun lebih sering ulah manusia lah yang menyebabkan jenis-jenis tumbuhan dan binatang menjadi punah. Oleh sebab itu pemanfaatan kayu yang sulit dibudidaya atau rentan tejadi kepunahan harus patuh kepada hukum keseimbangan alam. Pada bagian akhir akan saya jelaskan mengenai hal ini.
Setiap jenis kayu memiliki karakter serat dan sel kayu yang berbeda-beda. Membuat sifat masing-masing jenis kayu juga berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi pula oleh karakter iklim dan geologi di mana jenis kayu tersebut dapat tumbuh dengan kualitas paling baik. Sehingga setiap jenis kayu memiliki kegunaan, khasiat, kelebihan, maupun terdapat kekurangan yang berbeda-beda pula. Sedikit telah saya singgung di atas soal faktor yang mempengaruhi dayaguna, sifat, karakter dan kekurangan setiap jenis kayu. Namun semua itu masih dalam dimensi fisik. Selanjutnya dalam dimensi metafisik atau sesuatu yang ada di balik benda fisik, yakni dari mana asal-muasal adanya tuah atau daya kekuatan dari berbagai jenis kayu ? Berikut faktor-faktor yang dapat saya identifikasikan, paling tidak berguna untuk memberikan penjelasan dari sudut pandang ilmiah.
Faktor Usia : Berpulang pada rumus bumi bahwa energi bersifat abadi (selama bumi masih eksis), kehilangan energi hanyalah karena adanya perpindahan materi energi ke obyek dan mungkin dimensi lainnya saja. Sebaliknya segala macam benda fisik tidak bersifat abadi, melainkan mengalami kerusakan dan kehancuran. Ada jenis benda yang cepat rusak dan ada pula yang berusia sangat lama hingga memakan waktu jutaan bahkan milyaran tahun. Benda-benda seperti kaca butuh waktu antara 100 hingga 1000 tahun lebih untuk membusuk hingga dikatakan tidak bisa membusuk. Demikian pula makhluk hidup ada yang berumur sangat pendek hingga berumur ribuan tahun, termasuk di dalamnya ragam jenis tetumbuhan. Apapun benda dan tumbuhan yang ada di planet bumi ini, bersifat menyerap dan memancarkan energi.
Penyerapan energi sebagai in-put dan pemancaran energi sebagai out-put. Antara in-put dan out-put menjadi mekanisme yang selaras dan seimbang. Terkurasnya energi hingga terasa lemah dan lemas merupakan peristiwa ketidakseimbangan antara in-put dengan out-put energi ke dalam tubuh atau tumbuhan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor di antaranya penyakit yang menimbulkan gangguan metabolisme dan gangguan asupan makanan sebagai sumber energi. Secara umum suatu benda hidup selalu surplus dalam mekanisme in-put dan out-put energi. Pada tumbuhan, kelebihan energi akan disimpan dan menyatu dengan batang terutama pada inti batang (Jawa: galih) pohon yang biasanya berwarna lebih tua dan terletak di lingkaran paling dalam batang pohon. Bagian luar kayu terlebih bagian kulit terdiri dari sel-sel muda, sementara itu bagian dalam merupakan pemadatan dari sel-sel yang lebih tua. Semakin tua umur pohon, semakin besar lingkaran galih pohon. Semakin besar pula mengakumulasi energi alam. Akumulasi energi inilah yang mempengaruhi besar-kecilnya tuah suatu pohon.
Faktor Karakter Sel. Selain faktor usia, kayu bertuah disebabkan oleh unsur yang terkandung dalam zat serta sifat-sifat sel pohon. Spesifikasi unsur zat dan sifat suatu pohon akan menentukan dari mana asal unsur energi yang diserapnya. Misalnya pohon yang banyak menyerap energi tanah, akan menjadikan pohon tersebut dapat berfungsi sebagai ground atau bermanfaat sebagai penetralisir daya listrik positif. Peristiwa ini terjadi misalnya pada pohon Nagasari. Hal yang sama terjadi pada ragam jenis bebatuan alam. Sehingga kita dapat memahami bagaimana batu akik dapat memiliki energi yang spesifik dan mempunyai khasiat yang khusus pula.
Faktor Lokasi. Pada jenis pohon yang sama, tetapi tumbuh di lokasi yang berbeda akan dapat menentukan pula perbedaan serapan energi. Hal itu menentukan besar kecilnya khasiat atau daya kekuatan kayu walaupun ia masih dalam satu jenis. Bereda lokasi alam tentu berbeda pula pusaran energinya. Lokasi alam yang lebih besar memancarkan energi memungkinkan untuk menambah besarnya energi yang terserap pohon yang tumbuh di tempat itu.
Faktor Spesifik. Faktor ini lebih sulit diidentifikasi karena untuk pembuktian juga jauh lebih sulit. Yakni karakter pohon yang banyak menyerap energi alam dan mampu mengikat energi itu dalam waktu yang tidak diketahui batas waktunya atau relatif permanen. Bahkan pohon yang sudah ditebang pun kayunya masih mampu menyerap energi alam. Karakternya hampir menyerupai batu alam hanya bedanya benda ini pernah tumbuh dan hidup dalam waktu yang panjang.
Dapat disimpulkan bahwa kayu yang memenuhi keempat faktor di atas, yakni berasal dari pohon yang banyak menyerap energi alam, yang tumbuh di lokasi alam berenergi besar dan berusia sangat tua, tetapi mampu mengikat energi relatif permanen. Akan menjadikannya kayu yang berkhasiat super istimewa atau kayu sangat bertuah, powerfull. Bagi seseorang yang kurang memahami hakekat alam, bisa saja dengan gegabah menyimpulkan kayu tersebut dihuni oleh jin atau makhluk halus. Ini pendapat yang konyil sekali. Biasanya pendapat demikian dari orang yang justru tidak ada kemampuan melihat dan mendeteksi secara metafisis sebuah kayu. Yang lebih parah pendapat gegabah tersebut diikuti oleh seseroang yang kemudian dijadikannya sebagai sarana propaganda agama untuk mendiskreditkan orang lain. Dari berbagai uraian di atas adalah berbagai ragam jenis kayu bertuah yang berasal dari tanah Nusantara ini. Di antaranya berikut ini ;
CATATAN PENTING
Kiranya perlu untuk saya sampaikan cara pemanfaat berbagai ragam kayu bertuah seperti di atas bukan dengan cara menebang pohonnya, kecuali roboh oleh peristiwa alam dan alamiah misalnya usianya sudah terlalu tua atau mengambil dahan yang patah terkena angin, hujan atau akibat force major. Hindari pemanfaatan kayu yang diambil dengan cara sengaja menebangnya.
Pemanfaatan kayu dengan cara menebang pohonnya atau sekedar memotong dahannya biasanya akan sangat mengurangi atau bahkan menghilangkan samasekali keampuhan khasiat kayu-kayu tersebut. Bahkan untuk beberapa di antaranya kayu seperti kayu Nagasari daya kekuatan dan khasiatnya akan pudar kemudian hilang dengan sendirinya. Hal itu dapat dijelaskan dengan metode keselarasan dan harmonika antara manusia dengan alam. Manusia tidak bolek merusak alam dengan alasan apapun. Apalagi terhadap kayu-kayu bertuah yang biasanya sangat terbatas jumlahnya. Demikian apa yang dapat saya share kepada sedulur dan seluruh pembaca yang budiman. Dengan harapan ada sedikit manfaat, menambah khasanah ilmu dan spiritual khususnya yang ada di Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar